Pagi ini tidak seperti biasanya, betul-betul tidak ada yang membangunkanku. Baik mama, bapak, maupun bang Nano alarm hidupku, sama sekali tidak.
Aku bangun pukul 5 lebih, membuatku terburu-buru menunaikan kewajiban dini hari.
Nampak mama, bapak, dan bang Nano sudah sedang bercengkrama di meja makan.
"Ma, pak, bang Nano, kok aku nggak di bangunin? " tanyaku sinis kepada mereka semua.
"Bangmu gi, yang bilang, jangan dulu di bangunkan" sahut mama sambil menyendokkan sepiring nasi goreng untukku.
"Eh ma, kok udah siap aja sarapannya, biasanya juga sarapannya jam enaman? " tanyaku merecoki mama yang masih menyiapkan nasi goreng untukku.
"Kamu lupa? " tanya mama kepadaku.
Ini tanggal berapa sih
Oh
Iya aku ingat
"Hehe maap ma, Ugi lupa kalo udah jatuh tempi study tour sekolah mama, tapi masa bapak ikut mama? " tanyaku pada mama setelah melihat bapak rapi juga.
"Mamamu minta ditemanai bapak nak, sekalian liburan biar bapak nggak cepet tua haha" sahut bapak menjawab pertanyaanku.
Berarti semua orang di rumah ini hari ini akan holiday. Termasuk aku dan bang Nano yang akan pergi camp di bukit Samoan desa sebelah.
Setelah acara saraoan pagi selesai, mama dan bapak berangkat ke sekolah tempat mama mengajar, sekolahnya agak jauh si, makanya mama berangkat cepat-cepat.
Kini tinggal aku dan bang Nano yang ada di rumah, membereskan rumah bersama-sama sebelum on the way camp malam nanti.
...
Aku sudah siap mengisi malam mingguanku dengan suasana hening malam di atas bukit. Rasa girang mendominasi hari ini.
Sekitar pukul delapan pagi, rumah sudah beres. Kami memang partner yang baik dalam mengerjakan pekerjaan rumah, emm kalo lagi akur sih haha.
Karena pagi tadi aku kesiangan, jadi, setelah membereskan pekerjaan rumah aku baru bergegas mandi.
Aku berjalan riang, melompat-lompat kecil menuju kamar mandi. Ada bang Nano di ujung pandanganku, dia terlihat sedang menelpon. Ah tak ada urusan juga denganku.
Entah mengapa air di bak kamar mandi begitu segar kali ini. Intinya mungkin karena aku bahagia.
Selesai mandi aku melenggang ke kamar sambil bernyanyi kecil dan menggosok-gosok rambut basahku dengan handuk.
Hmmm hmmm hmmm hmmmm
"Uluh bahagia kali lu" seru bang Nano sembari menatapiku
"Iya dong bang, kan mau ngecamp sama abang, abang siap-siap gih" perintahku kepada bang Nano
"Ngecamp sama gue apa sama yang itu tuh" ledek meledek adalah hobi bang Nano. Apalagi urusan meledekku.
"Bodo amat bang, pokoknya Ugi mau beres-beres"
Bruk
Ku tutup pintu dan berganti baju segera.
Celana tactical warna nude, kaos manset warna hitam, kemeja pdl warna marun, serte jilbab yang senada dengan celananya.Oh ditambah topi rimba cokelat loreng. Styele yang perfek untuk camp malam minggu.
Kali ini aku sedikit lama berbenah di dalam kamar, pasalnya aku keringkan dulu rambut yang habis ku keramasi tadi.
Kaos manset yang ku masukan ke dalam celana di lapisi kemeja pdl yang sengaja ku gulung lengannya dan membiarkan kancingnya terbuka, sungguh membuatku terlihat seperti ahli mendaki haha.
Terdengar bunyi dering handphone bang Nano sesaat setelah aku keluar kamar membawa ransel yang sudah penuh terisi.
Handponenya di meja makan tapi cukup terdengar olehku.
"Bang Nano hapenya bunyii" teriakku memberitahu bang Nano
"Telpon dari siapa? " teriak balas bang Nano dari arah kamar mandi
"Kak Eksan bang" balasku setelah melongok handphonenya
"Oh angkat aja, abang lagi buang hajat bentar"
Hiuuuh
Pasti lama dah kalo lagi boker
Aku harus angkat?
Ah malas
Tapii
Tuk
Jempolku menekan tombol hijau mengakhiri bunyi dering panggilan masuk di handphone bang Nano.
"Hallo Assalamu'alaikum bang" terdengar suara yang begitu ku kenal di sebrang telepon sana.
Mendengar suaranya sepagi ini dab harus menjawabnya lewat telepon, emmm begitu membuat jantungku berdegup kencang. Bahkan aku butuh oksigen yang lebih banyak dari biasanya.
Huuuft
Aku menarik nafas dalam sebelum menjawabnya di seberang sana.
"Bang Nano, hallo" belum ku jawab teleponnya dia sudah menyahut lagi
"Wa'alaikumsalam kak, bang Nano di kamar mandi, ada apa? " kak Eksan sedikit tertegun mendengar aku yang menjawab teleponnya
"Oh, enggak gi, gue sama temen-temen udah di lokasi tinggal tunggu lu sama bang Nano" jawabnya sedikit terlambat.
"Iya bentar lagi kita otw tunggu bang Nano bentar ya"
"Oke, assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Tut
Telepon diakhiri olehnya."Bang Nanooooooooo, udah di tungguin cepetaaaaan" teriakku setelah selesai menerima telpon dari Kak Eksan.
"Gausah teriak-teriak, gue udah siap kok, ayo jalan" tiba-tiba sudah di brlakangku saja, tak tau kapan dia keluar, langkahnya memang jarang terdengar olehku.
Yuhuu bang Nano emang terbaik, tak lama-lama kami berduapun keluar rumah dan memastikannya sudah terkunci dan membawa kuncinya.Mama sama bapakkan pulangnya minggu malam so, rumah kosong dulu buat malam ini sampai besok.
"Oke bang, ayo jalan" ajakku sembari memakai helm
"Yo"
Greeeek
Tak lupa mengunci gerbang juga.Setelah itu naik ke jok belakang bang Nano dan otw tempat camp.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenda
Teen FictionTenda? Dia rumit tapi bisa melindungi. Sama sepertimu yang tak pernah bisa ku mengerti. Happy reading! 💖