Duduk bersebelahan dengan Pak Gunawan yang tengah mengemudikan mobilnya, membuat suasana di dalam terasa begitu amat canggung. Tidak pernah terbayangkan olehku ketika tiba saatnya pria yang dulunya adalah atasanku ini, akan sudi mengajakku pergi menaiki mobilnya. Yah, meski aku sudah mengetahui aslinya Pak Gunawan ini orangnya baik, akan tetapi tetap saja rasanya masih tidak nyaman.
"Pak, bukankah arah ini ... kita sebenarnya akan pergi ke ibu kota?"
"Kamu tahu tentang rute perjalanan menuju wilayah ibu kota pusat? Apa sebelumnya kamu pernah pergi ke sana?" kata Pak Gunawan seraya memasang wajah penasaran ke arahku.
"Hanya sekali, Pak."
"Pergi berlibur?"
"Bolehkah saya tidak menjawabnya?" Dengan suara pelan aku balik bertanya dengan maksud menolak untuk bercerita. "Maaf Pak, saya hanya tidak ingin membicarakannya."
"Oh, ya ...."
Kami berdua hanya sesekali mengobrol ketika di dalam mobil. Tidak banyak yang bisa dibicarakan, mengingat memang aku dan Pak Gunawan tidak begitu dekat. Setelah percakapan sebelumnya, kami hanya melanjutkan pembicaraan tentang urusan bisnis yang belum sempat dibicarakan saat di rumah Pak Gunawan waktu itu. Pria paruh baya itu menanyakan prihal seperti konsep masakan apa yang ingin dihidangkan pada usaha kami ini? Bagaimana pengaturan karyawan serta juru masaknya? Apa aku benar-benar akan memperkejakan empat karyawan yang sama-sama keluar dari perusahaan milik keluarganya si Roy? Setelah satu persatu pertanyaan itu aku jawab, Pak Gunawan pun terlihat menghela napas berat seperti tidak puas dengan keputusanku.
"Kita sampai."
Mobil yang kami kendarai pun berhenti di depan sebuah gedung berlantaikan dua tingkat. Kami berdua turun dan sejenak melihat ke arah sekeliling lingkungan tempat bangunan itu berada. Setelah mengamati beberapa saat, aku menoleh dan mengangguk kepada Pak Gunawan. Pria paruh baya itu pun membalas dengan anggukan dan tersenyum seakan mengiyakan. Menurutku pribadi gang tempat bangunan ini berdiri cukup menjanjikan karena terletak dekat dengan pemukiman para warga. Tak jauh dari sana juga terdapat dua sekolah menengah atas dan akses halte bus. Di sisi lain lingkungannya terlihat sangat kondusif, para pemilik toko berdampingan dengan harmonis, kebersihannya pun terjaga.
"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" Seorang pria tua berpakaian santai berjalan keluar menggunakan tongkat dari dalam bangunan itu, ditemani dengan sesosok wanita muda di sampingnya.
"Mungkinkah Bapak ini Pak Gunawan yang menghubungi ayah saya tadi malam?" kata wanita muda itu dengan raut wajah antusias. Setelah mendengar pertanyaannya barusan, sekarang aku sedikit paham tentang identitas wanita itu yang sepertinya anak dari kakek pemilik bangunan. "Oh maaf, saya lupa memperkenalkan diri."
"Nama saya Masayu." Kemudian wanita itu mengulurkan tangan dan menjabat tanganku dan Pak Gunawan.
"Saya Gunawan."
"Alan."
Setelah perkenalan singkat, si kakek pemilik bangunan yang diketahui bernama Sofian itu mempersilahkan kami masuk. Sekilas setelah mengedarkan pandanganku, satu hal yang terlintas di benakku tentang tata letak ruangan di lantai bawah ini. Segala sesuatunya persis seperti kebanyakan tempat usaha lainnya. Dugaan itu diperjelas setelah aku melihat sendiri bagian belakang yang mana tampak seperti dapur untuk memasak.
Dalam hati aku pun bertanya-tanya. Mungkinkah sebelum kakek ini memutuskan untuk menjual bangunannya, dia dan sang putri sempat membuka usaha kuliner di tempat ini? Yah, katakanlah demikian. Hanya saja sesuatu masih mengganjal dalam benakku, yakni alasan mengapa sang kakek dan putrinya berhenti dari usaha itu dan malah menjual bangunannya. Padahal setelah dilihat-lihat lingkungan di tempat ini sangat menjanjikan, jalan gang ini pun terbilang cukup besar dengan ramai pejalan kaki yang melewatinya.
"Pak, ada yang ingin saya tanyakan mengenai tempat ini. Mungkin Bapak juga telah menyadarinya." Aku pun mengambil jarak mendekat ke samping Pak Gunawan, lalu berbicara pelan seperti halnya seseorang ketika sedang berbisik pada temannya. "Menurut Bapak, apa sesuatu hal yang buruk telah tejadi pada bisnis keluarga mereka ini?"
![](https://img.wattpad.com/cover/221891026-288-k639838.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTEM KEHENDAK LANGIT
Fantasi(Kontrak Noveltoon) Part 1-90 : Bisa dibaca di aplikasi Noveltoon. Tiba-tiba saja aku menjadi kaya! Lihatlah, bagaimana caraku untuk membalas semua perbuatan kalian! Dengan semua uang dan kekuasaan yang kini kumiliki, tidak ada satupun orang yang be...