61. 😭😭

1.4K 152 31
                                    



Sejak semalam Jimin tidak pernah lepas  memandangi sosok mungil kesayangannya yang kini  tengah terbaring lemah di ranjangnya dengan kedua kelopak matanya yang tertutup rapat. Pria kecilnya benar-benar rapuh dan Jimin tahu jika kehadirannya saat ini sangatlah di butuhkan oleh sang putra.

Jimin mengusap air matanya, tidak terhitung sudah berapa kali ia menangis sejak semalam, bisa jadi Jimin menangisi putranya itu sepanjang malam bahkan saking khawatirnya Jimin sampai lupa untuk mengistirahatkan dirinya sendiri, sebenarnya sudah berapa kali Jungkook meminta agar pria mungil itu mau di gantikan olehnya namun percuma karena Jimin sama sekali tidak mendengarkannya, kalimat yang sama terus terulang dari belah bibirnya membuat Jungkook yang melihatnya jadi tidak tega.

Jimin tersadar dari lamunannya begitu ia merasakan usapan lembut di bahunya, Jimin menolehkan wajahnya ke belakang mengamati bagaimana perubahan ekspresi wajah Jungkook yang semula biasa-biasa saja menjadi sangat khawatir.

"kumohon beristirahatlah, Jimin-ah. Kau pasti sangat lelah menjaga Jungmin semalaman, sekarang aku yang akan menggantikanmu untuk menjaganya jadi kumohon tidurlah, Ok?"

Satu gelengan di berikan oleh Jimin, matanya berkaca-kaca begitu Jungkook mengenggam tangannya, mengusapnya dengan begitu lembut.

"aku tidak ingin meninggalkannya, Jungkook-ah .  Kumohon  tetap biarkan aku disini, aku mengkhawatirkannya. Hiks." tangis pria mungil itu kembali terdengar memenuhi ruangan,  Jimin tidak bisa lagi menahan air matanya apalagi setelah mendengar ucapan Dokter mengenai kondisi terakhir putranya.

"baiklah. Kalau begitu kemarilah, biarkan aku memelukmu."
Jimin segera memposisikan dirinya duduk di antara kaki Jenjang Jungkook, membiarkan sepasang lengan kekar itu meraih tubuh mungilnya dan membawanya untuk bersandar di dada bidangnya.

"sekarang tidurlah, aku berjanji akan segera membangunkanmu jika Jungmin kita sadar, Jimin-ah" satu anggukan di berikan sebelum kedua bola mata sipit itu tertutup, Jungkook menatap bergantian antara Jimin dan Jungmin, kedua sosok yang paling berharga di dalam hidupnya. Jungkook berjanji akan melindungi keluarga kecilnya ini bahkan jika itu berarti ia harus mempertaruhkan hidupnya.

🍀🍀🍀

" apakah kau yakin alamat yang kita tuju ini sudah benar karena aku tidak ingin kita tertipu lagi, kau tahu bukan jika sebelumnya  Taehyung telah salah memberikan alamat rumah pria itu padaku. Benar-benar pengkhianat." Tuan Park mengepalkan tangannya, kali ini ia benar-benar kesal karena ulah pria berkulit tan itu.

"iya, tentu saja Tuan. Jika anda masih meragukannya maka anda bisa memastikannya sendiri. Lihat, Tuan! di luar sana banyak orang yang sedang berlalu lalang , mengapa anda tidak coba bertanya pada mereka saja?" satu alis pria tua itu terangkat, tanpa mengucapkan sepata kata pun Tuan Park segera membuka pintu mobilnya dan keluar untuk menyapa orang-orang di sekitarnya.

"selamat malam, Tuan. Permisi apakah saya bisa menanyakan sesuatu pada anda?" ucap Tuan Park sesopan mungkin bahkan saking menjaga imagenya ia sampai membungkukkan tubuhnya beberapa kali yang di mana membuat pria tua di hadapannya menjadi tidak enak, ia tahu betul siapa sosok berpakaian rapi yang kini mengajaknya berbicara, yah itu adalah Tuan Park Hae Jin, pemilik perusahaan terbesar di Korea Selatan, Park Group.

"kumohon jangan seperti itu Tuan karena saya tidak pantas mendapatkan kehormatan dari anda. Tuan bisa memberitahu saya jika anda membutuhkan sesuatu, silahkan tanyakan apa saja dan saya akan menjawabnya." pria tua itu tersenyum yang dimana membuat Tuan Park terpaksa membalasnya.

"jadi begini Tuan, sebenarnya saya sedang mencari alamat seseorang. Namanya Jeon Jungkook, apakah benar ia tinggal di sekitar sini?" dahi pria tua itu berkerut namun hanya berselang beberapa detik setelah itu ia pun memberikan jawabannya.

"ah, iya saya mengenalnya.  Bahkan sekarang kita sedang berdiri di depan pagar rumahnya, Tuan." seringai mengerikan itu kembali terpancar di wajahnya membuat pria  yang kini berhadapan dengannya itu mendadak merinding, ia tidak tahu jika sosok ramah dan murah senyum yang selama ini di kenal oleh publik ternyata bisa juga berekspresi seperti itu, benar-benar mengerikan.

"jika sudah tidak ada lagi yang ingin anda tanyakan pada saya, kalau begitu saya permisi dulu, Tuan." satu bungkukan terakhir di berikan oleh pria tua itu sebelum ia memutuskan untuk melenggang pergi meninggalkan Tuan Park yang kini tertawa keras di depan gerbang kediaman keluarga Jeon itu.

"akhirnya aku menemukanmu, Jeon. hahaha..."

Tawa menggelegar Tuan Park  itu bahkan sampai membuat orang-orang di sekitarnya berhenti. Mereka mulai bertanya-tanya satu sama lain mengenai apa alasan pengusaha terkaya di korea selatan itu bisa berada di lingkungan tempat tinggal mereka. Apa yang di carinya?

Satu tatapan tajam di berikan oleh Tuan park yang kemudian membuat orang-orang yang tadinya berkerumun di sekitarnya seketika langsung membubarkan diri.

Tuan Park beralih membuka pagar rumah Jungkook dan tanpa basa-basi langsung masuk ke dalamnya. Tuan park berjalan pelan sambil mengamati kondisi sekitar rumah Jungkook, keseluruhannya sama sekali tidak luas dan jika di bandingkan dengan kediaman mewah miliknya rumah pemuda miskin ini sama sekali tidak ada apa-apanya.

Saat sedang asyik berdiri di depan rumah Jungkook tiba-tiba saja pintu rumah  itu terbuka dan menampakkan sosok pemiliknya yang tidak lain dan tidak bukan merupakan Jungkook sendiri.

"ada perlu apa anda kemari?"

"ternyata benar, rumah ini adalah rumahmu." ucapannya itu di akhiri dengan satu sudut bibirnya yang tertarik ke atas, memandang remeh ke arah Jungkook.




Tbc






 trouble couple's (kookmin/jikook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang