Chapter 14 : Barang Premium

123 14 0
                                    

"Kau bilang apa?" Roy memasang wajah jelek dan terlihat sangat gugup. "Kau pikir siapa bisa mengusirku dari tempat ini? Aku ini pelanggan yang sering-"

Belum sempat anak itu menyelesaikan perkataanya, dua penjaga sebelumnya yang terlihat sangat kesal karena dia telah menipu mereka berdua, datang dan hendak menyeret Roy untuk pergi dari tempat itu. Namun sayanya sebelum itu terjadi bodyguard suruhannya sudah memblokir jalan kedua orang itu dan melindungi sang majikan.

"Baiklah, aku akan mengingat jelas semua penghinaan ini! Nona Ling, lihat saja apa yang bisa ayahku lakukan untuk menghapus keberadaan toko perhiasan ini! Kalian pasti akan menyesalinya!" kata Roy dengan penuh percaya diri. Dia begitu arogan, aku benar-benar kehilangan kata-kata ketika melihatnya.

Tak lama, Roy pun dengan cara berjalannya yang aneh membawa kedua wanitanya itu pergi meninggalkan kerumunan, disusul sang pengawal berbadan kekar itu.

Sesaat aku melirik ke arah Nona Ling. Kupikir awalnya wanita itu akan merasa tertekan atau berubah pucat setelah mendengar ancaman dari Roy, secara gitu si Roy ini merupakan anak dari bos besar perusahaan terbaik di kota ini. Namun, berbeda dari apa yang kupirkan sebelumnya, anehnya wanita itu masih mempertahankan ketenangannya, dan bahkan membalas perkataan Roy barusan dengan tersenyum santai.

"Nona Ling terlihat baik-baik saja, apa kamu tidak khawatir anak itu akan datang kembali bersama ayahnya dan membuat masalah pada tempat ini?" Sembari mengikuti wanita itu berjalan masuk lebih dalam, aku bertanya kepadanya.

"Cabang bisnis kami di kota ini memang tidak seberapa besar jika dibandingkan dengan perusahaan milik ayahnya. Namun, sebenarnya banyak orang tidak tau kalau kantor pusat kami berada di ibu kota dan di sana kami memiliki pengaruh yang cukup besar," kata Nona Ling dengan santainya, dia lagi-lagi tersenyum kecil ketika menjawab pertanyaanku. "Kamu tidak perlu merasa bersalah atas kejadian sebelumnya. Lagipula bos kami bukanlah orang yang mudah untuk ditindas."

Tunggu.

Siapa juga yang merasa bersalah? Aku hanya sekedar penasaran saja, maka dari itu bertanya! Dari sisi mana wanita ini menyimpulkan bahwa aku mengkhawatirkan toko mereka? Benar-benar tidak masuk akal! Meski kejadian sebelumnya dapat terulang kembali, aku pasti akan melakukan hal yang sama, jika itu bisa memberi pelajaran kepada si anak manja itu. Persetan dengan toko perhiasan milik kalian ini, aku tidak peduli.

Setelah beberapa saat berjalan dan menaiki lift di gedung ini, tibalah aku di depan sebuah pintu ruangan, Nona Ling maju dan mengetuk pintu itu, kemudian mengatakan kepada seseorang bawa dirinya telah kembali dan berhasil membawaku.

"Masuklah."

Kami berdua pun masuk ke dalam, kulihat sekeliling ruangan dan mendapati banyak sekali ras yang berisikan buku-buku di ruangan itu, kurasa bos pemilik cabang tokoh perhiasan ini memiliki hobi membaca. Beberapa rak khusus pun kulihat ada beberapa buku trilogi cerita fantasi yang tak asing bagiku.

"Salam Tuan, maaf atas ketidak nyamanan yang terjadi sebelumnya." Seorang pria datang dari arah balik meja dan mengambil posisi duduk di sofa ruangan itu. "Silahkan duduk, Tuan. Ling tolong suruh seseorang untuk membawakan minuman," kata bos itu dengan ramah, menyuruh bawahannya itu.

"Baik, Pak."

Nona Ling mengangguk dan berjalan pergi meninggalkan ruangan, suasana pun menjadi lebih tegang, pria di hadapanku yang sebenarnya masih terbilang cukup muda ini terus menatapku dengan cara yang aneh. Dia bukan seorang pria yang menyimpang, kan? Atau mungkin ada yang salah dengan wajahku? Segera aku mengusap keringat yang ada di keningku, lalu memberanikan diri untuk mengajukan pertanyaan.

"Jadi, apa aku bisa menjual kotak emas ini di toko perhiasanmu?" Sembari mengatakan hal barusan aku mengeluarkan kotak emas itu dari dalam tas. Selanjutnya menaruhnya di atas meja, dengan maksud memperlihatkan barang tersebut kepadanya. "Hanya aku tidak ingin membohongi siapapun, mengenai barang ini aku sendiri masih tidak tau apakah ini emas asli atau tidak."

Pria itu sontak membelalakkan mata, tapi tiba-tiba saja kulihat wajahnya menjadi cerah dan lebih cerah, dia tersenyum dan merai kotak emas itu dengan sangat hati-hati, layaknya sedang memegang seorang bayi kecil kesayangannya. Sungguh pemandangan yang sangat aneh, pria tampan dan cukup atletis ini memperlakukan kotak emas itu seperti barang yang sangat berharga. Memang aku tau kotak itu masihlah emas, dengan kata lain itu berharga dan bernilai tinggi. Namun, apakah perlu sampai bertingkah berlebihan seperti itu?

"Tentu saja ini asli, Tuan! Ini barang langka berkualitas premium! Ukiran dan bentuk kotak ini sangat mengaggumkan ...." Pria itu terus mengoceh tentang pandangannya terhadap kotak emas itu. Sementara dia terus menilai barang itu, aku hanya menggertakan gigi karena sudah kehilangan kesabaran.

"Ayolah Paman, katakan saja berapa harganya, dan itu akan menjadi milikmu," kataku dengan nada tidak sabaran, kesal juga sih kenapa juga aku harus mendengarkan ceramahnya.

"Tuan benar ingin menjualnya? Sayangnya toko perhiasan kami ini tidak memiliki cukup dana simpanan untuk membelinya. Saya sarankan Tuan mengunjungi kantor pusat yang berada di ibu kota untuk mendapatkan nilai sebenarnya dari kotak emas ini," kata pria itu dengan raut wajah gelap. Sebenarnya dia ini sedang mencoba menipuku atau bagaimana?

Toko perhiasan ternama dan besar seperti ini masa iya tidak memiliki uang hanya untuk membeli kotak emas ini? Sebelumnya saat berada di lantai dasar saja aku melihat tak kurang dari tiga puluhan pengunjung.

"Baik-baik saja jika Paman tidak berniat membeli barangku ini, hanya tidak perlu membuang tenaga untuk membohongiku sampai sejauh ini. Kalau begitu tidak ada yang perlu dibicarakan lagi." Dengan kesal aku pun bangkit dan berjalan pergi, hendak meninggalkannya.

"Tunggu, Tuan! Bukan maksudku tidak ingin membelinya! Aku hanya bisa menawar emas itu dengan harga satu miliar!" Pria itu terdengar seperti buru-buru meyakinkanku dari arah belakang. Sontak saja aku terkejut bukan main dengan apa yang dikatakannya! Dia mengatakan apa barusan? Sebenarnya kotak itu bernilai satu miliar?

Surga!

Segera aku membalik badan dengan perasaan yang rumit, aku benar-benar kehilangan kata-kata dan tidak bisa mengungkapkan perasaanku yang sangat amat bahagia ini. Sudah sangat malu aku mengatakan kepada pria itu bahwa dia adalah pembohong besar, mau ditaruh di mana wajahku ini jika dia tau kebenarannya bahwa aku sangat begitu girang sampai ingin gila rasanya, setelah mendengar nominal yang sangat besar itu keluar dari mulutnya.

"Sudah saya katakan sebelumnya, toko perhiasan kami tidak memiliki banyak dana simpanan. Sangat disayangkan jika Tuan menjualnya kepada saya," kata pria itu dengan wajah tidak berdaya.

Ehem...

"Baiklah, karena suasana hatiku sedang dalam keadaan baik, aku akan menjual kotak emas ini kepada Paman terlepas dari harga yang bisa toko perhiasan ini tawarkan," kataku dengan penuh kebanggaan. Pada dasarnya aku bertingkah seolah-olah tenang di permukaan, layaknya seorang milyader yang tidak terlalu peduli dengan uang sebanyak itu.

SISTEM KEHENDAK LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang