Ke 28 Selamat!

4 0 0
                                    

"Upacara telah selesai, pasukan diistirahatkan"

Setelah aba-aba dari MC kemudian di lanjutkan bersalam-salama antara kakak purna dengan para pembina.Terlihat suasana haru menyelimuti.

Setelah selesai kakak purna, kamipun menyusul dengan formasi mengular, bersalam-salaman dengan pembina dan dilanjutkan dengan para purna.

"Selamat Lugisya Firmanto, amanah ya! " ucapan dari pembina terdekat kami Kak Roni dengan nada ala guru sejarahnya itu.

Aku bergeser terus bergeser bersalaman dan mendapatkan banyak dukungan dan do'a.

"Selamat kak Romi Aziz, jaga baik-baik ambalan, jadikan tempat yang nyaman untuk kami" kak Alvinpun merangkul Romi dengan ekspresi yang tidak bisa di jelaskan.

"Ugi.. Lu yang paling sering bawel tanya ini itu tetek bengek tentang ketentuan ambalan dan apapun yang ada di otak lu tentang ambalan, gue barharap banyak sama lu, jaga ambalan ini baik-baik" dia menepuk pundakku dengan kedua tangannya.

"Rom, titip semuanya ya" ucap Kak Bagus exwakil pradana itu. Begitupun kepadaku yang ada di belakang Romi.

Romi bergeser di depan emm Kak Eksan. Tak ada kata yabg terdengar darinya satupun. Mereka langsung berpelukan dengan durasu yang agak lama.

Aku yang masih sibuk mengelap air mata dan oo ingusku yang terus mengalir haha. Romi menyudahi pelukannya dan terdengar "good luck rom, semangat terus"

Romi bergeser dan kini tiba saatnya aku di depan kak Eksan. Aku di depan Kak Eksan.

Satu menit

Dua menit

Tiga menit

Tak ada suara

Empat menit

"Gue minta maaf gi, gue udah banyak jahat sama lu, lu yang amanah ya, gue titip ambalan ini ke elu dan Romi, kalo ada salah-salah lu gue gibeng tanpa ampun haha" sambil menjabat tanganku

"Sok ngelawak lu kak, padahal gue lagi sedih begini"

"Bawel lu" sambil menarik boniku yang masih terpakai hingga turun ke mata.

Sialan

Lu emang gaada abisnya ngerjain gue

"Dah sono" tangannyapun mendorongku untuk segera beranjak dari hadapannya.

Inginku berkata kasaaar

"Selamat Ugi" yaa begitulah seterunya yang terdengar saat bersalaman dengan para purna itu.

Hingga akhirnya aku berada di depan Kak Tasya. Dia langsung memelukku tanpa kata-kata. Jujur, sekarang aku tak mau menyandang pangkat ini. Tak ada yang lebih baik dari kepemimpinan Kak Tasya.

"Maaf kak " hanya itu yang bisa aku ucapkan di hadapannya.

Kak Tasya melepaskan pelukkannya dariku, ini sudah kesekian kalinya.Hemm sedih jadinya...

...

Tugas packing peralatan umum sudah berpindah ke tangan Laksana baru, ya Laksana baru, aku, Romi dan teman-teman semuanya.

"Rom, segera bagi tugas packing ya, biar cepet pulang"

"Siap bu prad"

Hah

Bu prad

Emang gue ibu lu rom?

Aku mengedikkan kedua pundakku. Romi terlihat langsung membagi tugas dia memang tak salah di jadikan pemimpin.

TendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang