Menukar Hidup

Lima Belas

Happy Reading semua
_________________________

Niat Jakra bukan hanya menghabiskan waktu dengan anak-anak saja sebenarnya, tapi ingin mengetahui kondisi rumah tangga mantan istrinya. Dalam hati ia berharap jika Bagas adalah lelaki yang buruk, lebih buruk darinya, hingga Syara kembali bercerai dan dia akan muncul sebagai pahlawan, menjaga ibunya Syani itu dengan atau tanpa menikah. Benar, Jakra memang sebrengsek itu.

Namun kembali dugaannya salah, Bagas sampai kini terbukti lebih baik darinya, bahkan ia merasa tak ada artinya dibanding kebaikan dan kelebihan lain lelaki itu.

"Makasih yah, kebetulan besok juga Sabtu, jadi masih bisa santai."

"Ibu gak marah kamu disini Ra?" Gerry bertanya dengan mata tetap fokus ke buku yang ia baca.

"Ibu sih ikut apa kata papa. Dan aku rasa papa malah dengan senang hati ngijinin aku tidur disini, jadi dia bisa berduaan dengan ibu tanpa ada yang ganggu. Bahkan kadang kalau mesra-mesraan gak nyadar ada aku." Gerutu Rara namun hatinya terasa hangat mengingat itu.

Dan Jakra kembali merasa hatinya tak rela, mereka sudah menikah, sah secara hukum dan agama untuk bermesraan, apa yang memangnya dia harapkan. Syara diperlakukan buruk seperti dia memperlakukan nya. Pikiran Jakra menerawang, mengingat masa dua tahun pernikahannya dulu bersama Syara.
Awal menikah, hubungan mereka hangat, baik dan menyenangkan. Sama seperti yang dirasakan pengantin baru lainnya. Tapi saat dia mendapat promosi naik jabatan, saat itulah Jakra mulai merasa tak puas.

Syara yang senang tampil sederhana terasa tak pantas berdampingan dengannya saat mengikuti acara-acara kantor. Hingga akhirnya celah itu datang saat ia melihat Artika. Karyawan bagian marketing berpenampilan modis dengan dandanan yang menunjang.

Awalnya dia hanya menjalin pertemanan dengan niat meminta masukan tentang pakaian yang bagus untuk istrinya, dari sekedar mengobrol timbul lah rasa nyaman hingga akhirnya ia mulai curhat masalah rumah tangga yang sebenarnya bukan hal besar. Hanya tentang ketidakpuasan Jakra akan selera pakaian istrinya. Syara cantik, tapi terlalu sederhana bagi Jakra, selera pakaian nya membuat dia terlihat seperti orang tua terjebak di wajah yang lebih muda.

Hingga akhirnya Jakra mulai melupakan Syara dan sibuk menghabiskan waktu bersama Artika. Rasa nyaman terus tumbuh hingga hatinya terasa mati rasa, dia merasa telah salah mengambil keputusan dengan menikahi Syara. Dengan egoisnya Jakra menceraikan Syara yang saat itu sedang hamil anaknya. Tak ada rasa iba, terharu atau bahagia saat mendengar kabar kehamilan Syara, malah Jakra merasa anak itu menjadi beban untuk mengikat Jakra lebih lama dalam pernikahan.

Menutup hati, dengan kejamnya Jakra menceraikan Syara, memberi rumah yang mereka tempati saat itu sebagai harta Gono gini dan Jakra mulai menjalin hubungan dengan Artika. Rasanya menyenangkan punya kekasih cantik dan modis. Hingga beberapa bulan kemungkinan mereka menikah dan setahun selanjutnya Gerry hadir. Namun lagi-lagi kenyataan tak seindah bayangan. Wajah cantik Artika hanya polesan, begitu make up dihapus wajah Syara yang sehabis masak bahkan terlihat lebih cantik dari Artika yang sibuk mengoleskan krim-krim kewajahnya.

Pernikahan yang awalnya Jakra pikir akan berjalan lebih indah, nyatanya tidak seperti itu, Artika tak pandai mengurus dirinya dan rumah, karena itu ada dua pembantu ia pekerjakan hingga sekarang. Tak hanya itu saat habis melahirkan, Gerry anaknya juga harus rela diasuh oleh baby sitter. Karena yang Artika sibuk lakukan hanya merawat penampilan dan tubuhnya. Karena itulah Artika tak ingin punya anak lagi setelah Gerry hadir. Hubungan pernikahan yang hambar, kaku dan dingin ini terus berjalan hingga sekarang.

Jakra tak ingin bercerai lagi, ia tak mau mendapat gelar duda dua kali, jadilah dengan berat hati ia menerima semua kemauan Artika. Tak ada protes atau tuntunan seperti yang ia lakukan pada Syara sebelumnya. Jakra malu jika pernikahan gagal lagi, apalagi satu kantornya sudah tahu masalah perceraian sebelumnya dan mereka sudah sering memberi masukan agar tak tergoda casing rupawan.