Chapter 22 : Dasar Wanita Gila

114 15 0
                                    

Malam itu aku tertidur dengan sangat nyenyak. Setelah membersihkan diri di kamar mandi, menyantap makanan cepat saji yang sempat kubeli saat menuju apartemen, aku menghempaskan tubuh ke atas ranjang dan terlelap dengan cepat. Begitu keesokan harinya, aku bangun dan segera berlari untuk melihat tanaman tomat itu lagi. Sangat bersemangat, membuat jantungku berdegup kencang ketika berharap bahwa ketiga biji emas yang kutanam itu akan tumbuh menjadi tanaman yang baru. Namun sayangnya, setibanya di depan aku melihat pot yang berisikan tanah itu sama sekali tidak terlihat tanda-tanda kehidupan di atas permukaannya.

"Benar saja, aku terlalu serakah untuk meminta sesuatu hal yang berlebihan." Dalam hati aku sangat menyayangkan, tapi setelah dipikir-pikir tidak mungkin juga sistem itu bermurah hati. Terlebih harga bibit emas ini tidak seberapa dibandingkan item lain yang disediakan toko sistem itu.

Tanpa sadar aku pun tersenyum pahit sembari menggali kembali bibit emas yang tertanam di dalam. Selanjutkan aku mengumpulkan ketiganya dan menaruhnya kembali ke dalam nampan yang berisikan biji emas lainnya.

Tak lama, sebuah bunyi alarm seseorang dari arah luar kamar apartemenku. Segera mataku melirik jam yang berada di dinding, kemudian menyadari bahwa ini masihlah jam tujuh pagi. Siapa sebenarnya yang datang berkunjung sepagi ini ke tempatku? Aku pun beranjak hendak membukakan pintu, akan tetapi baru tersadar kalau aku sebenarnya bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana boxer berwarna hitam ini. Hampir saja aku melakukan kesalahan, segera aku pun berlari dan mengenakan stelan pakaian yang layak. Sesudahnya, kembali ke depan untuk membukakan pintu.

"Siapa-"

Begitu aku membuka pintu, aku terdiam dan sulit melanjutkan perkataanku. Sejenak aku menatap dengan sengit sosok wanita yang ada di hadapanku ini. Dia tak lain dan tak bukan adalah Karen. Saat ini dia terlihat tampak sangat jauh berbeda dengan apa yang kulit dulu saat masih menjadi pacarku, dia yang sekarang memilih pakaian yang terbuka dengan rok mini, serta tas kecil yang mahal di tangannya.

"Mau apa kamu datang ke tempatku lagi?" Dengan nada tidak suka aku bertanya kepada wanita bermuka dua ini. "Apa kamu masih belum puas?"

"Diamlah, kau pikir aku sudi pergi ke tempatmu ini? Jangan salah paham, kedatanganku kali ini hanya ingin memperingatkan kamu untuk tidak menggangu hidupku lagi. Hubungan kita sudah berakhir, aku sudah mendapatkan pria yang jauh lebih baik darimu. Pria itu dapat membahagiakanku dan pastinya dapat membantuku menuju kesuksesan." Dia berbicara seakan akulah yang bersalah atas segala hal yang telah dia lakukan.

Berpikir bahwa dia yang sebenarnya telah mengkhianati aku, apa dia ini benar-benar Karen yang aku kenal dulu? Sosok yang lugu dan pemalu? Mengapa dia sangat berubah dan bahkan menjadi tidak tau malu seperti sekarang ini? Apa dia lupa dengan apa yang telah aku korbankan selama ini hanya untuknya?

"Kuharap setelah ini kita tidak saling mengenal, jadi berhentilah mengungkit semua hal yang terjadi di masa lalu. Kotak ini berisikan barang-barang kumuh yang pernah kamu berikan, aku kembalikan." Karen menjatuhkan kotak yang dibawanya itu, kemudian kulihat beberapa barang-barang yang tak asing keluar dari kotak yang jatuh terbuka itu. Barang-barang berharga yang pernah kuberikan padanya, hasil kerja keras lemburku dan beberapa menggunakan uang simpananku. Sekarang semua barang itu terbaring di tanah layaknya sekumpulan sampah di matanya.

"Oh ya, aku hampir melupakan ini." Selanjutnya wanita itu meraih amplop dari dalam tas, kemudian mengeluarkan setumpuk duit dari dalamnya. "Ini semua uang yang pernah kamu berikan padaku, sudah aku lebihkan."

Dia menjulurkan amplop coklat itu kepadaku.

"Kau pikir aku ini pria apa, hah!" Dengan suara membentak aku melemparkan tatapan tajam ke arahnya. Melihat bagaimana reaksi yang tidak diinginkan dariku ini, Karen pun memasang wajah jelek dan mengeluarkan duit itu dan melemparkannya padaku.

"Dasar pria tidak tau diri! Sadarlah dengan kondisimu sekarang! Sudah miskin, pengangguran, sudah baik hati aku mau mengembalikannya. Kau juga sedang butuh uang kan? Jadi ambillah uang ini dan anggap semua hutangku lunas!" Setelah mengatakan hal jahat seperti itu dia pergi begitu saja meninggalkanku, tanpa repot menengok kembali ke belakang untuk melihatku.

"Dasar wanita gila."

SISTEM KEHENDAK LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang