Twenty two

7.6K 1K 18
                                    

Jeno memegang ponselnya, membaca pesan Nana.

Jhonny membujuknya untuk pindah, karena Yooa memang berniat menghabisi Nana

Jeno mengacak rambutnya frustasi, bagaimana caranya menenangkan Yooa?

Yooa masih berusaha menghubungi Jeno, melalui Yangyang ataupun anggota yang lain

Jeno selalu menerima laporan itu, dan menyembunyikannya semua dari Nana

"Bagaimana Jen?"tanya Yangyang

"Yooa menyewa Jhonny"balas Jeno

"Jangan bercanda.."

Jeno memandang datar Yangyang,"apa aku terlihat bercanda sekarang?"

Yangyag duduk,"lalu bagaimana cara mengatasinya?"

Jeno menunduk,"entahlah Yangyang, aku juga sedang berpikir"

"Atau mungkin Nana yang bergerak?"tanya Yangyang

Jeno mendongkak,"apa maksudmu?"

Yangyang menggidikkan bahunya acuh,"kita tak pernah tahu jalan pikiran Nana, dan bisa saja dia sengaja memprovokasimu"

"Aku tak bisa berpikir saat ini.."

Yangyang berdiri mendekati Jeno,"maksudku lihat perubahannya. Apa kau merasa ada yang berubah dari Nana?"

Jeno berpikir sebentar," tidak ada?" Jawabnya tak yakin, karena dia merasa tak ada yang berubah dari Nana

"Mari ubah pertanyaannya. Apa kau merasa ada yang berubah dengan dirimu, lebih khusus setelah Nana kembali?"

Kali ini Jeno menjawab yakin,"tidak. Aku yakin"

Yangyang menggeleng pelan kemudian kembali duduk,"kau sangat berubah. Semenjak Nana pergi, perawakanmu tak jauh beda dengan gangster jalanan. Tempramen dan pemarah"

Jeno mengerutkan dahinya, merasa tersinggung.

"Tapi setelah kau dan Nana kembali, kau lebih lembut, lebih sabar apalagi dalam menghadapi Nana"

Ada benarnya.. Jeno harus menahan amarah untuk tidak lepas kendali agar tidak melukai Nana, lagi.

"Seperti kau tidak menyadari perubahan dirimu sendiri, sama halnya dengan Nana. Mungkin ada yang sedikit yang kau lewati"

Jeno memandang Yanyang,"contohnya?"

"Kau harusnya lebih tahu. Kau tinggal dengannya"balas Yangyang

"Aku hanya menyadarkanmu"sambungnya

"Jika kau lebih dulu menyadarinya, harusnya kau juga tahu Yangyang"balas Jeno

"Aku mengamati. Tidak sepertimu. Kau itu sudah terlalu jatuh pada Nana, sampai hampir buta"balas Yangyang sarkas

Jeno terdiam, apa yang berbeda dari Nana?
Apakah itu suatu pentunjuk?

__••__

Akhirnya dengan sedikit keberanian, Doyoung ikut dengan Taeyong pergi ke Marine. Kali ini dengan Jaehyun, mencegah hal yang tidak diinginkan.

Doyoung telah berkenalan singkat dengannya, terlebih Taeyong juga menceritakan bagaimana Jaehyun berkata bahwa dia menyukai Taeyong.

Jadi Doyoung sedikit lega.

Saat ini mereka memarkirkan mobilnya di toko kelontong, Taeyong ingin berbelanja untuk makan siang mereka, karena pengalaman mereka berdua terakhir kali

Kling! Kling!

"Selamat datang!"Jungjung menyapa dari kasir

Jaehyun tersenyum,"hallo Jungjung"

MA(wi)F(e)IA:NoMin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang