35

4.9K 383 34
                                    

Warning!!

Mature content
Untuk yang dibawah umur dan sedikit terganggu dengan chapt kali ini mohon kerjasamanya ya
Aku udah kasih tau kalau ini marriage life
Jadi mohon baca cerita ini dengan bijak

Oke
Makasih 🙏🙏


.

.



Semalaman semua orang dirumah besar milik keluarga Jeon tidak tidur. Baik Jungkook, Ana, Hyeri, Namjoon dan Munhee mengkhawatirkan keadaan Ji Hyun. Mereka merasa gelisah ketika tak ada satu kabarpun yang ia terima dari penculik Ji Hyun. Rasanya Jungkook ingin berteriak frustasi karena memikirkan bagaimana keadaan sang putra.

Berkeliling menggunakan mobil memang tidak membuahkan hasil sedikitpun.

"Kook, aku mengerti ini sangat berat bagimu, tapi percayalah semua akan baik baik saja"
Namjoon menepuk pelan pundak Jungkook, sedikit menyalurkan kekuatannya. Menjadi seorang ayah memang tidak mudah tapi semua yang Jungkook alami selama ini begitu menyiksanya. Rasanya cobaan tidak pernah berhenti menerpanya, kadang Jungkook juga berfikir apakah Tuhan memang tidak menginginkannya bahagia.

"Putraku hilang hyung, dan kau mengatakan bahwa semua akan baik baik saja ? Bagaimana jika yang ada diposisiku sekarang adalah kau, apakah kau akan tetap diam saat kehilangan Haeun ?"

"Apa yang kau katakan Kook ? Apa kau sedang membandingkan gadis tidak berguna itu dengan Hyeri ? Mereka berdua jelas berbeda. Gadis itu bahkan tidak mengerti bagaimana cara menjaga seorang anak dan kau menyamakan Hyeri dengannya ?"
Munhee bersuara, sejak kedatangannya, wanita itu terus menebar kebencian pada Ana, entah apa yang telah dilakukan gadis berhijab itu hingga Munhhe begitu membenci Ana.

"Sudahlah eomma, Jungkook hanya sedang kacau, dia tidak bermaksud menyamakan Hyeri dan Ana"

Namjoon menyela, lantas maniknya beralih pada presensi seorang gadis berhijab dibalik counter dapur. Gadis itu tetap saja bersikap tegar mendengar kalimat pedas yang Munhee ucapkan. Bahkan jika kalimat yang Munhee katakan kelewat batas, Ana hanya mampu menahan tangisnya dalam diam.








.

.

Waktu berlalu, tak ada kabar mengenai Ji Hyun, Jungkook semakin frustasi, dan Ana semakin tenggelam dalam kesedihan. Beberapa detektif terkemuka sudah Jungkook sewa untuk mengetahui siapa orang dibalik penculikan putranya, namun semua yang di lakukan nihil.

"Ini sudah tiga hari setelah insiden penculikan itu, dan kami bahkan belum tahu siapa yang menjadi akar dalam kejadian ini, Tuan, saya rasa kita hanya perlu mendapatkan setidaknya beberapa petunjuk untuk mengetahui keberadaan putra anda"

Jungkook menghela nafas, dia tidak tahu lagi harus berbuat apa, pasalnya dia bahkan tidak mengerti apa motif dibalik penculikan Ji Hyun.
Setidaknya jika penculik itu menginginkan seluruh hartanya Jungkook pasti akan menyerahkannya.

Membasuh wajahnya diwastafel, Jungkook menatap dirinya yang kacau, dia bingung, dia kehilangan arah, dia ingin menyerah, sungguh jika dia tidak ingat bahwa yang hilang adalah putranya Jungkook bisa saja bersikap acuh, tak peduli apapun yang terjadi.

Keluar dari toilet Jungkook dikejutkan dengan dering ponsel milik Ana yang entah bagaimana ponsel gadis itu tertinggal dikamarnya. Sebuah panggilan yang bisa saja ia acuhkan namun melihat sebuah nama yang tertera disana membuatnya sedikit tersulut emosi. Hingga berakhir mengangkat telepon itu.

"Hallo Assalamualaikum Ana"
Jungkook sedikit meremas ponsel milik Ana ketika suara seorang pria terdengar.

"Ana kau baik baik saja ?"

Ana [Jjk-BTS] // ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang