21.SADAR

605 59 3
                                    

Vote dulu sebelum membaca!
Bila perlu komen yang banyak:)

***

Hai makasih banget yang udah baca cerita aku. Aku seneng banget kalo kalian juga vote dan komen setiap part-nya!

Semua itu sangat berarti buat aku:)

Buat kalian yang selalu nunggu up semangat ya !

***

Matahari kini telah terbit dan menunjukkan cahayanya. Tamara sudah bangun sejak subuh untuk sholat dan mandi.

Valdo sampai sekarang belum sadar membuat sesak hati Tamara. Serasa salah satu bagian dari dirinya itu hilang entah kemana.

Dia tidak sanggup untuk melihat sang pujaan hati tergulai lemas di ranjang rumah sakit lebih lama. Lebih baik dirinya saja yang berada di sana, jangan Valdo!

Hana memegang pundak Tamara. "Tam, ayo kita sarapan dulu!"

"Aku belum laper, Han," tolak Tamara dengan cepat.

"Tamara, makan dong sama kita. Nggak usah malu-malu!" ajak Dino.

"Emang pernah Tamara malu-malu ?!" goda Radit yang membuat Dino berpikir. "Nggak pernah, sih." Tawa mereka berempat pecah. Seketika Tamara langsung ingat dan menatap tajam Hana, Radit, dan Dino.

Setelah beberapa menit ,Tamara duduk dan menatap Valdo. Kasihan sekali. Tangan Valdo bergerak membuat Tamara langsung mengucek matanya. Tapi ternyata Hana, Radit, dan Dino melihatnya. "Valdo gerakin tangannya!" seru Tamara kegirangan.

"Iya gue juga lihat," tutur Radit dan Dino dengan serempak.

Hana langsung memanggil Dokter untuk mengecek keadaan Valdo. Sedikit demi sedikit mata Valdo mulai terbuka. Membuat Tamara senang tak karuan.  "Gue dimana?" tanya Valdo.

Tamara langsung menggenggam erat tangan Valdo. "Kamu udah sadar? Kamu sekarang di rumah sakit."

Valdo memegang kepalanya yang masih terasa sakit. "Rumah sakit?"

"Iya, Bos. Lo lagi di rumah sakit. Dua hari lo nggak sadar," terang Dino prihatin dengan keadaan Valdo yang terbilang sangat lemah.

Valdo memperhatikan perempuan yang ada di samping Radit. "Dia siapa?"

Radit bingung dengan pertanyaan Valdo barusan. "Ini pacar gue, Hana."

"Lo udah punya pacar, Dit?!" Tamara, Hana, Radit, dan Dino melongo tak percaya, bukankah Valdo mengetahui ini semua?!

Radit mengangguk. "Iya, gue udah punya pacar."

Valdo melirik ke arah samping dan mendapati Tamara yang menggenggam erat tangannya. Valdo langsung melepaskan genggaman itu dengan kasar. Sontak membuat Tamara terkejut.

"Ngapain lo pegang-pegang tangan gue?! Nyari kesempatan hah?!" bentak Valdo kepada Tamara.

"Ma--ma-af, Do. A--ku ..." Tamara menatap Valdo tak percaya. Ini sungguh di luar dugaannya.

Ranselku [Belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang