8.JANJI TAMARA

1K 93 10
                                    

Vote dulu sebelum membaca!
Bila perlu komen yang banyak:)

***
Tamara sedang berjualan bunga untuk memenuhi kebutuhan dia dan Ibunya. Tamara sangat rajin, beruntung sekali mempunyai Putri sepertinya.

Milla selalu bersyukur kepada Tuhan karena telah diberikan seorang putri seperti Tamara.

"Terimakasih karena telah memberikanku sebuah amanah yang sangat bermanfaat untuk keluarga ku." Milla bersyukur mengungkapkan isi hatinya yang sudah lama ingin ia katakan.

"Ayah, Putrimu kini sudah besar," urai Milla sembari memandang foto Daniel- suaminya.

Dia memandang lekat betapa bahagianya dia di hari itu. Saling memandang, memancarkan sejuta harapan untuk masa depan. Ternyata Daniel dipanggil terlebih dahulu ketika usia Tamara baru saja 2 tahun.

***
Valdo sedang berada di kamarnya karena hari ini hari libur. Dia malas untuk keluar, bahkan keluar kamar.

Mamah dan Papahnya Valdo sangat menyayangi Putranya itu tetapi Valdo lebih memilih sendiri. Valdo tidak pernah tersenyum untuk kedua orang tuanya.

Rena dan Vino hanya bersabar mendapatkan anak sepertinya. Valdo sangat berbanding balik dengan kedua orang tuanya. Dia sangat dingin, entahlah ketika bersama dengan sahabatnya.

"Kenapa, ya, Pah? Valdo itu anaknya dingin banget dan keras kepala?" keluh Rena kepada suaminya.

"Papah juga bingung, Mah. Padahal hidup dia kan, enak. Punya keluarga dan barang-barang mewah," imbau Vino. Dia rasa selama ini kebutuhan Valdo sudah tercukupi.

Valdo mendengar pembicaraan Mamah dan Papahnya itu ketika sedang di dapur. Valdo langsung masuk ke kamarnya kembali dan lupa untuk mengambil segelas air.

"Andai Mamah sama Papah tahu, Valdo kesepian!" lirih Valdo setibanya di dalam kamar.

"Valdo seperti nggak di butuhin di keluarga ini," imbuhnya.

"Valdo butuh perhatian dari kalian, kapan kalian bisa ngeluangin waktu buat Valdo?!" Valdo membanting semua barang-barang yang ada di kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya yang terasa lelah.

Valdo mengeluarkan ponsel dari saku bajunya. Dia membuka kembali riwayat chat-nya dengan Tamara.

Untung saja pesannya dapat di cadangkan. Sehingga dia tidak kehilangan nomor siapapun termasuk nomor Tamara Audy.

"Gue juga nggak tahu, Tam. Kenapa gue bisa tiba-tiba suka sama lo?" katanya, "tiba-tiba saja cinta datang begitunya. Gue sayang sama lo, Tam," tambah Valdo kemudian terlelap begitu saja.

***
Ketika Tamara sedang berkeliling untuk menjual bunga, Tamara seperti merasa ada yang memanggil namanya. Dia berbalik.

"Iya, siapa?"

"Lho, kok, nggak ada siapa-siapa?" batinnya.

"Apa ini cuma perasaanku saja, ya?"

Hana, orang yang selalu setia membeli bunga-bunga milik Tamara menyentuh pundak Tamara.

"Aaaaaaaaaaaa." teriak Tamara dengan lantangnya.

"Aaaaaaaaaaaa," Hana yang terkejut karena teriakan Tamara pun ikut menjerit.

"Eh maaf -maafin aku, Hana! Tadi soalnya ada yang manggil nama aku tapi pas aku nengok nggak ada siapapun. Jadi, aku kira pas kamu tiba-tiba nyentuh aku dikira penjahat," terang Tamara kepada Hana.

Hana menarik napasnya dalam-dalam. Dia masih syok dengan Tamara. Ada-ada saja kelakuannya.
"Iya-iya nggak papa, kok. Aku cuma mau beli bunganya kamu."

"Dua, ya," lanjut Hana.

Tamara langsung mengambil 2 buah bunga yang ada di keranjangnya. "Wah, kamu tumben belinya 2 ada apa ini?"

"Aku mau ngasih kejutan sama pacar aku. Baru 1 Minggu kita pacaran," tutur Hana kepada Tamara. Dia begitu terbuka kepada sahabatnya yang berbeda sekolah ini.

Tamara tercengang, ternyata sahabatnya sudah memiliki kekasih. "Wah, romantis banget kamu, Han. Emangnya pacar kamu sekolah di mana?"

"Di sekolah kamu SMA Biru dan dia juga masih kelas Xl sama kaya kamu," ungkap Hana dengan cepat.

Jiwa kepo Tamara membara, dia ingin selalu bertanya-tanya, "Serius? Namanya siapa emangnya, Han?"

Hana malu-malu ketika ingin menjawab pertanyaan Tamara. Tapi akhirnya dia memberanikan diri. "Namanya, Radit Arkana."

"RADIT?!" pekik Tamara. Dia terkejut karena kekasihnya adalah salah satu anggota Geng Trilled.

"Iya, Tam. Dia itu ganteng banget. Aku sayang banget deh sama dia." Hana menutup wajahnya yang sudah merah merona.

Tamara mengkerutkan keningnya. "Kamu yakin Radit itu orang baik?"

Mendengar pertanyaan Tamara, kini Hana terlihat lebih serius. "Maksud kamu apa Tamara? Kamu kenal sama dia?"

"Iya aku kenal banget sama dia. Dia itu temen sekelas aku. Dia anak populer di sekolahku karena dia salah satu anggota Geng Trilled yang paling di takuti oleh semua siswa." Tamara tidak tega jika harus menyembunyikan identitas Radit. Hana harus mengetahui semua ini!

"Emangnya iya? Kok Radit nggak pernah cerita sama aku?" desis Hana yang mulai curiga kepada kekasihnya.

"Mungkin belum waktunya, Han. Tapi, semoga Radit tulus mencintai kamu, ya. Dan semoga berkat adanya kamu di sisinya Radit bisa berubah seperti kamu yang baik hati," kata Tamara kemudian tersenyum.

"Kamu bisa aja, Tam. Yaudah ini uangnya," lontar Hana sambil menyodorkan uang 10 ribu rupiah. "Kalau gitu aku pamit ya, Tam. Hati-hati di jalan. Jangan lupa selalu berdo'a kepada Tuhan."

"Makasih, Han. Aku selalu berdoa kok sama Tuhan," dalih Tamara mencoba berkelit.

Hana tersenyum. "Bukan do'a itu yang aku maksud."

"Terus apa?"

"Berdoa supaya kamu cepat-cepat dapat pacar." Hana langsung lari setelah mengucapkan kalimatnya. Sedangkan Tamara? Dia geram sekali dengan sahabatnya. Satu-satunya sahabat yang berbeda sekolah dengan Tamara. Tetapi, Hana selalu bisa membuat Tamara tersenyum bahagia rasanya bisa kenal dengan seorang Hana Ardela.

Tamara menengadahkan tangannya. "Oh Tuhan jaga selalu sahabatku itu!" Tamara menggantungkan ucapannya, "semoga Radit tidak pernah melukai hatinya."

"Dia gadis yang sangat baik, aku kagum sekali dengannya. Di saat semuanya menjauh dariku karena aku miskin, dia menyemangatiku. Di saat aku tak punya sosok teman dia menggandeng tanganku." Tamara sangat bersyukur, dia kemudian mengaminkan do'anya tadi.

"Semoga kamu selalu bahagia dengan Radit. Aku akan berusaha untuk itu. Aku akan mencoba bicara dengan Radit. Ya, harus!" itu adalah janji seorang Tamara Audy. Demi sahabatnya bahagia, dia juga akan selalu mencoba untuk membantunya.

***

Terima kasih sudah mampir ke ceritaku.

Penasaran part selanjutnya?

Silahkan komen jika ada typo!

Follow Instagram Author
@Dewibiruu

Follow YouTube Author
@dewisarah16

Ranselku [Belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang