Aku berjalan sambil mengamati Kakak-kakak yang begitu menyeramkan wajahnya. Ini lebih horor daripada film Danur I, II bahkan III. Ya, setidaknya aku tau film danur itu hanya film yang diseting sedemikian rupa dan syutingnyapun banyak crew. Sedangkan ini.... Horor bin malam jumat.
Udara begitu dingin, aku yang tak mengenakan jaket, berusaha menghangatkan tubuhku ala kadarnya.
Tak jauh dari posisiku sekarang berdirilah Kak Tasya dan Kak Alvin yang keduanya sama-sama tak mengenakan jaket. Aku tak pikir panjang, dan yakin kalau ini pasti Clue milik salah satu dari mereka.
"Permisi Kak. " sedikit tertunduk, menghormati kakak-kakak ini
Tanpa ada suara yang lain dan menjawab aku langsung memanfaatkan waktu untuk bertanya.
"Apakah kak Tasya kehilangan jaket? " keduanya menggeleng sama sekali.
Aku menggaruk kepala bingung di buat dengan clue ini.
"Saya beri clue tambahan, dengarkan saya tak akan mengulang. Di kembalikan satu maka semua akan ketemu" ucap kak Alvin tak begitu tegas.
Aku hanya mengangguk berterimakasih dan berlalu.
Emmm
Apa clue semuanya sama
Baik aku harus mencari yang lain dulu
Memastikan kalau cluenya semua sama.
Bruk
"Aww, galih hati-hati dong" kataku sewot melihat Galih yang menabrakku.
"Sory gi gue gak liat, lu gapapa?" sambil memegang dua lengan atasku
"Gapapa, eh clue punya lu apa lih? " lantas Galih menyodorkan secarik kertas cluenya.
Buset
Cluenya sama
"kenapa gi? Sama ya? " aku hanya mengangguk.
Tak berapa lama Adnan dan Riki menghampiri kami. Langsung saja aku tanyakan apakah cluenya sama atau berbeda.Mereka menunjukkan secarik kertas cluenya dan..
"Sama lagi!" kataku sedikit berteriak.
"Berarti kemungkinan semua cluenya sama, berarti.... " otakku mulai berpikir dan memanas, kakiku spontan berjalan beberapa langkah dan jariku terkedik di dagu.
"Oh begitu! " aku berbalik menemui Galih, Adnan dan Riki yang menatapku dengan kebingungan setengah melongo.
"Apaa gi?" sahut mereka bertiga serempak bersamaan dengan ekspresi terhaho sedunia.
"Lu cari temen-temen aja secepatnya sekarang, gue tunggu di sini, "
"Tapi buat apa gi" tanya Adnan auto merepotkan
Hemmmm
Hembusan nafasku terdengar hingga terasa hangat di sekitar kami. Aku mulai menjelaskan bahwa kemungkinan besar cluenya adalah sama dan hanya ada satu masalah untuk dipecahkan agar semuanya tuntas."...paham? " mereka hanya mengangguk dan segera berpencar mencari teman-teman.
Ada yang aku lupakan
Jaket
Jaket
Mampus
Plak
Terdengar suara pukulan ringan dijidat
"Bego emang gue, berati sasaran utamanya Avi sekarang, duh dimana dia" gumunku.
Sudah hampir 35an menit kami semua berkeliling-keliling dan hanya mendapat jawaban ketus ala Kakak Laksana bijak. Aku hanya berharap semoga segera menemukan keterangan-keterangan berikut:
1.Clue seluruh peserta ternyata sama
2.Hanya ada satu clue yang berbeda dan itu di tangan Avi
3.Setelah tahu semuanya kita dapat pecahkan clue-cluenya dan mudah mendapatkan nomor TKU untuk pengambilanHemmm semudah itu jika di list. Tapi kenyataannya sulit.
10 menit berlalu Galih, Adnan dan Riki berpencar mencari teman-teman alhasil baru sekitar 60 orang yang berkumpul dari total 109 orang dan benar cluenya sama.
"Ini sudah otomatis guys kalo cluenya itu sama tinggal cari Avi aja, kuncinya ada di Avi" jelasku kepada teman-teman.
Sehingga dari sana mulai bergeming suara-suara, Avi manasi, Avi kok ilang, Avi lama banget, nyenyenye dan seterusnya.
Woy
Lu semua punya mata punya kaki
Dan Avi cuma satu
Cari kek daripada nyinyir
Hemmmm
"Asstaghfirullah " lapangan giat tak seluas stadion bung karno mengapa sangat sulit.
Fajar sudah mulai menyingsing, guratan-guratan mega sudah mulai terlihat langit sudah mulai terlihat sedikit cahaya meski belum tampak begitu terang.
"Ugi! " menoleh ke arah suara dengan cepat
"Avi, " refleks berlari dan memeluknya.
"Gue cariin lu, lu kemana si? " memastikan dia baik-baik saja.
"Yang ada gu-gue yang-yang nyariin e-lu" dia mengisak entah kenapa.
"Terus lu kenapa nangis, idih, lebay,! " seketika ilfeellku terkumpul kepada gadis ini.
"Gue di tegur Kak Eksan gara-gara ngembaliin jaketnya yang dari elu, dia bilang kita nggak ada akhlak hu hu" sambil tetap berlinang air matanya.
Bedebah memang dia
Hari baru sudah akan di mulai tapi Kak Eksan tetap saja menyebalkan. Tuhan, tolong keluarkan jin atau semacamnya yang menggerogoti dirinya sehingga jadi begini. Parah!
Aku menyerobot jaket Kak Eksan kutu kupret ini dan menanyakan dimana tuannya.
"Lu jalan aja ke arah kapling kita, disana ada pohon beringin yang agak rimbun, sebelahnya ada pohon pinus gak jauh, kak Eksan ada disana memegang lilin" jelas Avi kepadaku.
"Oke, huh" rasanya jiwa ini menggebu-gebu terhadap kebiadaban kakak yang satu itu. Dia benar-benar membuat kami semua sulit bernafas. Tunggu saja, permainan apalagi yang dia akan lakukan.
Fajar mulai terlihat, suara kokok ayam sudah mulai terdengar, aku bergegas lari menuju keberadaan mbah-Eksan (Kak Eksan) agar tak terintimidasi kembali.
Huh huh huh
Aku sampai di pohon beringin yang Avi maksud, menengok ke samping kanan dan kirinya tapi mana pohon pinus yang dia maksud.
Aku menjajaki jalan yang terlihat rimbun di sela-sela cahaya yang belum seutuhnya menerangi. Terlihat ada cahaya lilin menyala di balik riung-riung juluran akar beringin yang tergantung.
Itu pasti dia
Bersambung
*Kak Eksan Biadab sebenarnya tidak ada unsur perpeloncoan dalam kepramukaan ya, ini hanya bahasa author untuk menyampaikan kekesalan kepada kakak-kakak yang bergelut ide dengan sempurna. Sebenarnya maksud dari mempersulit clue itu hanyalah agar para calon laksana tidak mudah menyia-nyiakan apa yang sudah dia dapatkan. Sehingga, cara-cara unik seperti itu biasa dilakukan di setiap pangkalan dengan tema dan ciri khas masing-masing tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenda
Teen FictionTenda? Dia rumit tapi bisa melindungi. Sama sepertimu yang tak pernah bisa ku mengerti. Happy reading! 💖