3. 'Osh'

1.3K 169 48
                                    

Vote dulu sebelum membaca!
Bila perlu komen yang banyak:)

**

Tamara pulang dengan berjalan kaki, karena memang jarak sekolah dan rumahnya juga cukup dekat. Lebih baik dia berjalan kaki untuk menghemat ongkos.

Dia bingung sekarang ini bagaimana jika ibunya tahu soal ini? Lalu bagaimana dia menjual bunga-bunga? Apakah kali ini dia harus berjalan untuk menjual bunga-bunganya ke berbagai Desa?

"Aku benci sama Valdo kenapa dia jahat banget sih sama aku?!" keluh Tamara.

"Aku nyesel pernah suka sama Valdo,  kenapa juga aku dulu bodoh banget pernah nulis nama Valdo di pergelangan tanganku." Tamara menggerutu tidak jelas atas kelakuannya dulu yang memang begitu bodoh.

"Aku kira dia itu anak yang baik dan cocok untuk aku. Aku kira orang kaya itu hatinya baik-baik. Ternyata itu hanya perkiraanku saja." Sepanjang jalan Tamara hanya menggerutu. Dia tidak suka dengan Valdo, dia tidak suka dengan Valdo, dia tidak suka dengan Valdo.

Tapi kalian tahu apa sebenarnya yang hatinya katakan?

***

Valdo sedang berada di basecamp Geng Trilled. Dia melamun memikirkan Tamara yang tadi menangis.

Bagaimana seorang Tamara Audy yang mempunyai seribu kekuatan bahkan kebal dengan semua perbuatannya kali ini menangis?

Apakah memang benar perbuatannya kali ini benar-benar fatal?

"Ngelamun terus lo, kesurupan baru tau rasa," omel Dino yang mengetahui Bosnya sedang melamun. Sepertinya ada batu di balik nasi.

Valdo langsung terkejut. Berani sekali Dino mengejutkannya.

"Mau gue bunuh lo?!" ancam Valdo tajam.

"Soryy, Bos." Dino langsung panik dengan ucapan Valdo barusan. "Lagian lo ngelamun terus mikirin Lyodra yang shopping terus?" lanjut Dino.

"Gue heran sama Tamara kenapa dia nangis, ya?" tanya Valdo dengan polos.

"Ngapain lo ngurusin Tamara? Mulai naksir lo sama dia?" Radit menyelidik, sepertinya ada rahasia yang tersembunyi.

Menyebalkan sekali Radit ini untung saja dia sahabatnya kalau tidak habislah riwayatnya.

"Gue nggak suka sama dia. Gue cuma nggak suka kalo liat cewe nangis," kilah Valdo.

"Kalo suka ya tinggal bilang nggak usah malu. Kita sahabatan udah lama Osh. Sejak SMP. Jadi, jangan sembunyiin apapun dari kita," ujar Radit memanggil nama yang paling Valdo benci.

"Berani lo panggil gue Osh lagi gue tutup mulut lo selamanya!" Valdo marah jika ada yang memanggilnya dengan sebutan 'Osh' dia pikir sedang latihan pencak silat apa? Menyebalkan sekali sahabatnya ini. Jadi jangan pernah kalian panggil dia 'Osh'.

Dino dan Radit langsung tertawa tak memperdulikan ancaman sahabatnya itu. Mereka suka sekali ketika menggoda Valdo. Mungkin menurut mereka yang tidak mengenal Valdo dengan baik, Valdo adalah seekor ular yang siap membelit setiap mangsanya, tapi ketika berada dengan sahabatnya bagai anak kecil yang baru saja bisa berjalan.

"Bukannya minta maaf malah ketawa." Valdo melirik mereka berdua dengan tatapan sinis.

"Maaf-maaf, Do. Gue kebawa suasana. Lagian lo lucu di panggil gitu aja langsung sewot," jawab Dino menanggapi Valdo.

"Kalian tuh suka banget bikin mood gue kacau. Gue itu lagi mikirin Tamara tahu." Valdo kelepasan dengan apa yang baru saja dia katakan. Oh tuhan kenapa dia bisa seperti ini?

Ranselku [Belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang