Ke 47 Kesibukan Pradana Baru

8 0 0
                                    

Hari ini hari senin, rasanya memang begitu cepatnya hari berlangsung.

"Mama, bapak, bang Nano, Ugi berangkat yaa,Assalamu'alaikum" teriakku setelah selesai prosesi sungkeman dengan keluarga tercinta.

Keluar dari ruang tamu dengan isi ransel yang tak ada bedanya dengan ransel mau mendaki. Aku melenggang ke sepeda motor kesayangan dan lekas menungganginya untuk menuju ke sekolah.

Hari ini memang aku tidak begitu baik-baik saja, selain sedang pms, aku masih tak mau bertemu dengan Kak Eksan. Aku berharap banyak tidak bertemu dengan dia hari ini.

Sampai di sekolah keadaan masih sepi.Itu bukan hal yang tak biasa bagiku, aku memang sering berangkat sekolah sepagi mungkin.

"Pagi Ugi" sapa seseorang yang masib di atas sepeda motor yang menyala ketika aku hendak meninggalkan sepeda motorku di parkiran.

"Pagi Rom" jawabku singkat

Aku berdiri dengan setelan seragam putih abu-abu, jilbab putih dan name tag di sisi kanan, dasi, rok span dan sepatu fantovel dan kaos kaki putih, menunggu Romi turun dari sepeda motornya.

"Ayo gi"

Aku menjajari langkah Romi menuju ke kelas kami yang satu kompleks.

"Romi, Ugi, kemari sebentar" belum jauh dari parkiran siswa, pembina kami memanggil dan melambaikan tangan ke arah kami.

Kamipun mengikuti arah instruksi itu, membelokkan arah menuju beliau disana.

"Pagi pak" sapa kami kepada beliau

"Pagi Romi, Lugi, kebetulan bapak ketemu kalian sekarang, ada tugas baru untuk kalian pradana baru, mari ikut bapak"

Kamipun mengikuti langkah beliau menuju ke ruang guru sembari berbincang ringan.

Sesampainya di meja beliau, kami di sodorkan beberapa pamflet kegiatan pramuka mulai dari tingkat cabang hingga nasional.

"Kita harus gercep bukan" cetus Pak Samsul terhadap kami

"Iya pak benar, lalu bagaimana dengan persetujuan kepsek?" tanyaku mengawali masalah pada pagi ini

"Nah, kita harus mengajukannya kepada kepsek, kalian juga akan bapak seret untuk mengajukan, sekitar nanti habis upacara ya bapak tunggu" ujar pak Samsul

"Siap pak, lalu ada tugas apa lagi? " tanya Romi menambahi

"Sebentar lagi penerimaan siswa baru, berhubung kalian telat di lantik, maka kalian harus mempercepat pengisian SKU Bantara sekaligus pelantikannya" sembari menunjuk tanggal-tanggal yang berkenaan.

"Nanti bapak kasih draf aja tugas yang harus kalian selesaikan" tambah Pak Samsul memperjelas.

Setelah beberapa penjelasan Pak Samsul selesai kami keluar ruangan sembari berbincang menindaklanjuti instruksi pak Samsul.

Hingga tak terasa ternyata upacara hampir di mulai, aku dan Romipun memilih meletakkan tas di sanggar pramuka yang dekat dengan lapangan upacara, daripada harus ke kelas dulu.

Aku dan Romi memang berpisah kelas, makanya aku dan romi berbeda barisan upacara.

"Eh, bu pradana baru" sapa Vera yang mendapatiku baru memasuki barisan

"Hus apaansi Ver" sahutku tak mau di sebut sebut bu pradana lagi.

"Eh tau ga? "

"Gatau Ver"

"Elah lu mah, gue mau cerita"

"Ehehe ntar ya di kelas aja kitakan lagi upacara"

Vera mempertemukan jari telunjuknya dan jempol membuat huruf o, menisyaratkan ia mengiyakan apa perkataanku barusan.

...

"Ugi" panggilan Romi di tengah hiruk pikuk lalu lalang siswa membubarkan barisan.

Aku masih berdiri di tempatku tadi, menunggu sedikit ada celah untuk bergerak.

Setelah bisa menemui Romi, kami berjalan menuju ruang guru dan ternyata ada brifing tambahan untuk para guru dari kepala sekolah.

"Terus gimana gi? "

"Ya sudah Rom, kita ke kelas dulu, ntar kalo udah pastikan pak Sam nyari kita" ujarku kepada Romi

Setelahnya kami mengambil ransel kami lalu berlalu menuju ke kelas masing-masing.

Aku berjalan seorang diri menelusuri koridor kelas XII untuk menuju ke arah kelasku. Untungnya kelas XII juga terpisah antara IPA dan IPS jadi, koridor itu masih terasa aman dan nyaman untuk aku jelajahi.

"Ugi, tunggu bentar" terdengar dari arah belakangku

Aku menoleh, ternyata kak Tasyalah yang mrmanggilku.

"Eh kak Tasya, kenapa kak? " tanyaku menambahkan

"Begini gi, gue sama segenap purna minta maaf ya, tapi gue minta sertijab bisa di percepat ngga? Soalnya seangkatan guekan udah mau step step menuju UNBK" pinta kak Tasya menambah tugas baru.

"Emm oke kak Tasya, biar nanti gue bicarakan sama Romu dan yang lain ya"

Setelah diiyakan oleh kak Tasya, aku kembali melanjutkan perjalanan menuju kelas.

Baru saja masuk sekolah belum genap sehari, tugas kepradanaanku semakin menjajah pikiranku dan tentunya menjadikanku melupakan hal-hal yang tidak begitu penting. Seperti kak Eksan.

Bersambung

TendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang