Ke 12 Jaket Nyasar

4 0 0
                                    

Tiba-tiba tubuhku menghangat seperti terselimuti sebuah kain tebal macam bedcover. Yang jelas ini aku masih tidur dan aku tak tau apa yang terjadi di luar.

Aku masih asyik melangangbuana trip traveling bersama Kak Eksan di dalam mimpi ini.

Wiuwiuwiuwiu

Bunyi sirine makin memekik di telingaku, membuat aku harus mengakhiri mimpi dan membelalakkan mata serta mengumpulkan kembali nyawa-nyawa.

"Hah apaan ini ada apa?" aku yang tadinya belum sadar lekas menyadarkan diri dan membangunkan teman-teman yang lain.

Aku segera merapihkan hijab dan memasukkan helai-helai rambut yang keluar sambil berlari menuju sumber suara.

Srek srek srek

Wait

Kok bunyi?

Aku melanjutkan berlari dan menepis jauh-jauh pikiran itu. Hingga sampai di sumber suara yang ternyata hanya Kak Seli yang menbunyikan sirine toa agar peserta bangun dan berkumpul.

Lagi-lagi aku menjadi penjuru berbaris.Langkahku lebih cepat dan disusul Lusi serta teman-teman yang lainnya.

"Sekarang agendanya pengambilan TKU, setelah di bubarkan kalian silahkan ambil undian di Kak Prinka dan mencari clue yang ada di dalamnya, apa kalian mengerti" tanya kak Seli memastikan

"Siap!mengerti" jawab kami serentak.

Kenapa harus Kak Prinka sih.

Aku sedikit pernah bermasalah dengan Kak Prinka, pasalnya dia pernah menanyaiku tentang Kak Eksan dan mengcamku agar menjauhinya sebab dia suka kepadanya. Hmmmm ya sulit sih soalnya dia SENIOR.

Aku harus profesional menghadapi masalah ini. Huhuuuu sabar yaaa Gii.

Aku menghampiri Kak Prinka dan meminta undian yang ada di genggamannya. Kak Prinka tanpa basa basi langsung memberiku segulung kertas kecil berisikan clue.

"Makasi kak"

"Eh bentar, jaket lu ?!" sambil menunjukkan telunjuknya ke arah badanku

"Hah, jaket? " aku terkejut dan meraba badanku serta mengawasinya.

Kok bisa gue pake jaket

"Itu jaket Eksan? " tanya Kak Prinka dengan ketus

"Emmm aaa aanu kak jaketku"

Duar

Aku berbohong kepada Kak Prinka. Aku takut Kak Prinka marah denganku, sungguh jikalau ia marah tamatlah riwayatku kelak.

"Oh benarkah? " Sekali lagi Kak Prinka menegaskannya.

Aku hanya mengangguk dan berlalu.

Emmm

Maafin aku Kak Prinka

Aku berjalan menjauhi Kak Prinka dan mendekat ke salah satu sudut lapangan yang terdapat lilin disana.

BALIKIN JAKET GUE

Jeder

Kepalaku meledak macam di tembakan mesiu di otakku barusan. Huft. Segera mungkin aku lepaskan jaket yang tiba-tiba aku kenakan tanpa mengerti kapan mengenakannya.

Jaket sialan

Aku bating jaket itu dan memungutnya lagi dengan setriliun kekesalan hati.

Atau jangan-jangan ini miliiik....

Kak E

"Ugi!" Seperti suara Avi memanggilku dar jauh. Spontan aku langsung menengoknya dan berbalik arah.

TendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang