Keesokan harinya begitu mendengar bunyi bel dari arah luar, aku terbangun dan segera beranjak untuk membukakan pintu. Dia sudah datang, sama seperti biasanya dia terlihat sangat bersemangat. Sudah menjadi rutinitas selama seminggu lebih Masayu datang untuk belajar memasak. Beruntung beberapa hari ini dia hanya menghabiskan waktu selama dua jam saja di apartemenku dan kemudian pergi untuk bekerja di restauran baru.
Restauran yang dimaksudkan adalah restauran milikku yang belum lama ini telah diresmikan. Tempat itu bernama All-an. Awalnya nama itu hanyalah sebutan asal yang kubuat-buat, akan tetapi tak disangka Pak Gunawan dan beberapa investor pendiri menyukainya. Restauran All-an telah mendapatkan tempat di hati para pengunjung, selalu saja ramai sejak dibukanya secara umum. Oh ya, tentu saja semua berkat bantuan dari banyak pihak yang telah mempromosikan All-an, dalam hal ini Kakek Sofian adalah penyumbang kontribusi terbesar dalam mengiklankan tempat kami.
Kakek Sofian juga merupakan investor dari bisnis yang baru di rintis ini, dia memegang 10% saham dari total keseluruhannya. Pak Gunawan saja yang kupercayai untuk menjadi manager atas tempat itu hanya memiliki saham sebesar 5%. Dengan jumlah nominal uang yang terbilang besar, saat pertama kalinya mendengar Kakek Sofian berniat ikut menyuntikan dana, aku benar-benar terkejut dan tidak menyangka. Ternyata Pak Sofian dan Masayu tidak sesederhana seperti yang ada di pikiranku. Pak Sofian ini ternyata diam-diam merupakan seorang pengusaha sukses yang bermain di bisnis properti dan real estate.
Siapapun yang melihat keseharian pria tua itu yang sangat sederhana, aku sangat yakin tidak akan ada yang berpikir bahwa Kakek Sofian adalah seorang pembisnis besar! Terlebih kakek ini sebelumnya selalu menghabiskan waktu menemani Masayu berjualan di kedai kecil dan juga sepi, tipuan itu memanglah sukses mengelabuhi mata banyak orang.
"Selamat Pagi, Guru. Mohon bimbingannya untuk terakhir kalinya." Masayu tersenyum seraya memiringkan kepalanya sedikit. Kemudian masuk mendahuluiku tanpa menunggu izin terlebih dariku.
"Baiklah, baiklah, anggap saja seperti rumahmu sendiri," kataku sambil menghela napas dan menutup pintu dengan pasrah.
Berhubung hari ini adalah hari terakhir aku membuat janji untuk mengajarinya, baik-baik saja maka aku dapat menerimanya.
"Kamu bisa langsung pergi lebih dulu menyiapkan bahan-bahannya. Juga, resep terakhir yang akan aku ajarkan hari ini sudah kusiapkan di atas meja makan. Sementara itu, aku akan pergi mandi."
"Baik, aku mengerti."
"Oke."
Kami berpisah, aku berjalan menuju kamar dan menyiapkan pakaian ganti. Setelahnya pergi menuju kamar mandi dan bertelanjang tanpa busana di bawah guyuran shower. Sekitar sepuluh menit aku selesai dan berpakaian rapih, aku segera mendekati Masayu yang tengah tersenyum saat menangkap kedatanganku.
"Emm, kau sudah memulainya? Sampai mana?"
"Aku memiliki keraguan dalam mencampurkan bahan ini dengan ...." Masayu mulai bertanya dan seperti biasa aku memiliki kewajiban untuk menjelaskan padanya. Saat-saat seperti inilah baru terlihat benar gambaran seorang guru yang tengah mengajarkan muridnya. Bagusnya di sini, Masayu tetap fokus selama mendengarkan semua instruksi dariku.
Gerakannya sudah lebih terlarih dan cekatan, dia lebih yakin ketika mengerjakan satu langkah yang instruksikan. Yah, sejatinya bagaimanapun dia sudah menjadi seorang koki yang sebenarnya. Masayu telah memperlihatkan perkembangan yang sangat baik dan aku percaya dia tidak akan kesulitan saat melayani pesanan para pelanggan.
"Terimakasih Guru, atas bimbingannya selama ini," kata Masayu sembari membungkuk kecil sebagai ungkapan rasa bersyukurnya.
"Kamu dapat bekerja dengan baik menjadi koki di restauran, itu sudah cukup membuatku senang. Terimakasih juga sudah mau membantu bisnisku."
"Sangat disayangkan ini telah berakhir, padahal aku sangat menikmati bimbingan yang diberikan olehmu," kata Masayu dengan ekspresi murung di wajah.
"Ayolah, ini bukan seperti akhir dari segalanya. Kamu dapat berkunjung jika menemukan hambatan nantinya."
"Baiklah, aku akan mengingatnya. Tunggu saja, ketika aku rindu padamu Guru, aku akan langsung datang."
"Oke, berhenti menggodaku, sekarang sudah waktunya kau pergi bekerja." Aku segera bertindak tegas mengantarnya pergi menuju area parkir kendaraan. Habisnya, kalau dibiarkan lebih lama Masayu akan mengatakan lebih banyak omong kosong untuk sengaja membuatku salah tingkah karena malu.
"Sampai jumpa lagi, Guru. Aku akan menghubungimu nanti begitu tiba di restauran, oke?" Masayu melemparkan senyuman padaku sebelum pergi mengendarai mobilnya.
"Jangan merindukan aku!"
"Tidak akan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTEM KEHENDAK LANGIT
Fantasía(Kontrak Noveltoon) Part 1-90 : Bisa dibaca di aplikasi Noveltoon. Tiba-tiba saja aku menjadi kaya! Lihatlah, bagaimana caraku untuk membalas semua perbuatan kalian! Dengan semua uang dan kekuasaan yang kini kumiliki, tidak ada satupun orang yang be...