57. You Here For Me?

1.3K 152 30
                                    




"Jungkook-ah, bangun!"
Jimin mengguncang-guncang tubuh Jungkook namun percuma karena pria itu tidak meresponnya sama sekali. Jimin yang panik kemudian mengambil ponselnya lalu menelfon sahabatnya, Taehyung.

Sementara itu Taehyung yang  masih berada di dalam ruangan Tuan Park pun memilih keluar dari ruangan untuk menjawab panggilan Jimin, Taehyung hanya tidak ingin Tuan park mendengar isi percakapan mereka.

" Hallo, Jimin-ah. Ada apa?"
Taehyung bisa mendengar ada keanehan dari suara sahabatnya itu jadi ia buru-buru menanyakannya.

"kenapa suaramu seperti itu, apa kau habis menangis Jimin-ah , hmm?" tanya Taehyung pada Jimin.

"Jungkook pingsan, Taehyung-ah. Dia kedinginan. Hiks..Hiks.. kumohon bantu aku, aku tidak mau terjadi apa-apa padanya." ucap Jimin dengan suara yang gemetaran karena menahan tangisannya.

Taehyung kaget, sebenarnya ia ingin sekali bertanya lebih lanjut kepada Jimin namun sepertinya niatnya itu harus ia kubur dalam-dalam begitu mendengar suara bariton yang muncul dari arah belakangnya, memanggil namanya dengan suara yang cukup lantang.

"Apakah benar, itu Jimin?" Taehyung baru saja akan menggelengkan kepalanya dan beralih menonaktifkan ponselnya namun dengan secepat kilat Tuan park berhasil merebut ponselnya yang dimana panggilannya dengan Jimin belum sempat ia matikan, Taehyung bahkan masih bisa mendengar suara isakan Jimin dari dalam sana yang memanggil nama Jungkook.

Tuan Park segera mendekatkan ponsel itu ke telinganya, namun setelah mendengar apa yang anaknya itu katakan dari dalam sana kian bertambah emosilah Tuan Park.
"Taehyung-ah, kumohon cepatlah datang ke taman. Hiks..Hiks..."

Jimin benar-benar tidak tahu jika ayahnyalah yang sedang ia ajak berbicara saat ini, bahkan saking khawatirnya melihat kondisi Jungkook , Jimin pun berinisiatif sendiri   memapah tubuh Jungkook , berusaha membawanya ke tempat mobilnya di parkir saat ini. Jimin tidak ingin mengambil resiko dengan menunggu Taehyung  lebih lama lagi karena jika begitu maka Jungkooklah yang akan menderita.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Tuan Park langsung berlari meninggalkan Taehyung, ia bahkan sampai lupa mengembalikan ponsel milik Taehyung. Bagi Tuan Park yang terpenting sekarang adalah ia harus menemukan putranya terlebih dahulu, ini semua kesalahannya seharusnya ia tidak mempercayakan putranya pada Eunwoo, ia pikir tadinya pria itu akan berhasil membujuk putranya dan membuat Jimin meninggalkan kantor sebelum pria yang bernama Jungkook itu datang, tapi kenyatannya apa? pria itu malah datang padanya dan merengek seperti anak kecil, mengatakan bahwa ia gagal membujuk Jimin untuk menerima ajakannya untuk makan malam bersama.
Benar-benar payah, rutuk Tuan Park di dalam hatinya.

                                          ❄❄

"Jungkook-ah, kumohon bertahanlah."
Jimin meraih selimut yang memang sengaja ia letakkan di bagian belakang jok kursinya, hanya berjaga-jaga jika sewaktu-waktu ia tidak bisa pulang kerumah karena aktivitas di kantornya yang padat maka ia bisa tidur di dalam mobilnya sendiri.

Mata Jungkook yang semula tertutup rapat tiba-tiba saja terbuka membuat Jiminyang melihatnya langsung kaget , apalagi saat pria itu berusaha untuk bangkit dari posisi tidurnya, Jimin buru-buru membantunya.

"Aku pikir, semuanya hanyalah mimpi. Tapi setelah aku membuka mataku ternyata kau benar-benar ada, Jimin-ah, kau benar-benar di sini, untukku?" Jungkook sebisa mungkin menahan air matanya, apalagi saat ia melihat Jimin menganggukkan kepalanya. " iya, kau benar, Jungkook-ah. Maafkan aku karena sudah membuatmu menunggu lama, maafkan aku hiks..hiks."


"Jangan menangis lagi, Jimin-ah. Kumohon! aku tidak ingin melihatmu menangis lagi karena aku." Jungkook meraih tubuh mungil itu lalu memeluknya dengan erat, ia benar-benar tidak menyangka jika hari ini ia bisa kembali lagi bertemu dengan pria mungil kesayangannya itu. Jungkook melepas pelukannya dan beralih menghapus air mata Jimin, Jungkook benar-benar lemah saat melihat pria mungilnya itu menangis karenanya, yang paling ia inginkan adalah melihat pria manisnya itu tersenyum padanya, tertawa karena ulahnya.  Hal-hal kecil seperti itulah yang Jungkook rindukan.


"ya sudah, sekarang berhentilah menangis. Aku berjanji akan memaafkanmu jika kau tersenyum padaku, jadi sekarang tersenyumlah untukku, kau mau kan?"
Ujar Jungkook masih dengan nada yang lemah.

Jimin langsung menyanggupi permintaan Jungkook, satu senyuman manis ia berikan untuk Jungkook hingga pria itu terpaku di posisinya, enggan untuk bergerak barang sedikit saja. Benar-benar tidak ingin melewatkan momen emas ini.

"Aku mencintaimu, Jimin-ah."
Setelah mengucapkan hal itu Jungkook langsung menarik dagu Jimin, mengarahkannya untuk mendekat kearahnya.

Yang kemudian di sambut oleh Jimin dengan kata yang sama.

"aku juga mencintaimu, Jungkook-ah."
Ucap Jimin dengan senyuman manis.

Malam yang indah di akhiri dengan ciuman manis yang terjadi di antara keduanya.

Mereka terlarut dalam ciuman mereka hingga tidak menyadari sudah ada sepasang mata yang menatap tajam ke arah mereka.

"dasar, pria sialan!"








Tbc.

 trouble couple's (kookmin/jikook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang