18

4.4K 401 18
                                    

.

.

.

Ana tidak bisa tidur malam ini, suara tangis seorang anak membuat dirinya terbangun ditengah malam, entah mengapa tapi.. Ana merasa bahwa gadis kecil yang sore tadi dibawa pulang oleh pria yang tak lain adalah Jungkook itu kini sedang merengek entah karena apa.

Sejujurnya Ana sendiri tidak ingin ikut campur dalam masalah ini, mengingat seperti yang Jungkook katakan bahwa dirumah ini dirinya bukanlah siapa siapa melainkan hanya sebagai gadis asing, hah tentu saja, Ana bahkan mengerti dengan baik hal itu, tapi Ana juga tidak tega jika dirinya terus diam saat mendengar rengekan gadis kecil yang ia ketahui adalah putri dari Kim Namjoon.

Hingga saat langkah kakinya terhenti dan berdiri dengan ragu didepan sebuah pintu, Ana menata hati dan fikirannya, berharap agar pria jeon itu setidaknya membuka dan membiarkan dirinya masuk untuk menolong gadis kecil didalam sana.
Menarik nafas dalam Ana kemudian mengetuk pintu didepannya. Yang tak lama kemudian pintu itu terbuka dan menampilkan seorang pria dengan piyama hitam.

Ana menunduk saat manik keduanya bertemu, membuang pandang saat pria itu menatap kearahnya.

"Aku dengar dia menangis, jadi aku kemari untuk melihatnya"

Jungkook bingung, ia hanya belum terbiasa saja menangani anak kecil terlebih anak seusia Haeun.

"Ya, aku tidak tahu mengapa dia merengek seperti itu, aku rasa dia sedang merindukan ibunya"

Ana kembali menatap pria dihadapannya sekilas lalu memilih untuk melirik kearah ruangan dibalik punggung Jungkook.

"Jika kau tidak keberatan, aku akan membantu"

Jungkook lupa bahwa gadis dihadapannya itu terbiasa menghadapi anak anak, mengingat profesi yang gadis itu jalani dulu Jungkook akhirnya mengangguk setuju, dia sudah tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk menenangkan Haeun, mungkin dengan sedikit bantuan dari Ana gadis kecil itu bisa diam dan tertidur kembali seperti sebelumnya.

Ana sendiri lantas masuk saat mendapat persetujuan dari pria didepannya, dilihatnya disana gadis kecil dengan piyama putih bercorak bintang berwarna warni itu sedang duduk dengan wajah merah karena menangis, Ana lantas duduk ditepi tempat tidur sebelum akhirnya tersenyum tulus pada gadis kecil itu.

"Ada apa ? Kenapa Haeun menangis hm ? Bukankah Haeun gadis yang pintar ? Ayo kemari, bibi punya sesuatu untuk Haeun"

Gadis kecil itu akhirnya mendongak menatap Ana setelah sebelumnya mengusap hidungnya dengan punggung tangannya yang kecil. Tangisnya berhenti seketika saat melihat kehadiran Ana yang dengan tulus mengulurkan kedua tangannya.

Sebuah gelengan kecil tercipta dari sang gadis kecil, Ana menghembuskan nafas pelan bersabar seperti yang biasa ia lakukan saat menghadapi anak anak seusia Haeun.

"Baiklah, kalau begitu apa Haeun ingin mendengar sebuah cerita ?"

Gadis kecil itu hanya menatap penuh atensi pada sosok Ana yang kini mulai menceritakan sebuah dongeng.

Jungkook sendiri masih berdiri diambang pintu, melihat bagaimana cara Ana membujuk dan memperlakukan lembut anak anak membuat hatinya sedikit melunak walau disisi lain ia sedikit khawatir akan kasih sayang seorang Ana pada anak anak, ia hanya tidak ingin semua rencana yang sudah ia susun diawal menjadi berantakan hanya karena perasaan yang seharusnya tidak pernah tumbuh.

'Nayeon-ah, mengapa ini begitu sulit ? andai kau disini, bersamaku '- Jungkook

.

Malam berganti Ana bahkan tak sadar kini dirinya terbangun diatas ranjang milik Jungkook, dilihatnya disana Jungkook berada diruangan yang sama hanya saja pria itu kini tertidur disofa, ah Ana jadi merasa bersalah, hanya karena menenangkan gadis kecil yang kini tertidur disampingnya ia jadi ketiduran dikamar milik Jungkook.

Membuang semua rasa bersalahnya Ana hendak bangkit jika saja tangannya tidak ditahan oleh sang gadis kecil. Ana sendiri hanya tersenyum tipis lantas berusaha menarik tangannya pelan yang membuat geliat kecil tercipta dari gadis kecil disampingnya dan berakhir mulus saat gadis kecil itu memunggungi Ana.

Ana bangkit hendak keluar dari ruangan itu namun ia sedikit terkejut saat mendapati Jungkook kini mulai terbangun dan satu pemandangan yang begitu indah adalah saat pria itu memandang kearah Ana dengan tatapan teduh, wajah yang masih kacau akibat tidur dan jangan lupakan rambut yang sedikit berantakan dan dua teratas kancing piyama yang sengaja Jungkook lepas saat ingin tidur.
Membuat Ana mendadak sesak dan berakhir memalingkan wajahnya kearah lain.

"Kau sudah bangun ?"

Entah ada apa dengan pria itu, bahkan selama Ana tinggal ia tak pernah bangun lebih siang dari pria itu. Tak menanggapi Ana lantas melirik kearah gadis kecil yang masih pulas dengan tidurnya.

"Ahhh.. Namjoon hyung itu memang merepotkan, bisa bisanya dia meninggalkan putrinya disini"

Ana lantas kembali pada presensi pria yang kini sudah berdiri, mungkin hendak menuju toilet.

"Aku... Akan keluar "
Ucap Ana yang kemudian mulai melangkah meninggalkan kedua presensi itu, hingga saat langkahnya akan berakhir didepan sebuah pintu suara pria itu kembali terdengar oleh rungunya.

"Terimakasih "

Ana berhenti, dia tidak salah dengar bukan, mengingat pria itu benar benar tak pernah berucap demikian walau sudah banyak hal yang ia lakukan namun Jungkook tak pernah mengatakan hal tersebut padanya.

Menunduk dalam Ana lantas membuka knop pintu dan berakhir keluar tanpa menghiraukan ucapan Jungkook.

.

Tidak biasanya pagi Ana dilewati seramai ini, tentu saja televisi diruang tengah dalam keadaan menyala bahkan suaranya bisa dikategorikan cukup besar untuk ukuran rumah seorang Jeon Jungkook, beruntung jarak antar rumah dikawasan itu sedikit berjauhan, setidaknya itu tak akan mengganggu tetangganya.

Terdengar tawa dan nyanyian dari ruangan itu, Ana yang mendengar kekacauan yang terjadi hanya menggeleng lantas berjalan menuju sumber suara tak lupa dengan segelas susu ditangannya.
Dilihatnya disana seorang gadis kecil yang sibuk menari, melompat kesana kemari dan jangan lupakan rambutnya yang terikat dengan tatanan yang sulit dijelaskan, entah mungkin gadis itu mengikat rambutnya sendiri atau bagaimana.

"Haeun, ayo minum dulu susunya"
Gadis kecil itu seketika berhenti lantas duduk disamping Ana kemudian meneguk susu yang diberikan.

"Haeun sedang belajar mengikat rambut sendiri ya ?"
Ana bertanya yang dibalas gelengan kecil dari gadis didepannya.

"Samchon yang ikat"
Senyuman tipis terbit dari bibir Ana, entah mengapa tapi Ana tidak pernah berfikir bahwa Jungkook akan melakukan hal itu pada gadis kecil disampingnya.

"Eomma bilang lambut Haeun halus diikat"

Ana jadi gemas sendiri, ternyata gadis kecil disampingnya lah yang meminta agar rambutnya diikat, tapi sungguh ingin sekali rasanya Ana membenarkan ikatan rambut Haeun, namun saat ia ingin melakukannya Jungkook tiba tiba muncul dan menatap keduanya.

"Aku harus kekantor"
Jungkook berucap setelahnya melirik Haeun yang sibuk menghabiskan susunya sedang maniknya masih fokus pada sebuah film kartun kesukaannya.
Ana yang melihat ini mengerti apa maksud dari pria didepan sana, tentu saja Jungkook tidak mungkin membawa Haeun bersamanya bukan.

"Aku akan menjaganya, kau tidak perlu khawatir"
Ucap Ana setelahnya mengusap pelan surai gadis kecil disampingnya. Jungkook lantas sedikit lega, pasalnya tak perlu diminta Ana bahkan sudah mengetahui keinginannya.

"Aku akan pulang lebih cepat, aku janji"
Ucap Jungkook menutup pembicaraan setelahnya keluar rumah dan berangkat kekantornya.


.

.

Annyeong yorobun..
Ehehe
Maaf ya lama up
Kemarin habis PTS jadi ya fokus belajar dulu.. 😅

Oh iya, aku ga tau kalian suka atau ga sama part ini, tapi makasih ya yang udah dukung dan tungguin cerita ga jelas ini..

Makasihh
🙏🙏👇💜

Ana [Jjk-BTS] // ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang