Hah
Ternyata akuBego betul
"Kak Ugi! " suara kak Toro sedikit nada tinggi di serak-serak mikrofo.
"Siap kak! " aku bangkit dan berdiri
"Lu galfok kurang sarapan atau gimana? " bisik Nana yang ada di belakang ku
"Pulihkan fokus kalian ya, jangan sampai sleder, nanti malah kecelakaan di jalan. Tetap dengarkan instruksi kami apapun yang terjadi" lanjut Kak Toro memberikan penjelasan.
Huh
"Tukan gara-gara elu! " bisik Nana sambil mendorong sebelah punggungku dengan satu jari.
Bisa ae lu tong
Nyalahin gue mulu
Pan lu gak tarik pukul seret gue tadi
Barisan disiapkan oleh kak tono menjadi satu banjar beruntun macam mainan kereta-keretaan anak TK.
Setelah aba-aba kak Toro dan posisi pemandu itu yang sudah berada di depan barisan, kamipun memulai perjalanan dengan berjalan santai dan tepukan-tepukan gembira.
Di tengah-tengah hutan
Di bawah langit biru
Api menjilat-jilat...
Ya begitulah lagu yang kami nyanyikan sebagai pembuka.
Bug
Akupun menoleh mengikuti kemauan tangan yang menepuk pundakku tadi.
"Lu mikirin apa tadi sampe gue habok lu gak nyadar dan tetep duduk kaya orang gila?! " tanya Nana yang ada di belakangku
"Sstt udahlah gue cuma gagal fokus aja" menelunjukkan jari ke depan kedua bibir
"Kak Eksan nggak ada padahal " lanjutnya dengan suara yang menggelitik
"Diem Nana! "
Aku kehilangan kesabaran jika sudah opening bully begitu, apalagi bawa-bawa kutu kupret, emmm maksudku Kak Eksan.
Nana terkekeh geli dengan menutup mulutnya dengan kedua tangan.
Oh!
Kak Eksan?
Aku lalu mendongkakakan kepala mencari keberadaan Kak Eksan yang sedari tadi tak nampak.Padahal hampir semua kakak Laksana ikut berjalan dengan kami.
Kak Eksan dan Kak Alvin
Emmm
Kok nggak ada ya
Dimana
Ah sama sekali tak tampak. Lagi pula apa urusannya denganku. Manusia kejam itu tak akan pernah mengkhawatirkan ku sama sekali. Lagian siapa aku, haha. Dia kejam dan kejam. Untung saja dia tak ikut bersama kami, kalau-kalau dia ikut kami pasti jadi t-e-r-b-e-b-a-n-i.
"Oke kita akan berhenti di alun-alun kecamatan, dan 5 menit untuk kalian minum dan selanjutnya ikuti instruksi kami, paham? " Kak Toro menyuarakan pengumuman di depan dengan menghadap ke arah kami. Diapun berjalan mundur tanpa terjungkal sedikitpun.
"Minum gue abis gi, lu bawa lebih gak? " Lili menunjukkan botol minumannya yang sudah kosong setelah baru saja tiba di lapangan itu.
Aku hanya menggeleng kepala tanpa suara. Minumanku hanya bawa satu botol saja.
Wiuwiuwiuwiu
Tiba-tiba sirine toa berbunyi di tengah lapangan. Tanpa membawa ranselku langsung aku bergegas memenuhi tanda untuk berkumpul itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenda
Teen FictionTenda? Dia rumit tapi bisa melindungi. Sama sepertimu yang tak pernah bisa ku mengerti. Happy reading! 💖