16

4.6K 410 15
                                    

.

.

.

Berperang dengan hati dan fikiran, mungkin ini yang sedang dialami Ana saat ini.
Setelah keduanya memutuskan untuk segera kembali ke Seoul pria itu langsung mengajak Ana menemui Seokjin.

Padahal jika difikir masih ada banyak waktu untuk bertemu dengan pria bermarga Kim itu, mengingat ini masih terbilang cukup pagi untuk bertemu dengan seorang dokter spesialis. Dan entahlah Jungkook bahkan tidak memberitahu hal ini pada Ana terlebih dahulu walau semalam dia sudah diberitahu tapi dia tidak berfikir untuk datang secepat itu.

Setelah menunggu dan beberapa menit melakukan pemeriksaan, Ana dan Jungkook dikejutkan dengan sebuah kabar yang begitu menggembirakan.
Tepat saat usia pernikahannya menginjak angka 3 bulan keduanya mendapat sebuah kabar yang sangat membuat Ana begitu terkejut.

"Selamat kook, Ana berhasil mengandung, bayimu akan segera datang kedunia"

Senyuman tak pernah lepas dari wajah tampan itu bahkan sejak keduanya keluar dari ruangan Seokjin. Sungguh bukankah ini adalah kabar yang baik ? Tapi entahlah, bagi Ana ini kabar yang sangat sulit dikategorikan. Nyatanya gadis itu bahkan sangat bahagia namun disisi lain dia juga begitu sedih karena bayi yang ada dirahimnya tak lama lagi akan sepenuhnya milik pria disampingnya.

"Kau pasti sangat bahagia, dia akan lahir"

Jungkook menoleh, senyumnya perlahan pudar saat melihat raut wajah Ana.
Gadis berhijab biru itu hanya tertawa hambar, mengingat hal yang akan ia lakukan nanti.

"Tenanglah, aku tidak akan mengingkari perjanjian itu"

Ana berucap, gadis itu kini mulai terbiasa dengan Jungkook, bukankah memang seharusnya begitu. Jungkook sendiri kembali memperhatikan jalanan didepannya. Merasa bersalah ? Tentu saja tidak, ini bukan kesalahannya, lagipula Ana yang menyetujui perjanjian itu bukan. Jungkook bahkan tidak pernah sekalipun memaksa gadis itu untuk menyetujuinya.

Menghentikan mobilnya, Jungkook lantas menatap Ana sebelum dirinya memutuskan untuk keluar dari mobil.
"Aku tidak pernah memaksamu untuk melakukannya, kau yang datang dan menawarkan dirimu padaku, aku hanya menginginkan seorang anak dan kau ingin agar ayahmu sembuh, kita memiliki tujuan yang sama, yaitu ingin melihat seseorang yang kita sayangi bahagia, semua ini bahkan sudah tertulis diperjanjian itu, dan  seharusnya kau sudah tahu mengenai hal ini, aku tidak menjadikanmu istri dalam hubungan ini tapi aku manjadikanmu sebagai istri sah dalam hukum, aku hanya ingin agar orang orang tidak berfikir negatif tentangmu, aku akan menjaga kehormatan dan kesucianmu, jadi tolong jaga dia seperti yang akan kulakukan padamu"

Setelahnya pria itu pergi tanpa memperdulikan Ana yang kini sudah menitikkan air mata, sungguh bukankah perkataan Jungkook begitu kejam. Bagaimana bisa Jungkook berkata demikian, sedang dirinya bahkan tidak tahu seberat apa beban yang kini sedang dirasakan Ana.

Ana memang bersalah, tapi apakah Jungkook berhak berkata demikian ?
Ana bukanlah gadis yang akan dengan mudahnya melakukan sesuatu, tapi kini dia benar benar menyesali keputusan dan kecerobohannya, tanpa berfikir kembali.






.




Jungkook termenung, langit gelap tanpa bintang itu menjadi temannya malam ini, berdiri ditepian jendela yang sedikit terbuka dan membiarakan wajahnya diterpa angin malam yang dingin.

Membuka setiap lembaran masa lalunya terasa amat menyakitkan bagi Jungkook.
Tawa seorang wanita yang dicintainya benar benar terekam jelas dikepalanya.




"Jungkook-ah, lihat, apa yang kubawa"

"apa? "

"Uhmm, tutup matamu"

Ana [Jjk-BTS] // ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang