Keributan itu berakhir dengan kemunculan Tuan Owen bersama beberapa sosok lainnya. Satu dari mereka adalah yang aku kenali, dia si Kakek Sofian. Pria tua itu melihatku dengan tatapan tercengang, lalu ekspresinya berubah menjadi cemas.
"Siapa yang berani membuat keributan di acara ulangtahun anakku!" Paman Owen berteriak seraya berjalan mendekat ke arah sang putri. Begitu tiba, sesaat dia terdiam dan melihat ke arah sekelilingnya. Setelahnya dia menemukan keberadaanku lalu mengirimkan tatapan bingung.
"Ayah, ini bukan salahnya, dia hanya menolongku!" kata Yura, dia pergi merangkul sang ayah dan memohon.
"Pria itu telah membuat masalah di antara keluarga Sagala dan Batubara, dia pasti akan mendapat masalah." Seseorang mulai bergosip di dalam kerumunan.
"Lihat bagaimana Tuan Owen membereskan pengacau ini."
"Ya, dia akan mati! Tuan Owen adalah orang yang sangat menyayangi putrinya, dia pasti sangat marah acara ulang tahun anaknya malah dirusak oleh anak itu."
"Sangat disayangkan, dia terlihat lumayan tampan dan juga seorang ahli bela diri. Hanya saja dia sudah memprovokasi dua keluarga besar sekaligus, aku takut masa depannya tidak akan menemukan titik cerah."
Di saat moments yang menegangkan, terdengar banyak bisikan di antara para tamu yang hadir. Bahkan untuk tamu yang baru saja datang bersama Paman Owen itu, mereka bersuara tentang sikapku yang dinilai sembrono oleh mereka. Namun, beberapa saat setelahnya Paman Owen menarik pergelangan sang putri lalu membawanya pergi mendekatiku.
"Alan, apa yang sebenarnya terjadi? Dan lagi kapan kamu datang? Mengapa kamu tidak mengabariku?"
Mendengar perkataannya seketika membuatku kesal, segera aku menoleh ke arah para penjaga yang berada tak jauh dari posisiku. Ini semua salah mereka, jika saja sejak awal mereka menyampaikan pesanku kepada Paman Owen, kejadian seperti ini tidak akan mungkin terjadi. Mereka tidak akan ada yang meremehkan aku dan pria bernama Alfred atau apalah itu, tidak akan berani macam-macam di hadapanku. Segera aku melemparkan tatapan tajam ke arah para penjaga itu. Nampak jelas keringat membasahi kening wajah mereka. Satupun tidak ada yang berani membalas tatapanku, mereka menunduk malu, serta ekspresi ketakutan terlintas di sana.
"Mereka membuat keributan dan menggangu para tamu yang lain, jadi aku hanya memberikan sedikit hukuman kepada mereka, apa ada masalah dengan itu?" kataku sambil tersenyum kecil.
Kemudian Paman Owen menjawab, "Kalau begitu masalahnya selesai sampai di sini. Mereka sudah berbuat buruk pada putriku dan juga penyelamat keluargaku, mereka pantas mendapatkannya!" Setelah mengatakan hal itu barusan, Paman Owen pun tertawa puas dan menyuruh para pengawal untuk membawa keduanya pergi.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa ada yang bisa menjelaskannya padaku? Mengapa Tuan Owen sangat menghormati anak itu!" Salah seorang pria bersuara di antara para tamu, sepertinya dia masih tidak terima karena ekspektasinya tidak sesuai dengan realita.
"Siapa dia?"
"Mungkinkah aku telah salah mengenali orang? Apa dia sebenarnya memiliki latar belakang yang kuat? Ya, tidak salah lagi anak itu pasti memiliki pendukung yang kuat! Bahkan Tuan Owen saja sangat sopan dan menghormatinya!"
"Biar aku tebak, dia pasti murid dari seorang ahli tersembunyi!"
Tentu saja sikap Paman Owen membuat bingung para tamu yang hadir. Banyak dari mereka membelalakkan mata seraya menganga lebar, saking terkejutnya. Bagaimana tidak? Kepala keluarga Sagala telah mengusir anak dari salah satu keluarga besar lainnya dan itu pasti akan memicu api permusuhan di antara kedua keluarga. Satu hal lainnya yang membuat para tamu terkejut yaitu karena Paman Owen ini sebenarnya memberi wajah padaku, yang mana menurut para tamu hanyalah seorang anak miskin tanpa latar belakang kuat.
"Semuanya mohon perhatiannya, malam ini aku ingin mengumumkan bahwa pertunangan putriku dengan putra keluarga Batubara dengan ini telah resmi dibatalkan! Setelah mengetahui keburukan calon pendamping putriku, aku sebagai sang ayah tentu tidak akan tinggal diam! Pria tercela sepertinya benar-benar tidak layak untuk menyentuh putri kesayanganku!"
"Ayah, apa kamu mengatakan yang sebenarnya?" Sesaat Yuri tersenyum sumringah.
"Sayang, kapan ayahmu ini pernah berbohong padamu?"
Namun, tak lama kemudian ekspresi Yura tiba-tiba berubah gelap. Dia menunduk dengan perasaan kesal, lalu melanjutkan perkataannya, "Tidak, Ayah tidak boleh memutuskan pertunangan ini! Ayah tidak perlu mengkhawatirkanku lagi!"
"Ada apa, Sayang? Mengapa kamu jadi bertingkah aneh? Mengapa kamu masih ingin melanjutkan pertunangannya?"
"Ayah, cukup! Jangan pikir Ayah bisa membohongiku lagi! Aku sudah mendengar semuanya dari Alfred. Kakek bukan sedang pergi liburan, kan? Kakek sebenarnya sedang sakit keras dan membutuhkan bantuan pengobatannya dari keluarga Alfred. Jika pertunangan ini dibatalkan, bagaimana nasib kakek nantinya! Aku takut kakek tidak akan bisa bertahan dari penyakitnya! Aku tidak ingin kehilangan kakek! Ayah, aku ...." Tangis Yura pecah sebelum dia bisa menyelesaikan perkataannya. Gadis itu memeluk sang ayah dengan lekat, sama sekali tidak mempedulikan banyak pasang mata yang tengah menyaksikannya.
Untuk beberapa saat, suasana menjadi begitu mengharukan. Para tamu jatuh dalam pemikiran yang mendalam dan bersimpati pada kondisi Yura. Namun sayangnya, itu tak bertahan lama sampai Paman Owen tertawa menanggapi tingkah lucu sang anak.
"Ayah, mengapa kamu tertawa!" kata Yura dengan nada kesal, kemudian dia melepas pelukannya seraya mendorong kecil tubuh ayahnya itu.
"Habisnya kamu ini ada-ada saja. Kamu pikir ayahmu ini tega menjual putri kesayangannya kepada orang lain? Sayang, dengarkan baik-baik. Memang benar kakekmu sebelumnya sakit parah, akan tapi sekarang sudah sembuh dan mulai membaik berkat bantuan dari anak muda ini." Paman Owen merangkulku lalu melanjutkan perkataannya. "Juga, pertunanganmu dengan Alfred sebenarnya perjodohan yang sudah ditentukan oleh kakekmu dan kakeknya sejak kalian masih kecil. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan pengobatan penyakit kakekmu."
"Apa? Maksud Ayah, dia yang menyembuhkan kakek? Apa dia sudah menipumu, Ayah? Bukankah Tuan Feng, si master bela diri yang sudah menyembuhkan kakek?"
Paman Owen menggeleng pelan, kemudian tersenyum. Selanjutnya dia memegang kedua pundak sang putri untuk meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja. Yura tidak perlu khawatir lagi pada keselamatan sang kakek, dia bisa bebas dari pertunangannya.
"Tuan Feng secara sukarela mencoba menyembuhkan penyakit kakekmu menggunakan kemampuannya, tapi pada akhirnya dia tidak berhasil dan menyerah seperti yang lain. Untunglah saat itu Alan masih bersedia menyembuhkan kakekmu, padahal awalnya tanpa sengaja dia sudah diperlakukan buruk oleh para penjaga. Keluarga Sagala kita banyak berhutang budi padanya." Paman Owen menoleh ke arahku dengan maksud mengirimkan tanda terimakasih. Begitu juga para pengawal waktu itu, saat ini mereka berada tak jauh dari posisi Paman Owen membungkuk dan memberi hormat kepadaku.
"Apa Ayah serius? Dia terlihat masih sangat muda. Memang benar dia memiliki kemampuan bela diri dan mampu mengalahkan murid dari master bela diri, tapi aku sulit percaya jika dia memiliki kemampuan lain dalam hal pemahaman dunia pengobatan."
"Dia benar-benar yang telah menyembuhkan penyakit kakekmu, seharusnya kamu berterimakasih padanya. Kamu sangat tidak sopan berbicara seperti itu, apa Ayah pernah mengajarkanmu untuk menilai seseorang dari penampilan luarnya?" kata Paman Owen dengan raut wajah serius.
"Ba-baiklah, aku percaya. Maaf karena aku sempat meragukan kamu. Juga, terimakasih karena sudah menyelamatkan kakekku. Di masa depan jika kamu membutuhkan sesuatu, aku pasti akan membantumu." Yura menghapus air matanya dan tersenyum, kemudian mengulurkan tangannya.
"Tidak masalah, siapapun bisa salah paham tentangku." Aku menjabat tangan wanita itu sembari tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTEM KEHENDAK LANGIT
Fantasy(Kontrak Noveltoon) Part 1-90 : Bisa dibaca di aplikasi Noveltoon. Tiba-tiba saja aku menjadi kaya! Lihatlah, bagaimana caraku untuk membalas semua perbuatan kalian! Dengan semua uang dan kekuasaan yang kini kumiliki, tidak ada satupun orang yang be...