32. RASA

505 49 5
                                    

Vote dulu sebelum membaca!
Bila perlu komen yang banyak:)

***

Hai makasih banget yang udah baca cerita aku. Aku seneng banget kalo kalian juga vote dan komen setiap part-nya!

Semua itu sangat berarti buat aku:)

Buat kalian yang selalu nunggu up semangat ya !

***

Seorang gadis menatap sendu akan kedekatan Valdo dan Tamara. Rasanya hatinya teriris. Sudah dua tahun ini, Gadis yang bernama Sabika Eka Mambiru, mencintai seseorang secara diam-diam.

Di saat hujan deras seperti ini, harusnya dia yang bersanding dengan Valdo bukan Tamara. Air mata mulai membasahi pipinya, dia tidak kuat jika harus selalu mengalah.

Sabika juga manusia yang ingin bahagia. Apa kurangnya Sabika? Dia orang kaya, anak pemilik pengusaha ternama di Kalimantan. Tidak cukupkah kekayaannya untuk mendapatkan Valdo sang most wanted SMA Biru?

"Kenapa kamu nggak pernah menganggap aku ada, Do?" lirih Ika dari balik pohon pisang, yang masih berdiri dengan kokoh.

"Aku suka sama kamu sejak masa-masa MOS." Ika mulai mengeluh dan mengatakan semua isi hatinya, kepada dirinya sendiri. "Untuk apa kamu berjuang? Kamu nggak pantas berjuang untuk orang dingin seperti Tamara!" sambungnya.

"Kamu nggak pernah nengok ke arahku, Do. Kenapa?" suaranya mulai parau, karena derasnya air hujan dan tangisannya yang semakin memburu.

"Aku ... Aku harus berjuang! Aku nggak bisa selalu mengalah. Dulu aku mengalah karena Lyodra, tapi aku nggak mau kalau Tamara nyakitin kamu. Aku ... Aku Sabika Eka Mambiru, aku janji, aku akan berjuang untuk kamu!" Itu adalah janji seorang Sabika, orang yang terlihat lemah belum tentu benar-benar lemah. Dan orang yang baik bukan terlihat dari fisik ataupun materi, orang baik terdapat dalam hatinya. Dia yang mau berkorban, untuk membahagiakan seseorang.

Karena sudah terlalu lama di rendahkan, Sabika harus bisa tegas. Dia mampu, dan dia pasti bisa. Benarkah?

***
Dino dan Bella kini sangat bahagia, untuk pertama kalinya, motor Dino terisi oleh seorang wanita.

Dino tak kuasa menahan senyumnya, jika saja dia tahu kalau jatuh cinta seindah ini sejak dahulu. Dia menyesal baru kali ini merasakan jatuh cinta.

"Kenapa senyum-senyum terus?" tanya Bella, wajahnya menghadap ke spion untuk melihat Dino yang kelihatan salting.

"Kenapa? Nggak suka?" bukannya menjawab malah berbalik tanya.

"Nggak kok, kamu emang murah senyum, ya," goda Bella.

"Pasti ada maunya, kan?" sudah pasti, perempuan jika ada maunya seperti itu. Benarkah?

Bella mencubit pingang Dino pelan. "Enak aja! Aku bukan orang kaya gitu kok. Aku tulus ngomong kaya gitu sama kamu."

Dino terperangah, benar-benar Bella memang terbaik. Bagaimana kabarmu dengan Risya ?

"Kok diem?" tanya Bella, kemudian dia memegang pundak Dino.

"Lo genit banget sih?!"

"Genit? Maksud kamu gimana?" tanya Bella kebingungan. Apakah dia sudah salah ucap?

"Itu megang-megang pundak gue."

"Baperan amat, sih?! Aku kan cuma pegangan, takut nanti jatoh ke aspal. Kalo jatohnya kepelukan kamu, mah, nggak papa!"

Hening

1

2

3

Mereka tertawa, tidak menyangka mereka bisa sedekat ini. Yang awalnya hanya perkenalan biasa, tiba-tiba timbul lah cinta.

Menikmati keindahan kota yang sedang di guyur hujan, memang begitu menakjubkan. Apalagi jika bisa bersama dengan seseorang yang kita cintai.

Dalam keheningan, semakin dekat jarak diantara Dino dan Bella. Bella yang kini mulai terlelap karena mungkin sudah terlalu lelah, dia tidak sadar jika tangannya kini melingkar di pinggang Dino Mahesa.

Dalam benak Dino dia berjanji, akan selalu berusaha untuk membahagiakan Isabella. Gadis pertama yang ia temui, dan mampu memikat hatinya.

Semoga tuhan menghendaki jika Dino dan Bella harus bersama. Bukan tentang bulshit atau omong kosong. Ini adalah janji seorang Dino, sang Raja jomblo yang baru mengenal cinta. Semoga cintanya selalu abadi bersama dengan jalannya waktu. Dia-- Isabella semoga menjadi milik seorang Dino Mahesa.

***
"Bella," panggil Dino mencoba untuk membangunkan Bella yang sedari tadi tidur.

"Kok nggak bangun-bangun, sih?" tanya Dino kepada dirinya sendiri.

Seseorang keluar dari kediaman rumah Daniel. Dia, Milla Aila. Ibunda dari Tamara Audy.

"Lho- lho kok Bella tidur?" tanya Milla terkejut.

"I--iya Tante. Tadi Dino bangunin nggak nyahut-nyahut," pungkas Dino mencoba menjelaskan kejadian yang sebenarnya terjadi.

Milla menggelengkan kepalanya pusing. "Udah biasa itu, mah. Bella kan emang kebo. Kalau udah tidur, susah di bangunin. Ya udah, Nak Dino bisa tolongin Tante nggak? Gendongin Bella ya, dibawa ke kamar."

"Bisa kok, Tan." Dino langsung saja menggendong Bella dengan ala Bridal style. Karena rumah keluarga Daniel sederhana, Dino tak susah payah untuk naik menggunakan anak tangga.

"Tante percaya kok sama kamu, Tante ke dapur sebentar, yah. " Izin Milla kepada Dino, kemudian langsung berlalu pergi.

Dino meletakkan Bella ke ranjangnya secara perlahan.

"Bella, Bella. Tidur aja masih cakep kamu," puji Dino sembari tersenyum.

Sebelum pergi, Dino tak tahu apa yang dia lakukan. Dino mencium kening milik Bella, pertanda bahwa Dino memang benar-benar sayang kepada Bella.

Setelah itu, Dino langsung menutup pintu kamar Bella. Sebelumnya dia mengatakan, "Selamat tidur putri cantik, maaf ya sudah membuat kamu kehujanan. Nanti kalo Tamara udah balik, dia yang gantiin baju kamu."

Setelah pintu tertutup, Bella tersenyum. Ternyata dia hanya pura-pura tertidur.

***

Terima kasih sudah mampir ke ceritaku.

Penasaran part selanjutnya?

Silahkan komen jika ada typo!

Follow Instagram Author
@Dewibiruu

Follow YouTube Author
@dewisarah16

Ranselku [Belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang