Vote dulu sebelum membaca!
Bila perlu komen yang banyak:)***
Valdo terduduk lemas di lantai. Dia sangat kecewa sekali dengan tolakan Tamara.Dino dan Radit melihat Tamara yang keluar dari rooftop dengan wajah sebalnya. Kemudian mereka berdua langsung ke rooftop melihat keadaan Valdo.
"VALDO!" teriak Dino dan Radit bebarengan.
"Lo kenapa bisa gini sih?" tanya Dino.
Valdo malas untuk menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Radit menggoyang-goyangkan tangan Valdo. Namun, tak ada reaksi apapun. Mereka khawatir dengan keadaan Valdo. Akhirnya mereka membawa Valdo ke kursi yang berada di rooftop.
"Gue di tolak sama Tamara," ungkap Valdo dengan kecewa.
"DI TOLAK?!" Radit dan Dino tidak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini.
"Lo kenapa sih, Do? Lo udah gila?!" urai Dino.
Valdo berdecak, "Gue bingung sama kalian berdua, apa salahnya sih gue suka sama Tamara?"
"SUKA?!" jerit Dino dan Radit bersamaan.
"Bacot lo pada!" Valdo langsung saja pergi meninggalkan Dino dan Radit. Bukannya mendukung malah mempersulit.
***
Tamara masih tidak percaya dengan kejadian yang baru saja terjadi. Kemudian dia ingat dengan ucapannya."Ranselku."
"Apa maksud semua ini?"
"Apakah bisa aku mendapat semua keinginan ku?"
"Aku ingin bersanding dengan Valdo. Aduh ada-ada saja."
Tamara langsung pergi ke taman dimana ranselnya berada. Dia langsung memperhatikan dengan teliti apakah ada sesuatu yang aneh dengan ransel temuannya itu.
Sama seperti ransel biasa.Lalu apakah memang ini suci dari hati seorang Valdo? Tapi dia tidak mau dengan Valdo.
Dia masih membenci laki-laki itu. Dia masih mengingat, bagaimana nasib sepeda pemberian mendiang Ayahnya. Sehingga dia harus berusaha kali ini untuk mendapatkan sepeda baru.
"Jika bumi dan matahari bisa bersatu ...." Tamara menggantungkan ucapannya.
"Pasti semuanya berakhir."
"Aku tidak akan membiarkan semua itu terjadi. Karena aku dan kamu memang tidak di takdirkan untuk bersama."
"Maaf, Do. Aku nggak bisa nerima kamu!" lirih Tamara sambil memangku ransel temuannya itu.
***
Lyodra mendengar kabar dari sahabatnya- Mawar. Bahwa pacarnya itu tadi siang mencari keberadaan Tamara. Anak beasiswa yang songongnya minta ampun_pikirnya.
Tentu saja dia marah. Pacarnya lebih memilih mencari Tamara di banding mencarinya.
"Gue harus cari perhitungan sama Tamara." Lyodra pergi ke taman belakang sekolah SMA Biru. Dia mengetahui semua informasi ini dari sahabatnya. Dia langsung mendatangi Tamara.
"TAMARA!" teriak Lyodra setelah sampai di depan Tamara.
Tamara langsung bangkit dari duduknya. Dia sudah tahu Lyodra pasti akan memarahinya maka dari itu dia tidak terkejut.
"Lo tahu apa yang udah lo lakuin?!" Lyodra benar-benar marah.
Tamara memiringkan bibirnya. "Nggak!"
"Masih berani ngeles lo ternyata?!"
"Maksud kamu apa?" Tamara masih mencoba bersabar menghadapi Lyodra. Dia tahu Lyodra saat ini sedang cemburu.
Lyodra berkata dengan suara sedikit berteriak, "Lo udah berani ngerebut perhatian Valdo dari gue."
"Aku nggak pernah ada niatan begitu." Tamara merasa bersalah karena telah dituduh seperti itu.
"Halah belaga polos lo!" Lyodra mendorong Tamara sehingga membuatnya jatuh ke lantai.
Tamara langsung bangkit, dia tidak terima di perlakukan seperti itu. Tamara kembali mendorong Lyodra sampai tersungkur ke lantai.
Alhasil mereka saling mendorong tanpa ada yang mau mengalah.
Mawar bingung bagaimana cara memisahkan Lyodra dan Tamara? Akhirnya dia memanggil Geng Trilled untuk melerai mereka.
***
Geng Trilled tiba di taman belakang sekolah. Mereka langsung mencoba melerai mereka berdua melalui ancaman dari Valdo.
"BERHENTI!" pinta Geng Trilled bersamaan. Namun, ternyata usaha mereka gagal dengan berteriak seperti itu.
Valdo geram dengan mereka berdua. Akhirnya Valdo langsung berjalan dan berada di tengah-tengah antara Lyodra dan Tamara.
Tamara dan Lyodra hampir saja memukul wajah Valdo. Tapi, ini seorang Valdo bisa menangkis semua lawan termasuk pukulan seorang Tamara.
Valdo menatap mereka berdua dengan sengit. Seperti anak kecil saja_pikirnya.
"Kalian gue hukum bersihin taman ini sekarang juga!"
"NGGAK!" tolak Lyodra dan Tamara bersamaan.
"Gue bilang sekarang! Oh atau kalian minta di laporin sama guru BK?" Valdo menaikkan sudut bibirnya.
"JANGAN!" cegah Lyodra dan Tamara kompak.
"Ya udah lakuin sekarang. Gue hitung sampai tiga kalo kalian belum juga beresin taman ini--" ucapan Valdo di potong oleh Lyodra dan Tamara.
"OKE." Lyodra dan Tamara langsung bergegas melaksanakan tugas dari Valdo.
Valdo tersenyum tipis dengan kelakuan mereka berdua. Yang terpenting yaitu Tamara.
Dia sebenarnya tidak tega dengan hukuman ini. Dia rasanya ingin sekali membantu Tamara. Tapi bisa sangat fatal jika Lyodra nantinya akan mengganggu Tamara kembali.
Lyodra kesal dengan perlakuan Valdo. Berani sekali dia mengancamnya. Sedangkan Tamara? Dia happy-happy saja. Tak memperdulikan apapun.
"Aku tau kamu ingin berbuat adil ."
"Aku tau keputusan kamu baik."
"Aku percaya kamu adalah orang baik." Tamara tersenyum lebar dan ternyata itu di lihat oleh seorang Valdo. Bagai petir yang menyambar Valdo tak kuasa melihat ciptaan Tuhan kali ini.
Dia unik, menarik, sederhana, dan cantik.
"Gue akan mencoba buat lo tertarik. Untuk kali ini gue di tolak. Tapi nggak tahu buat nanti," kekeuh Valdo. Dia masih percaya bahwa dia akan mendapatkan hati Tamara.
***
Terima kasih sudah mampir ke ceritaku.
Penasaran part selanjutnya?
Silahkan komen jika ada typo!
Follow Instagram Author
@DewibiruuFollow YouTube Author
@dewisarah16
KAMU SEDANG MEMBACA
Ranselku [Belum Revisi]
Fantasy_______________________________________________ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!! [Tahap revisi, tulisan ini masih banyak kekurangan] *** Berkisah tentang kisah cinta 2 insan yang mengalami hambatan besar karena berbeda ras. Tamara Audy gadis sederhana...