Chapter 25 : Mengambil Seorang Murid

115 12 0
                                    

"Kita akan segera mengetahuinya." Pak Gunawan tersenyum alih-alih menjawab pertanyaanku. Tak sampai sepuluh detik, melihat bagaimana Masayu kembali membawa nampan yang berisikan dua buah piring, membuatku sedikit paham dengan apa yang ingin coba Pak Gunawan katakan. Ini mungkin saja mengenai cita rasa hidangan yang toko mereka berikan kepada para pelanggannya.

"Silahkan, dinikmati." Masayu tersenyum, kemudian setelah menyajikan kedua menu handalannya itu kepada kami, dia mengambil posisi duduk di samping kakeknya, lalu melanjutkan perkataannya, "Maaf, mungkin pasta buatan saya tidak sesuai dengan selera kalian."

"Sepertinya memang begitu ...." Tanpa sadar aku memalingkan wajah dan menggerutu. Benar saja, rasa pasta ini sangatlah hambar! Selain itu teksturnya terlalu keras dan pastanya saling menempel.

"Ya?"

"Ah, tidak, maksud saya pasta buatanmu ini hanya kurang sedikit ... yah, sulit untukku mengatakannya." Dengan wajah canggung aku menyipitkan mata. Rasanya tidak enak hati untuk mengatakan bahwa pasta buatannya ini sangat tidak layak untuk dimakan. Di sisi lain aku tidak mungkin berbohong hanya untuk menyenangkan hatinya. Itu sama saja seperti menambahkan duri dibalik perkataan manis, tidak ada bedanya dengan sebuah penghinaan.

Sebenarnya aku memiliki sedikit jalan keluar untuk masalah ini. Hanya saja aku tidak yakin wanita bernama Masayu ini akan tertarik atau tidak dengan tawaranku. "Bagaimana jika aku memperlihatkan langsung kepadamu cara membuat pasta yang sesungguhnya? Hanya saja itu tidak gratis. Namamu Masayu, bukan? Bagaimana jika kamu bekerja di tempatku nantinya?"

"Tuan, sepertinya ini terlalu berlebihan. Mohon untuk tidak salah paham dengan perkataan saya barusan. Sebenarnya saya bahkan malu, harus menyajikan makanan tak layak seperti ini kepada kalian. Saya benar-benar tidak berbakat, tidak bisa memasak seenak buatan orang lain. Seberapa keras saya berusaha, semua masakan yang saya buat tidak ada yang pernah beres. Pada akhirnya saya pun memutuskan untuk berhenti, begitu juga dengan kakek yang menyerah dalam mengelola toko." Masayu pun berubah murung seraya menundukkan kepalanya.

"Kamu memang tidak berbakat dalam hal memasak, akan tetapi jika kamu berusaha dan berlatih dengan benar, hanya sebatas menjadi juru masak yang hebat bukanlah hal yang mustahil bagimu."

"Saya tidak biasanya menawarkan kesempatan seperti ini ke sembarang orang. Melihat bagaimana kamu telah sangat bermurah hati menghidangkan makanan untukku, maka dari itu aku memberikan kamu kesempatan untuk memperbaiki caramu dalam hal memasak. Sekarang kamu bebas memutuskan untuk menerima atau menolak tawaranku, tidak ada seorang pun yang bisa memaksamu. Hanya saja pikirkan dengan baik-baik, kesempatan emas seperti ini tidak akan datang untuk kedua kalinya."

Masayu terdiam beberapa saat. Sementara itu Pak Gunawan menatapku dengan tatapan linglung, seperti hendak mengatakan sesuatu kepadaku tapi dia sendiri tidak yakin apakah harus bertanya atau tidak. Yang jelas Pak Gunawan belum berkomentar apapun dan hanya mengamati tindakan aku.

"Baiklah, kalau begitu mari kita lanjutkan saja tentang pembahasan-"

"Tuan, tolong ajari saya," kata Masayu, dia tiba-tiba saja menjawabku dengan wajah penuh harap.

"Sudah diputuskan." Aku pun bangkit dan tersenyum ke arahnya, sebelum pada akhirnya melanjutkan, "Saatnya untuk memperlihatkan sedikit keterampilan dasar memasak kepadamu, ayo kita lanjutkan di dapur."

"Lan, ini...."

"Pak Gunawan, tolong urus transaksinya dengan Pak Sofian. Saya akan segera kembali."

Pak Gunawan hendak mencegahku untuk bertindak lebih jauh, hanya saja setelah aku mengatakan bahwa aku mempercayainya untuk mengurus masalah pembelian bangunan ini, dia pun hanya bisa melepasku pergi dengan tatapan tak berdaya.

"Baiklah, kita mulai. Perhatikan bagaimana cara saya membuat pasta." Setelah menggunakan apron berwarna putih ini, aku pun meraih salah sebuah wajan datar dan menaruhnya di atas perapian kompor. "Salah satu trik yang digunakan dalam membuat pasta yang baik, gunakan wajan yang datar alih-alih panci yang besar ... menggunakan wajan dapat menghindari pasta terlalu lama direbus karena jumlah air yang dimasukkan lebih terbatas."

".... selanjutnya berikan garam setidaknya satu sendok pada air rebusan supaya pastanya nanti gurih dan juga lezat." Sejenak aku melirik ke arah Masayu, memperhatikan gerak-geriknya yang tampak antusias. "Oh ya, hal penting lainnya yaitu masukkan pasta hanya ketika air rebusan benar-benar sudah mendidih, ingat ini Masayu."

"Baik, Guru!"

SISTEM KEHENDAK LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang