67. We are comeback

1.3K 138 29
                                    


Keesokan harinya Jimin pun di izinkan pulang, tentu saja hal itu membuat Jungkook sangat senang. Sudah lama sekali ia ingin bermanja-manja dengan Jimin. Melakukan semua kebiasaan yang dulu sering mereka lakukan bersama. Berpelukan, tidur di atas ranjang yang sama, memasak, mandi bersama dan bahkan bercinta. Semua hal itu benar-benar di rindukan oleh Jungkook, tidak hanya Jungkook melainkan Jimin juga.

"Jungkook?" Jungkook yang sedang sibuk merapikan tempat tidur Jimin pun berbalik, berjalan ke arah Jimin.

" iya sayang, ada apa? apa kau butuh sesuatu?" Jimin memasang wajah andalannya. Imut dan Jungkook tidak akan pernah bisa bohong jika tampilan Jimin yang seperti ini saja sudah mampu membangkitkan gairahnya untuk menerkam pria mungil kesayangannya itu sekarang juga.

"gendong, aku mau di gendong" rengek Jimin dengan manja hingga membuat Jungkook hampir lepas kendali, total melupakan jika saat ini mereka masih ada di rumah sakit.

"jangankan di gendong, di bobol sekarang juga pun aku siap, sayang!" bisik Jungkook  membuat wajah Jimin yang semula pucat berubah menjadi merah padam.

"dasar Jungkook mesum!" balas Jimin sambil memukul-mukul dada Jungkook sementara yang dipukul hanya bisa tertawa saja. Jungkook memang mesum tapi itu hanya berlaku untuk satu prang saja yaitu Jimin.

"aku mesum yah?oh... ok aku memang Pria mesum tapi mesumku ini hanya padamu sayang" wajah Jimin kian merona saat mendengar apa yang baru saja Jungkook katalan padanya. Tidak ingin berbohong, Ia memang suka mendengar Jungkook mengatakan hal-hal seperti itu, lucu.

"ulangi sekali lagi atau aku akan menghajarmu disini sekarang juga." lirih Jungkook sambil mengangkat tinggi-tinggi tubuh istri mungilnya  itu ke atas. Jimin tidak tahu jika setelah  ia berhasil melewati masa-masa ktitisnya, kemampuan Jungkook dalam hal menggoda justru emakin tumbuh pesat. Ia pikir pria itu hanya akam berubah secara fisik dan juga emosionalnya namun nyatanya hal itu tidak benar. Jungkook masih seperti yang dulu. Mirip Bayi.

"Jungkook, kubilang cepat turunkan aku!"
Jungkook menyeringai, menatap mata Jimin sambil mengedipkan sebelah matanya. Berniat memberikan kode yang dengan mudahnya akan di pahami oleh Jimin. Setelah permintaannya di sanggupi, Jungkook pun mulai beraksi. Membaringkan Jimin di atas ranjang rumah sakit dengan dirinya yang berada di bagian atas tubuh mungil itu. Mereka berdua tersenyum bahagia, saling menatap satu sama lain seolah-olah tidak ada hal yang jauh lebih penting lagi  bila di bandingkan wajah sang pasangan. Begitulah cara mereka berdua saling memuji satu sama lain, menghantarkam kasih sayang hanya melalui tatapan mata saja sudah membuat mereka mengerti akan berharganya diri mereka satu sama lain.

Tanpa ada kata, mereka berdua pun memulai ciuman mereka. Menautkan kedua belah bibir mereka seakan-akan cumbuan mereka itu akan menjadi hal yang paling berharga dalam hidup mereka. Jimin hanya mampu memejamkan kedua matanya, membiarkan Jungkook menikmati perannya sebagai seorang dominan yang sudah sepatutnya berkuasa atas dirinya.

Seiring dengan berjalannya waktu, tempo cumbuan mereka semakin tak beraturan. Jimin tak lagi diam dan kini sempurna membalik posisi mereka. Submissive yang berani  mengambil inisiatif memang idaman semua dominan. Jungkook benar-benar bangga karena  telah di izinkan memiliki pria  secantik Jimin, selain baik hati, Jimin juga seorang submissive yang terkadang akan bertindak layaknya seorang dominam di dalam hubungan mereka. Jika sudah begitu maka hal yang bisa dilakukan Jungkook hanyalah pasrah, Jimin memperlakukannya sama. Lembut  dan membuatnya amat di sayangi. Gerakan tangan lentik yang merayap di sekujur tubuhnya membuat Jungkook mabuk kepayang. Nikmat, hanyalah satu dari sekian banyaknya kata yang mampu  Jungkook ungkapkan saat ini. Jimin memang pandai dalam hal memanjakan dirinya, Jungkook suka itu.

"tidak perlu terburu-buru sayang, pelan-pelan saja. Aku sabar kok." ucap Jungkook di tengah usaha Jimin menarik habis celana panjangnya ke bawah.

"aku sudah tidak sabar Jungkook jadi Mari lakukan dengan cepat karena aku sudah lama ingin melakukannya  denganmu." Jungkook tertawa, sedikit banyaknya ia merasa kegirangan karena perubahan sikap Jiminnyang awalnya lembut berubah menjadi ganas. Jungkook suka sisi lain yang di miliki oleh Jimin ini. Banyak keuntungan yang akan ia dapatkan bila Jimin seperti ini. Seksi dan menantang dirinya.

Jimin dan Jungkook benar-benar menikmati momen kebersamaan mereka hingga tidak menyadari jika di dalam ruangan ini masih ada 5 orang lainnya. Seokjin, Jungkook, Yoongi, Taetae dan juga Kookie. Mereka bertiga baru saja datang dan kemudian menerima suguhan erotis ala Paman dan juga Bibinya, keduanya sudah hampir bugil di atas ranjang jika saja Seokjin tidak segera meneriaki mereka.

"yak... dasar mesum tidak tahu tempat. Berani-beraninya kalian melakukan hal seperti itu di depan anak-anak" Seokjin mengatur volume suaranya, tidak seperti biasa di saat ia dan Jungkook masih tinggal di rumah berdua saja. Untung ada Jungmin disini karena kalau tidak sudah di pastikan mereka semua akan di larikan ke ruang UGD karena mengalami kerusakan telinga mendadak. Teriakan Seokjin memang luar biasa.

Jungkook yang kaget buru-buru bangkit dari atas tempat tidur, menaikkan kembali celana panjangnya dan berniat berlari setelah berhasil melakukannya namun apa daya Ibunya telah lebih dulu menghentikan aksinya itu.

" Jungkook, mau pergi kemana kau. Bocah ini, bukannya memberikan contoh yang baik malah berusaha menyesatkan anak sejak dini."

Taetae, Kookie? mereka sibuk berdiskusi di belakang punggung Nenek mereka. Yoongi? bodo amat, tidak ambil pusing

"Hyung, apakah kau tahu apa yang dilakukan  oleh Paman dan juga Bibi? kenapa meleka caling menindih catu cama lain. Kookie belum pelnah melihat jenis pelmainan sepelti itu." ucap Kookie dengan polosnya. Mata bulatnya terus mengawasi dari balik punggung Seokjin. Taetae sibuk memikirkan jawaban apa yang akan ia katakan pada adik imutnya itu.

"Yoongi Hyung, apakah Taetae boleh beltanya?"

"tidak! berhenti membuat suara karena aku ingin tidur. Apakah kalian berdua mengerti?" Taetae dan Kookie kompak menganggukkan kepalanya. Asal mengangguk saja padahal semua apa yang dikatakan oleh kakak mereka sama sekali tidak dilaksanakan oleh mereka berdua.

Yoongi hanya bisa menghela nafas panjang karena setelah memberikan peringatan pada kedua adiknya, Taetae dan Kookie kembali berbincang seputar topik pembicaraan yang sama . Mengenai apa yang dilakukan oleh Bibi dan Pamannya tadi, apakah mereka perlu menanyakannya pada Seokjin saja? ide yang bagus, pikir Kookie.

"kalena Yoongi Hyung celalu malah-malah cepelti Kakek-kakek, jadi bagaimana kalau kita menanyakannya caja pada Nenek. Nenek pacti akan membelitahu kita"

"yak...jangan sembarangan, hei kalian berdua berhenti disitu atau Hyung akan marah!"



Tbc.



 trouble couple's (kookmin/jikook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang