Dio's Wedding

3.7K 444 95
                                    

Alunan gitar yang mulai bermain pelan menjadi penanda rangkaian sakral akan diselenggarakan. Pengantin pria dan para bestman kini berdiri di belakang panggung, dengan dada berdebar berharap acara berjalan dengan lancar. Dio mengintip sedikit keluar, melihat bangku-bangku ballroom sudah terisi penuh dengan keluarganya duduk di barisan pertama. Saga yang berdiri belakangnya menepuk pundak Dio pelan, juga menatap barisan pertama melihat ada Sasa yang sesekali memerhatikan HP nya di tangan.

"Guys, it's time."

Hasbi berbisik dan mereka pun langsung masuk ke tengah panggung dari sisi kanan.

Sesudahnya mereka berdiri di sana, Mata Dio menghadap lurus pintu utama, tempat Nina akan masuk nanti. Saga juga menatap ke arah sana, namun dengan tatapan yang kosong tak seperti adik iparnya. Sasa memerhatikan detil pria tersebut, ia mengenakan jas hitam yang juga dibeli di Amerika, dasi pita hitam di lingkaran lehernya, serta bibir yang sesekali ia gigit di tengah hembusan napasnya.

Suasana syahdu menyelimuti semua yang berada di dalam ruangan. Penyanyi wanita dengan gitar mulai menyanyikan lagu Can't Help Falling in Love milik Elvis Presley. Senada dengan dedaunan dan bunga-bunga yang mengelilingi ruangan, baju penyanyi-penyanyi yang ada pun tak jauh dari nuansa alam.


Wise man said...
Only fools rush in

Sasa tak menyangka hari ini akan datang juga. Hari yang ditunggu-tunggu keluarganya. Acara yang membuat Sasa tak berpikir panjang menikahi Saga.

Dio melirik ke kiri ke tempat Saga berdiri, yang langsung dibalas tatapan you-can-do-it oleh Saga setelahnya. Ibu di sebelah Sasa pun juga membuang napas gugup di tengah senyumnya, pernikahan dengan konsep yang tak pernah Ibu rasakan ini membawa perasaan tersendiri bagi hatinya.

 But I can't help falling in love with you... 

Sasa tak berani mengangkat kepalanya saat bagian itu dinyanyikan, ia terus saja memainkan salah satu fabrik bajunya. Untung saja tak ada yang sadar, karena pun jika Sasa menitikan air mata orang-orang akan berpikir ia menangis bahagia.

Shall I stay?
Would it be a sin...
If I can't help falling in love with you?

Saat itu tiga keponakan Nina yang masih berumur lima tahun mulai masuk melemparkan bunga-bunga, sebagai pembuka tanda Nina akan berjalan ke altar pernikahan. Lucunya si gemuk dengan jas abu-abu dan dua peri cantik dengan dress putih membuat semua orang mengangkat kepala dan menoleh ke belakang, sambil berbisik-bisik mengatakan gemas betapa lucunya mereka bertiga.

Dan ketika semua mata tertuju ke jalan di tengah ruangan, Sasa menyempatkan diri menoleh ke arah Saga sesaat. Yang kini menunduk hanya menatap ubin berbeludru merah di bawahnya. Ia tak tersenyum, ia bahkan tak mengindahkan sambutan anak-anak kecil yang ada.

Like a river flows
Surely to the sea
Darling, so it goes
Some things are meant to be

Biola mulai dimainkan di belakang pemain gitar, baik yang kecil sampai yang besar. Bersamaan dengan itu, air-air mulai membasahi jalan tengah tempat Nina akan masuk. Membasahi bebungaan yang tadi sudah ditabur keponakan kecilnya.

Undangan yang datang semakin hanyut dengan suasana romantis. Keluarga Nina memang banyak yang berbahasa bilingual, tak aneh saat proses tersebut terjadi samar-samar Sasa mendengar anak-anak berbisik pada ibu mereka 'Mom, there's water!', 'Mom, it's so beautiful'.

Lalu lampu pun diredupkan, hanya menyisakan remang-remang dari sisi-sisi dinding dengan warna kekuning-kuningan. Nina yang akan masuk didampingi oleh barisan sepupu-sepupu di belakangnya membuat suasana menghening, instrumen yang dimainkan semua terhenti ketika pintu utama dibuka.

The Proposal | A Romantic ComedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang