Vote dulu sebelum membaca!
Bila perlu komen yang banyak:)***
Hai makasih banget yang udah baca cerita aku. Aku seneng banget kalo kalian juga vote dan komen setiap part-nya!
Semua itu sangat berarti buat aku:)
Buat kalian yang selalu nunggu up semangat ya !
***
Dapet salam dari Tamara Audy!
Hari itu, Tamara sadar ternyata sikap dinginnya keluar jika bertemu dengan seorang pria. Dia tidak akan membiarkan seorang pria manapun singgah di hatinya. Dia takut sangat takut jika di kemudian hari dia harus tersakiti kembali.
Sejak adanya Isabella di rumah Tamara, kehidupan Tamara rasanya kembali normal. Tidak ada masalah apapun. Bahkan semua kejadian yang beberapa hari yang lalu selalu menimpanya kini sudah tidak ada lagi.
"Aku seneng, deh, kamu ada di sini, Bel," ujar Tamara sembari memberikan senyum terbaiknya kepada Bella.
Bella hanya menghela napas berat, selalu saja begini kejadiannya. Dia tidak suka. "Apaan sih, Mara?!"
"Di puji malah ngebentak." Tamara berpura-pura marah.
Bella menggeleng dengan kuat. "Aku nggak bentak kamu kok."
"Lah barusan apa?"
Bella menghela napas lelah. "Udah, deh, Mara! Mending sekarang kamu bikinin aku es teh manis."
"Enak aja nyuruh-nyuruh aku, bikin sendiri sana!" tolak Tamara. Enak saja.
Bella membuang mukanya, tanpa menatap Tamara. "Pelit banget sih jadi orang?!"
"Biarin." Tamara kemudian memeletkan lidahnya.
Mereka saling perang bantal sekarang di ruang tamu. Sudah sejak lama Tamara tidak melakukan perang bantal. Rindu!
"UDAH DONG, MARA!" seru Bella.
"KAN KAMU YANG MULAI, GIMANA SIH?"
Akhirnya mereka berdua saling berpelukan, rasa rindu yang sudah lima tahun mereka rasakan kini sudah terpenuhi. Mereka tidak akan membiarkan semua ini berakhir, tidak akan! Mungkin.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Ranselku [Belum Revisi]
Фэнтези_______________________________________________ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!! [Tahap revisi, tulisan ini masih banyak kekurangan] *** Berkisah tentang kisah cinta 2 insan yang mengalami hambatan besar karena berbeda ras. Tamara Audy gadis sederhana...