Ranselku [Belum Revisi]

36. AWAL SEBUAH IDE PEMBALASAN

Vote dulu sebelum membaca!
Bila perlu komen yang banyak:)

***

Hai makasih banget yang udah baca cerita aku. Aku seneng banget kalo kalian juga vote dan komen setiap part-nya!

Semua itu sangat berarti buat aku:)

Buat kalian yang selalu nunggu up semangat ya !

***

Semua orang memiliki peran tersendiri, termasuk gue.
~ Isabella

***

Pagi harinya semua siswa SMA Biru di gegerkan dengan di temukannya mayat yang bernama Mentari Valuniv dan Sabika Eka Mambiru.

Mereka meninggal dengan sangat tragis. Harusnya mereka sekarang ini masih berkumpul dengan keluarga dan teman-temannya. Tapi, mungkin memang sudah ajalnya.

Semuanya menatap tak percaya, ada sebuah tangis haru dan ada sebuah tangis palsu.

"Wei, itu Mentari temen sekelas kita," ucap salah satu siswa yang bernama Nando.

Tamara, Bella, dan Geng Trilled pun hadir di sana. Sungguh naas sekali nasib Mentari dan Ika. "Sumpah itu beneran Mentari sama Ika?" tanya Bella ikut prihatin.

"Iya, Sayang. Itu beneran Mentari sama Ika," jawab Dino kemudian mengelus puncak kepala Bella.

"Aku nggak nyangka banget, apa sebab mereka meninggal?" tanya Tamara, dia begitu prihatin dengan keadaan yang terjadi.

"Kayaknya mereka bunuh diri!" celetuk Radit. Kebiasaan!

"Bunuh diri? Kenapa?" tanya Tamara polos sekali.

"Iya kayaknya, Mara. Kalo nggak, mungkin mereka berantem tuh, terus mereka jatoh," papar Bella panjang lebar.

Nando mencoba mengingat kejadian kemarin. "Bukannya Mentari kemarin baru putus sama Heri ya? Anak IPS itu lho, mungkin dia frustasi."

"Darimana kamu tahu?" tanya Tamara semakin kepo.

"Gue liat di Instagramnya Mentari, diakan anak sosmed." Nando kemudian cengengesan bak tampan saja. Muka seperti bakso beranak saja, gayanya minta ampun.

"Terus kenapa Mentari bisa sama Ika?" Valdo akhirnya bertanya setelah berpikir apa sebab ini semua.

"Mending di makamkan dulu, Pak!" pinta Tamara kepada kepala sekolah.