14. GENG TRILLED

657 65 8
                                    

Vote dulu sebelum membaca!
Bila perlu komen yang banyak:)

***
Hari ini waktunya Geng Trilled untuk berkumpul. Mereka biasanya menginap di rumah Valdo yang memang rumahnya itu mewah dan cukup sepi. Jadi, kemungkinan besar tidak akan ada yang mengganggu acara mereka.

"Gue punya pertanyaan buat kalian!" ujar Dino untuk memecah keheningan.

Valdo dan Radit yang sibuk memainkan game PlayStation- nya langsung menengok ke Dino. "Apaan?" tanya Radit.

Dino pura-pura berpikir, kemudian mengatakan, "Kenapa ikan nggak pernah tidur?"

Radit langsung berpikir dengan sekuat tenaga tapi dia tidak dapat menjawabnya. "Gue nyerah. Apa jawabannya?"

"Tunggu dulu, gue kan belum jawab, Dit!" sergah Valdo dengan cepat.

"Udah nyerah aja lo nggak bakal tahu jawabannya," ejek Dino meremehkan Valdo selaku ketua Geng Trilled sekaligus most wanted di sekolahnya.

Valdo membelalakkan matanya. "Gue tahu. Karena kalo ikan tidur pasti dia mati. Benerkan?"

Dino emosi. Kenapa Valdo bisa menjawab pertanyaannya yang sangat sulit? Dia bahkan sampai searching di google untuk mendapatkan jawabannya.

Radit menggelengkan kepalanya. "Pasti salah ya kan, No?"

Dino bersungut-sungut, keningnya mengkerut. "Bener anjir. Kok, lo bisa tahu si, Do?"

Valdo tersenyum miring. "Oshvaldo Bryan di lawan."

Radit dan Dino hanya mengerucutkan bibirnya. Bosnya ini jika sudah sombong tidak akan ada tandingannya. Lihat saja sekarang . Valdo sedag jungkir balik, selfie-selfie dan sebagainya.

"Bisa nggak sih kalo tahu sesuatu nggak usah sombong?!" Dino yang memberikan pertanyaan kepada Valdo akhirnya menyesal sendiri. Dia lupa kalau Bosnya itu memang suka pamer asal kalian tahu.

Valdo mempunya ide, dia tersenyum penuh arti. Dia tahu Dino dan Radit pasti tidak dapat menebaknya. "Sekarang giliran gue yang nanya sama lo berdua!"

"Apaan?!" jawab Radit dan Dino dengan serempak.

"Kenapa kita nggak bisa menggapai langit?"

"WHAT THE FUCK!" Radit dan Dino langsung tak memikirkan pertanyaan Valdo. Ini sangat sulit untuk otak mereka yang pas-pasan.

"Kenapa? Nggak ada yang tahu?" Valdo menyengir.

"YA KAAALEENGG!" jawab Dino menirukan iklan yang ada di TV-nya.

"Kalo gue tahu jawabannya apa hadiahnya?" kelakar Radit. Memang dasar mata duitan.

Valdo kini menatap Radit dengan serius. "Lo harus ngungkapin hubungan lo sama, Hana!"

"HAH?!" teriaknya, "GUE NGGAK PUNYA PACAR!" terang Radit.

"Kita sahabat. Tapi, lo? Lo nggak percaya sama kita. Terus gunanya sahabat itu apa dit?!" Valdo kesal karena Radit membohonginya selama satu Minggu ini.

Valdo tidak cemburu karena Radit sudah mempunyai pacar tetapi setidaknya dia harus cerita dengan dirinya dan Dino.

Sudah berapa lama memangnya persahabatan mereka? Apa masih ragu dengan semua hal yang sudah mereka lalui? Dari hal yang konyol, sedih, dan bahagia sudah mereka lalui semua.

Tapi, kenapa masalah Radit yang mata duitan ini tidak bercerita apa-apa?!

"Udah-udah!" sela Dino mencoba mencairkan suasana.

"Mungkin Radit mau ngasih kejutan sama kita, Do. Mangkanya dia belum ngasih tau kita," sanggah Dino. Dia tidak mau ada pertikaian antara sesama sahabat.

"TAPI KITA UDAH SAHABATAN LAMA! KENAPA HARUS ADA RAHASIA?!" pekik Valdo dengan keras.

"YA MUNGKIN MEMANG BELUM TEPAT WAKTUNYA, DO!" Dino menengahi mereka berdua yang sepertinya akan ada lomba tinju dadakan di sana.

Radit mengambil napasnya dalam-dalam. "OKE, GUE JELASINN!"

***

Tamara memandang lekat gantungan kunci yang diberikan Valdo. Ini sangat lucu. "Kenapa Valdo bisa seromantis ini, ya?" tanya Tamara kepada dirinya sendiri.

"Kenapa tiba-tiba Valdo bisa kaya gini ke aku?" pikirnya, "bukannya dulu Valdo benci banget sama aku?" Tamara mengingat semua masalalu- nya di mana di saat ada Valdo dan Tamara pasti akan ada lomba adu bacot.

Semua kawan-kawannya hanya diam mendengarkan, tidak mau ikut campur dengan urusan mereka.

Tamara mengambil ranselnya yang tergantung kemudian memperhatikannya. "Sejak ada ransel ini, hidup aku berubah."

"Aku juga nggak tahu kenapa? Mungkin semua ini memang sudah takdirnya bukan karena sebuah ransel."

"Tapi jika benar ini adalah Ransel Ajaib apa aku bisa memiliki semuanya?"

"TERMASUK VALDO?" Tamara membayangkan betapa bahagianya suatu hari jika dia bersama Valdo. Pasti hari-harinya akan lebih berwarna.

Tapi apa iya? Bukannya malah perdebatan selalu ada diantara mereka.

"VALDO NYEBELIN!!" oceh Tamara tidak jelas.

Tamara kemudian membanting pintu, menarik selimut, dan bobo manis. laguu apaya ....

***

Terima kasih sudah mampir ke ceritaku.

Penasaran part selanjutnya?

Silahkan komen jika ada typo!

Follow Instagram Author
@Dewibiruu

Follow YouTube Author
@dewisarah16

Ranselku [Belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang