Ke 19 Sisin Lain Romi

5 0 0
                                    

"Gimana rom, gi, kita di suruh ngapain ?" tanya Duloh kepada kami.

Semua kelompokku mendongkak ke arah kami, kecuali si cewe menyek itu. Dia sibuk mengibas ibaskan tangannya kanan dan kiri seperti mengipas-ipaskan sebuah kipas.

"Lu aja yang jelasin gi. " mempersilahkanku untuk menjelaskan

Heh
Aku lagi. Romi memang sangat hemat berbicara, bahkan hampir tak pernah terdengar suaranya sebelum aku dan dia menjadi kandidat di musyawarah ambalan lalu.Emm satu lagi, dia tak pernah terlihat marah.

Skip sekilas tentang Romi. Aku mulai menjelaskan kepada kelompokku. Ya, meski di atara mereka ada yang-tidak mendengarkanku. Gapap biarin dah.

"Emmm apa ya? " hampir semuanya mulai berpikir keras dengan paralon yang akan di buat menjadi apa dalam waktu kurang lebih satu jam setengah.

"Ah, gue tau gi, rom, dibikin apa" celetuk Abdul tiba-tiba membubarkan segala kosentrasiku dan Romi.

"Apa dul? " tanyaku penuh harap

"Kita buat taman gantung saja, tadi gue liat tak jauh dari sini ada toko bibit-bibit tanaman, kita bisa beli disana"

"Encer juga otaklu" pernyataan bar-bar Nona menyambar.

Tanpa basa-basi Romi langsung mengambil alih pimpinan dan menjadikan forum diskusi cepat disana.

Waw

Romi menawan kali ini

Aku baru pernah melihat keenceran otak manusia yang satu ini. Sebelumnya dia hanya menuruti instruksi dan bekerja di belakang layar dan tentunya tanpa ada kata ngeluh tentunya.

"Ya sudah kalo sudah paham, segera berpencar sesuai tugasnya ya" dilanjutkan dengan bubarnya seluruh tim tersisa aku dia dan cewek menye itu.

Aku memilih tak menegurnya sama sekali karena aku tau, aku belum terlalu sabar untuk menghadapi kelakuannya.

"Gita, apa tugasmu mengapa masih disini" tegur Romi dengan pelan.

"Gue gak mau ya disuruh-suruh, lagian ini panas rom, gila aja lu nyuruh gue buat panas-panasan" nada tengilnya membuat yang mendengarnya cukup hareudang mendengarnya.

"Ingat kembali aoa tujuanmu kemari git, ya sudah gue sama Ugi tinggal dulu"

Romi mengajakku meninggalkan Gita yang sangat tengil dan super menyek. Aku dan Romi menemui kak Alvin untuk menjelaskan konsep dan meminta izin.

Alhasil deal. Tinggal eksekusi saja.

...

Kami sudah berkutat dengan paralon, potong memotong, tanah, air dan bibit dan sudah menjadi sebuah taman gantung.

"Kalian hebat! " seru Kak Azril dari belakang kami.

"Terima kasih kak" sahut kami gembira

Setelah menyerahkan karya kami kepada pihak sekolah, kamipun kembali ke titik kumpul di lapangan alun-alun.

Teman-teman sudah berjalan kembali di depan, tersisa aku, Romi, Kak Azril dan Kak Alvin. Kami berjalan berdampingan setelah mendapatkan ucapan terima kasih dari bapak kepsek.

"Emm kak boles saya tanya? " memelas kepada Kak Alvin.

"Lu mau tanya Eksan dimana? " jawab Kak Alvin dengan nada meledek.

Virus cenayang sudah menular

Dia cukup berbahaya

Kak

Eksan!

"Santai gi, lu gausah khawatir, Eksan lagi mroses Gita yang tadi kabur dari tim"

Kak Alvin, jika aku tidak bertanya hal itu apakah kamu akan malu?. Hem tapi benar, memang jawaban itu yang aku butuhkan meski aku hanya diam saja.

Jawaban Kak Alvin membuat Romi menghela nafas dan berbalik bertanya.

"Maaf Kak, tadi Gita kabur? Kemana? " tanyanya dengan raut yang sedikit kesal.

Tumben lu marah

"Emmm, iya Eksan tadi keluar beli minum di warung sebentar, tapi sebelum dia sampai di sana dia ngabarin gue kalo ternyata Gita ada di warung itu" jelas Kak Alvin santai.

"Oiya zril, lu susul Eksan gih"

"Zril! "

"Eh i-ya, gu-gue duluan. " sedikit berlari meninggalkan kami.

Kak Alvin tertawa terbahak-bahak, membuat kami yang ada di sampingnyapun bingung memandangi kakak calin expradana itu.

"Eh maaf hehe" sambil menggaruk kepala belakangnya.

Aku mengangguk pelan sembari tersenyum biasa. Haha tak masalah si sebenarnya, hanya saja aku dan Romi bingung.

"Emm, gue mau cerita nih rom, gi, tapi kalian tanggepin aja ya ini gue nyatakan keluar dari forum jadi jangan formal-formal oke" tawarnya dengan nada santai.

"Cerita apa kak? " tanyaku penasaran.

"Lu tau gak rom bedanya orang suka sama kagak? "

Lah katanya mau cerita

Ini malah tanya sama Romi doang

Eh dasar cowok

"Em tau kak, kalo orang suka bakal merhatiin cw yang dia suka kapan saja dimana saja. " jelas Romi sedikit

Romi

Tau cara suka sama cw

Haha. Jangan pernah heran dengan kata batinku. Pasalnya Romi tak pernah terdengar suka dengan siapapun apalagi pacaran, jauh banget dari seorang Romi. Jadi aku merasa lucu ketika Romi berbicara demikian.Ya.Ini memang sedikit penghinaan (Maaf Romi hihi)

"Azril suka sama lu tau gi, "

Duar

Mataku terbelalak sempurna mendengar perkataan Kak Azril.

"Hah yang bener kak?! "

Suara itu sontak membuatku menoleh ke arahnya. Arah suara itu ada pada Romi, yang ada di sanpingku.

"Kenapa kamu yang kaget? "

Kak Alvin terkekeh geli melihat apa yang barusan terjadi.

"Aa-a-anu eng-enggak gi " sambil menggaruk kepala belakangnya naik turun

Hahaha
Kak Alvin semakin naik volume nada tertawanya. Entah apa yang lucu di sini. Yang jelas, mengapa Romi terkaget dan mengapa juga harus Kak Azril yang menyukaiku.

Bersambung

*Gita si Cewek Menye mengapa dia bisa lolos ke pelantikan dengan sikapnya yang seperti itu.Tentu saja Gita sebenarnya tidak lolos Syarak Kecakapan Umum Laksana tetapi berhubung dia sudah memelas kepada Kakak Laksana untuk tetap ikut dan berjanji akan berubah jadi yaa, Gita diikut sertakan.
Apa sebenarnya maksud dan tujuan Gita masuk Pramuka dan sistim ambalan kami?

Akan ada di part-part selanjutnya...

TendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang