56. come and hug me

1.3K 159 29
                                    





Jimin menatap jengah pria tampan yang ada di depannya. Tangan mungilnya ia letakkan di pinggang, dengan malas Jimin pun mendudukkan dirinya di kursi seberang Eunwoo, posisi mereka saat ini saling berhadapan tentunya dengan Eunwoo yang tiada henti menebar senyum tampannya.

"Kenapa wajahmu kusut seperti itu, apa kau tidak senang aku datang kemari? bukankah kau sendiri yang memintaku untuk datang kemari, apa kau lupa?"

Jimin tertawa pelan, benar-benar tidak habis pikir mengapa pria sepandai Eunwoo bisa dengan mudahnya di bodohi oleh ayahnya.

"Sejak kapan aku memiliki nomor ponselmu, apa kau pikir aku tipe orang yang dengan sembarang menyimpan nomor ponsel orang lain, hah?" ucap Jimin dengan nada tinggi membuat Eunwoo yang awalnya biasa- biasa saja berubah emosi, Ia tidak suka jika pria mungil itu berbicara kasar padanya, ini sama sekali bukan Jimin yang ia kenal, Jimin yang dulu memang  terkenal karena sikap arrogantnya namun di balik sikap buruknya itu tentu saja ada alasannya, apalagi semenjak ibu Jimin meninggal saat usianya masih 10 tahun, Jimin kecil benar-benar terluka, bahkan tak jarang ia akan menghabiskan waktunya seharian di dalam kamar saat liburan sekolah. Jimin benci bila terlalu lama berada di dekat ayahnya karena ayahnya itu pasti akan memarahinya, memintanya untuk belajar bahkan hingga larut malam, tidak ada jeda baginya untuk sekedar beristirahat karena seluruh waktunya tersita hanya untuk satu kegiatan yaitu belajar, belajar dan belajar. Ayahnya memang egois karena lebih mementingkan reputasinya sebagai sosok pengusaha yang sukses di bandingkan perasaan anaknya.



Eunwoo  yang tidak terima mendengar apa yang baru saja Jimin katakan padanya pun segera berjalan mendekati Jimin hingga saat ini ia sudah berdiri di belakang kursi Jimin, Eunwoo menyentuh pundak Jimin namun tak lama setelah itu Jimin pun menepis tangannya, Eunwoo yang mendapati respon Jimin seperti itu pun marah, ia langsung memutar kursi Jimin dan menghadapkan pria mungil itu kearahnya, lalu meremas pundaknya.


"Akh...sakit, Eunwoo-ya. Cepat Lepaskan  aku atau kau akan menyesal." Eunwoo  tertawa, ia kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Jimin. " memangnya apa yang akan kau lakukan padaku , jika aku tidak mau menuruti perkataanmu, hmm?"

"aku akan memanggil pihak keamanan, dan meminta mereka untuk mengusirmu dari sini." ujar Jimin sambil menatap sinis lawan bicaranya karena saat ini Eunwoo sudah  kembali duduk di kursinya.

"Tidak perlu repot-repot melakukannya, karena aku akan pergi sekarang juga,  " 

Setelah mengatakan hal itu Eunwoo pun keluar dari ruangan Jimin, meninggalkan pria mungil itu yang kini mengamuk dan menghambur-hamburkan barang yang ada di atas meja kerjanya.






                                    🍁🍁🍁



Jungkook belum pulang, ia masih menunggu Jimin di luar ruangan, ia yakin jika kali ini pria mungil itu akan menemuinya. Apalagi beberapa menit yang lalu ia sempat melihat Eunwoo pulang, jadi tidak menutup kemungkinan jika sebentar lagi pria mungil itu akan segera pulang.


Jungkook merapatkan mantelnya guna menghalau udara dingin yang masuk ke dalam tubuhnya, malam ini udara kota seoul sangatlah dingin, Jungkook bahkan harus mati-matian menahan hawa dingin yang kini perlahan mulai menusuk-nusuk kulitnya. Semua ini ia lakukan agar bisa bertemu dengan satu orang, yaitu Jimin.

Sementara itu Jimin yang baru saja akan keluar dari ruangan kerjanya pun harus menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara dering ponselnya yang ada di dalam saku jasnya, Jimin buru-buru merogoh ponselnya awalnya Jimin sempat mengira Eunwoo yang menelfonnya namun saat ia melihat nama yang tertera di layar ponselnya Saat itu pula Jimin membulatkan matanya " Jungkook?"
Apa mungkin ia masih menungguku?"

Jimin berlari kencang, tidak menghiraukan semua tatapan aneh yang di layangkan oleh para karyawannya, yang terpenting saat ini adalah ia harus segera memastikan apakah Jungkook masih berada di luar gedung perusahaan milik ayahnya atau tidak, Jimin benar-benar khawatir apalagi di luar sana sedang turun salju. Jimin tidak ingin pria itu kedinginan karenanya, ia tidak mau Jungkook sakit.


Jungkook berusaha untuk tetap bertahan, tidak peduli jika udara dingin ini akan membuat dirinya mati kedinginan di tempat ini. Ia yakin, ia yakin setelah ini Jimin pasti akan datang untuk menemuinya, yang perlu ia lakukan sekarang hanyalah bersabar.

Jimin mematung di tempatnya, ia benar-benar tidak menyangka Jungkook akan  datang untuk menemuinya, mengapa pria itu malah menunggunya di depan taman dan bukannya depan  kantor saja. Dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya Jimin pun segera berlari ke arah Jungkook  dan memeluknya.

"dasar pria bodoh, kenapa kau melakukan semua ini, hah?" kenapa? " hiks..Hiks..

Jimin menangis di bahu Jungkook, ia meremas mantel Jungkook dengan kuat. Sebenarnya Jimin ingin sekali memukul Jungkook sekarang juga namun saat ia merasakan tubuh Jungkook  menggigil, Jimin pun segera melepaskan pelukannya dan beralih menatap wajah pucat pria itu.

"Maafkan aku Jimin-ah, kumohon jangan menangis lagi karena aku bukan pria yang pantas untuk kau tangisi."

"berhentilah berbicara seperti itu, Jungkook-ah atau aku akan menghajarmu."

Jungkook tersenyum, bibirnya makin memucat saja.

"aku senang karena kau masih mengingatku, Jimin-ah."

Setelah mengatakan hal itu Jungkook pun jatuh pingsan.










Tbc.

😭😫😫😫




 trouble couple's (kookmin/jikook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang