Ke 23 Bdmd

5 0 0
                                    

Genap 8 jam aku tidak melihat punggung gagah si kutu kupret Kak Eksan. Bahkan sampai aku menelatkan diri bubar dari sholat jama'ahpun tak kunjung muncul batang hidungnya.

"Nih gi, lu tulis dah suratnya" memberikan selembar kertas origami warna kuning dan bolpoin tinta cair kepadaku.Padahal aku baru saja balik dari mushola.

Apa yang akan ku tulis

Haruskah nama kutu kupret

Emmm

Tenda

Aku menuliskannya sembarang dengan tulisan compang-camping.Menulis saja aku sudah tak berdaya, rasanya begitu kalut tak melihat cowok tampan menyebalkan itu.

"Lu kenapa si gi? " tanya Avi memeluk dengan sebelah tangannya.

"Lu nyariin kak Eksan, lu khawatir dia kenapa-napa? "

"Hem entahlah" jawabanku singkat selepas melipat kertas kuning itu menjadi bentuk hati.

Aku beranjak keluar dari tenda sembari mengenakan jaket hitam.

Sek-sek

Jaket hitam?

Aku langsung masuk kembali ke tenda dan mengambil jaket ku yang tak jauh berbeda model dan merknya dengan jaket yang ku kenakan ini.

Wah pas

Ukurannya sama

Buru-buru aku lipat jaket gunung dengan merk *tuuuu* itu dan menciumnya memastikannya masih terjaga wangi.

Aku segera berlari menuju Kak Alvin yang terlihat gamblang dari kaplingku. Aku berlari penuh harapan.

"Permisi Kak Alvin" dia menoleh ke arahku.

"Izin berbicara sebentar" Kak Alvin mengangguk dan mengajakku menepi dari kerumun Kakak Laksana ke tempat yang lebih sepi.

Aku mengikutinya dari belakang, beberapa langkah darinya dan mengikuti hentinya pula.

"Apa gi? " tanyanya setelah berbalik badan.

"Apa Kak Alvin mau ke tempat Kak Eksan sekarang, oh maksud saya, saya hanya mau menitipkan jaket ini, saya takut dia keding emmmm bukan maksudnya jaketnya ada di saya, ini timpalnya"

"Hahah woles aja gi, gue tau lu suka sama dia" dengan santai menjawab dan menerima jaketku.

Virus cenayang pro max

"Memangnya gue keliatan suka sama dia kak Al? Eh maksudnya saya" mana pake salah sebutan, aku lupa kalu ini di buper.

"Santuy gi, lu pake gue gue juga gapapa, inikan pembicaraan di luar forum, oh yaudah tak bawa ya jaketnya, gue mau kesana sekarang, titip salam? " tawarannya kepadaku

Aku terdiam ingin mengiyakan tapi...

"Oh yaudah salam dari Ugi, duluan ya gi bye" dia berlalu dengan kesimpulannya sendiri.

Tunggu saja habis ini pasti bakal di bombardir oleh kutu kupret itu Ugi!

...

Selepas sholat isya kegiatan berlanjut.Ini adalah malam gerombyang, malam terakhir perkemahan pelantikan Laksana ini.

Tidak ada perintah apapun, kecuali harus menuliskan kesan, pesan, kritik, saran, dan boleh juga pertanyaan serta pernyataan cinta. Pokoknya all about unek-unek selama ini.

Kertas origami kuning yang ku lipat menjadi bentuk hati sudah tidak ingin aku ralat lagi. Tanpa instruksi aku berikan langsung kepada Kak Mayang yang mengepul kertas-kertas origami dari semua pelaksana perkemahan.

"Kamu kenapa dek gi? " tanya Kak Mayang yang melihatku lunglai.

Aku hanya menggeleng

"Oh, sudah makan? " tanyanya lanjut

Hah

Makan

"Emm saya permisi dulu kak, tenyata saya belum makan" jawabku kepada Kak Mayang dan berlalu menuju ruang konsumsi.

"Kak Mau ambil konsumsi satu"

"Sangga berapa dek? " tanya Kak Kayla

Sangga berapa ya aku

Aku terdiam sebelum seseorang akhirnya menjawabkannya.

"Sangga 8 Kay, tapi punya Ugi sudah ada yang ngambilkan sekaligus tadi"

Aku menoleh ke arahnya, dan bertanya mengapa dia tau.

"Kak Zidan kenapa tau? "

Pertanyaan bodoh

Ada dua kemungkin dia tau mengapa makananku sudah di ambilkan. Emm yang pertama dia itu seksi konsumsi dan yang kedua dia mandor dan yang ketiga dia menanyakannya. Eh bukannya hanya ada dua kemungkinan ya. Huh sudahlah

"Haha" dia terkekeh

"Gue sie konsumsi Ugi, lu kebanyakan pikiran atau emang belum makan, ya dah sono lu makan"

Ugi kenapa lu jadi bodoh begitu

Aku berhambur keluar rasanya sangat malu terhadap seisi ruangan itu. Bergegaslah aku ke tenda karena malam ini tidak ada jadwal masak dan konsumsi di pesankan panitia.

"Guys makanan gue mana? " sesampainya di tenda

"Nih gi, udah gue amanin, kalo lu telat dikit lewat nih makanan sama kita" sodor tangan Mia yang diatasnya ada sebungkus nasi didalam kertas nasi.

"Hehe makasi mi, makasi semua, gue makan dulu ya"

Huh

Benar-benar tak nafsu

Tapi aku harus menghabiskannya

"Lu kenapa sih gi? " tanya mereka semua yang melihatku tidak karuan.

...

Sekarang kami sudah berkumpul di lapangan giat. Agenda malam ini sebenarnya mengasyikkan jikalau saja emmm moodku tak se-hancur ini.

Huh
Desahan nafas kasarku di iringi dengan tangan kananku yang ku gunakan untuk menopang pipi.

Lu dimana sih kutu kupret

Kak Eksan

Lu dimana

Aku sama sekali tidak memperhatikan sekelilingku, semua hiruk pikuk tawa itu langsung senyap seketika.

"T-e-n-d-a" membacanya kesulitan, ya itu tulisan memang sudah seperti coretan resep dokter yang hanya bisa di baca apoteker.

"Tulisan siapa ini, tidak ada nama pengirimnya dan tidak ada nama penerimanya"

Aku mendongkakakan kepala mendapati pemandangan sepatu pdl dan kaki yang ada di hadapaku.

Lu ngerti gak mood gue lagi hancur

Gue izin ngelamun aja

Jangan ditunjuk mulu

Dengan pelan dan hati yang menggerutu aku mengangkat kepalaku agar tau sumbernya itu siapa.

Hah

Bersambung

* Sek-sek itu bukan bunyi ya guys, tapi "sek-sek" itu bahasa jawa yang artinya tunggu-tunggu. Hehe maap kalo membingungkan.
*Malam gerombyang adalah malam untuk bertukar surat dari seluruh peserta dan panitia, isinya bebas, ada yang pernyataan benci, senang, kecewa, kritik dan saran juga pernyataan cinta. Dalam sistem ambalan kami, suratnya itu di tulis dalam secarik kertas origami, terserah mau dilipat seperti apa, dan di kumpulkan di panitia, lalu nanti di bacakan keras-keras di depan. Eeit tenang yaa, nama pengirimnya tak di sebutkan, tapi selepas itu suratnya di kumpulkan sesuai untuk siapa surat itu. Asik sih rasanya nano-nano gitu, apalagi kalo yang menyatakan cinta heuw heuw.

TendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang