37. FLASHBACK

517 52 4
                                    

Vote dulu sebelum membaca!
Bila perlu komen yang banyak:)

***

Hai makasih banget yang udah baca cerita aku. Aku seneng banget kalo kalian juga vote dan komen setiap part-nya!

Semua itu sangat berarti buat aku:)

Buat kalian yang selalu nunggu up semangat ya !

***

Semuanya punya masa lalu, bukan cuma lo ya bangsat.

~Hanum Indrawati

***

"Ayah ... Ayah au emanya?" Si gadis mungil, yang kira-kira berumur 2 tahun lebih, kini sudah mulai bisa berbicara cukup jelas.

"Ayah sama Ibu mau pergi ke pabrik dulu ya, Sayang." Seorang pria bertubuh tinggi, mengelus puncak kepala Isabella.

"Eya iut oyeh?" tanya gadis itu memohon.

"Nggak boleh sayang, kamu disini aja sama bibi yah." Laki-laki itu tersenyum, mencoba memberikan pengertian.

Tapi ternyata dia gagal Bella malah menangis tersedu-sedu. Membuat Ayahnya tak kuasa bersabar, atau biasa disebut, Piol.

"Ya sudah kamu ikut, tapi kamu jangan jauh-jauh dari Ayah sama Ibu oke." Piol memberikan jari kelingkingnya, pertanda Bella harus berjanji.

"Ciap, Ayah." Bella pun mengunci kelingking Piol dengannya.

Mereka sama-sama tersenyum gembira, sampai akhirnya seorang wanita keluar dari kediaman Piol. Yah, dia adalah Ibu dari Bella.

Hanum menangis, membuat Piol dan Bella menatapnya heran. Mereka berdua mendekati Hanum, untuk menanyakan apa alasan dia menangis.

"Ibu enyapa?" tanya Bella kasihan, dia sangat menyayangi keluarganya.

"Iya sayang kamu kenapa?" Piol langsung memeluk istrinya, pasti dia membutuhkan kenyamanan sekarang ini.

"Ayo, kita masuk! Kita bicarakan di dalam!" Piol kemudian langsung menuntun istrinya untuk duduk.

Air mata yang mengalir dari Hanum, membuat Bella merasakannya. Ada rasa bersalah di hatinya, dia memang tidak berguna.

"Coba jelasin, kenapa kamu nangis?!" Piol kebingungan, jarang sekali istrinya ini menangis. Pasti ada masalah serius.

"Ibu nggak nyangka, ternyata Daniel yang selama ini korupsi, Yah," ujar Hanum.

Piol menganga tak percaya, tidak mungkin sahabat baiknya melakukan itu. Itu, sangat mustahil.

"Ibu, jangan sembarang ngomong! Apa ibu udah ada bukti?" tanya Piol mencoba menyelidiki kasus ini lebih lanjut.

Hanum menghapus air matanya, kemudian menatap suaminya.

"Apa kamu nggak percaya sama aku, Yah? aku ini, Istrimu!" Hanum merasa kecewa, dia memalingkan wajahnya dari Piol.

Ranselku [Belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang