14

4.5K 401 12
                                    

.

.

.

"Bagaimana hyung ?"

Seokjin, pria berjas putih itu hanya menghela nafas berat setelah keluar dari ruang khususnya. Ekspresi lelah tercetak jelas diwajah tampan pria itu. Tak dapat dipungkiri dokter spesialis kandungan selevel Seokjin cukup kerepotan dengan proses yang Ana jalani, sungguh Ana bahkan masih suci, dan Seokjin tahu itu mengingat walau dirinya hanya mendampingi seorang dokter wanita yang biasa memeriksa Ana tapi ia tahu bagaimana sulitnya gadis itu menjalani proses penanaman embrio kedalam rahimnya.

"Semua berjalan dengan baik, untuk beberapa jam kedepan Ana diharuskan tetap berbaring dan soal tingkat keberhasilan dalam hal ini kita akan melihat dua minggu kedepan"

Jungkook menghela nafas lega, setidaknya proses yang cukup sulit ini sudah Ana jalani dan lewati dengan baik dan ia berharap ini adalah pertama dan terakhir kalinya gadis berhijab itu melalui proses ini.

"Kalau begitu aku permisi, jika kau butuh bantuan aku ada diruanganku"
Seokjin menepuk pelan bahu pria didepannya sebelum akhirnya pergi menuju ruangannya.
Sedang Jungkook hanya melihat pria berjas itu masuk dan hilang dibalik pintu lantas maniknya ia alihkan pada pintu putih didepannya, menghela nafas pelan sebelum tangannya bersiap untuk memutar knop pintu.

Melangkah masuk dilihatnya disana seorang gadis berhijab yang sedang terbaring, matanya terpejam, Jungkook yakin gadis itu sedang tertidur karena lelah, sejujurnya pria itu sudah diberitahu agar dia menemani Ana dalam proses bayi tabung itu tapi Jungkook menolak dengan alasan dia tidak ingin mengganggu saat proses itu terjadi, sungguh sebenarnya bukan itu alasan Jungkook menolak hanya saja dia tidak ingin melihat bagaimana gadis itu berjuang demi anaknya, tidak, bukannya Jungkook tidak memiliki perasaan hanya saja dia tidak ingin membuat dirinya merasa bersalah pada gadis itu.

"Hmm"
Ana bergumam kecil, dahinya berkerut hingga membuat Jungkook yang melihatnya cukup bingung dengan apa yang dirasakan gadis itu.
Membuka matanya perlahan, Ana mendapati presensi seorang pria sedang berdiri disampingnya.

"Kau butuh sesuatu ? Atau perlu ku panggilkan dokter ?"
Jungkook bertanya sedang Ana masih mengatur pandangannya terhadap cahaya yang cukup menyilaukan mata.

"Aku ingin duduk"
Ana berucap pelan sedang tubuhnya kini mulai bergerak hendak duduk, namun sebelum itu terjadi Jungkook lebih dulu menghentikan pergerakan gadis didepannya. Ana sendiri sangat terkejut dengan perlakuan pria dihadapannya, bagaimana tidak Jungkook, pria itu menahan kedua bahu Ana, sungguh ini kali pertama pria itu menyentuhnya setelah pernikahan.

Jungkook yang menyadari ini seketika menarik tangannya.
"A ah, maaf, aku tidak sengaja"
Kini Jungkook salah tingkah, tidak tahu apa yang harus ia katakan, seharusnya dia katakan saja bahwa ini perintah dokter.

"Dokter menyarankan agar kau tetap berbaring untuk beberapa jam kedepan"
Ana yang mendengar ini lantas kembali berbaring, ia bingung harus berbuat apa, sungguh situasi kali ini terlampau canggung hingga rasanya bernafaspun sulit.

"Kalau begitu aku keluar dulu, jika kau membutuhkan sesuatu kau bisa memanggilku"
Jungkook berucap setelahnya memutuskan untuk keluar dari ruangan, ia tahu Ana pasti sangat tidak nyaman dengan kejadian beberapa menit lalu, begitu pula dengan dirinya yang merasa canggung setelah kejadian itu.

.

Malam hari begitu terasa gelap dan dingin dari biasanya, namun gadis dengan hijab berwarna crem itu tidak pernah lelah untuk memandang langit gelap diatasnya, rasanya Ana ingin sekali pergi dari hidupnya saat ini, namun ia sadar ada sosok yang akan hidup didalam tubuhnya beberapa bulan lagi, ada rasa sedih dan bahagia disana, semua bercampur menjadi satu membuat Ana tidak dapat berfikir dengan jernih.
Sedikit mengelus perut ratanya Ana yakin semua pasti bisa ia jalani dengan ketegaran, walau dirinya sadar ia akan kehilangan semua perasaan bahagia yang saat ini ia rasakan.

Ana [Jjk-BTS] // ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang