10

5.2K 462 15
                                    

.

.

.

"Hachimm"

Jungkook mengusap hidung mancungnya ditengah sarapan paginya, Ana yang melihat ini hanya mampu menatap malang pria itu, sungguh sepertinya Jungkook sedang terkena flu dan ya seharusnya dirinya tak perlu datang kekantor tapi entahlah apa yang difikirkan Jungkook kali ini.

"Aku akan pulang terlambat, kau tidak perlu menungguku"
Ucap Jungkook setelahnya pergi, bahkan tak ada ucapan sampai jumpa diantara keduanya, entahlah Jungkook yang terlampau cuek dan Ana yang merupakan tipe gadis yang cukup pendiam apalagi berhadapan dengan seorang pria, mungkin karena belum terbiasa.

.

"Pagi tuan"

"Selamat pagi tuan"

Berbagai ucapan selamat pagi ia dapatkan seperti biasanya, hanya saja hari ini Jungkook sedikit kurang sehat jadi ia terburu memasuki ruangannya.

"Tolong bawakan aku teh hangat dan suruh Eunbi keruanganku"
Ucapnya pada seseorang diseberang telepon, tentu saja Jungkook itu seorang presdir diperusahaannya jadi dia bebas ingin mengatur siapapun.

"Permisi tuan"
Choi Eunbi, gadis itu masuk setelah mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Apa kau sudah melaksanakan perintahku ?"

Gadis yang berdiri didepan Jungkook itu mengangguk menjawab atasannya.

"Sudah tuan"

"Baguslah"

Jungkook berucap lalu menatap sebuah foto yang terpajang diatas meja, foto dua orang yang saling menatap penuh cinta disana lalu mengusapnya dengan penuh kasih.

"Nayeon-ah, happy birthday sayang"
Ucapnya lalu ibu jarinya mengusap foto didepannya, sedang Eunbi hanya bisa menatap miris pria itu yang dengan penuh kasih menatap foto yang hampir tujuh tahun berada dimeja itu.

"Dia tidak pernah melupakannya sama sekali"

.

"Khamsahamnida"
Ucap Ana setelah mendengar pengulangan ucapan dari gadis didepannya.

"Bagus, sepertinya kau akan cepat mengerti bahasa ini nyonya"
Anita berucap, dirinya sangat senang dapat membagi ilmunya pada Ana, jujur saja Ana adalah gadis yang baik, untuk ukuran seseorang istri presdir seperti Ana, nyatanya gadis itu tidak pernah merendahkan atau bahkan meremehkan seseorang.

"Nyonya, bagaimana jika kita keluar ? Aku akan mengajakmu berkeliling Seoul, jika kau tidak keberatan kebetulan aku tidak ada jadwal mengajar lagi setelah ini"

Ana berfikir cukup lama lalu bangkit dan menelepon seseorang siapalagi jika bukan Jungkook.

Tut..

Suara panggilan tersambung itu kini beralih dengan suara seorang pria.

"Ada apa ?"

Mendengar nada Jungkook yang cukup dingin membuat nyalinya sedikit menciut.

"A-apa aku boleh keluar ?"

Terdengar decakan kesal diseberang telepon sana.

"Apa kau harus bertanya hal ini padaku ?"
Ujar Jungkook, sejujurnya Jungkook tak suka jika seseorang mengganggunya saat bekerja hanya ada satu orang yang dikecualikan oleh Jungkook yaitu Nayeon.

"Y-ya, aku fikir aku harus mendapatkan izinmu terlebih dahulu "

"Dengar, kau tinggal disebuah rumah mewah bukan penjara yang jika kau ingin sesuatu harus mengatakannya terlebih dahulu padaku"

Ana [Jjk-BTS] // ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang