.
.
.
Awan gelap mendominasi kota saat itu, Ana sendiri sejak satu jam lalu sibuk berbelanja disalah satu mall dipusat kota, bibi JungMi tidak masuk hari ini karena beberapa kerabatnya datang, sebagai seorang nyonya Ana juga tak bisa melarang bibi JungMi untuk mengambil cutinya dan dia juga tak mempermasalahkan hal itu, mengingat Ana biasa melakukan semua pekerjaannya sendiri.
"Ya ampun, maaf tuan aku tidak sengaja"
Ana berucap saat tanpa sengaja menjatuhkan beberapa bahan makanan yang terpajang dirak."Ana "
Suara berat nan halus itu membuat Ana seketika mendongak, menoleh pada presensi pria disampingnya."Mas Fahrin "
Ucap Ana terkejut saat mendapati seseorang yang sangat dikenalnya itu berada diSeoul."Mas Fahrin disini ?"
Ana memastikan, dia tidak sedang berhalusinasi bukan, sahabatnya kini berada didepannya.
Fahrin sendiri hanya mampu mengangguk kecil disertai senyuman yang begitu manis."Ya, seminggu lalu aku ditugaskan kemari, sudah lama ya saat terakhir kali kita berjumpa, bagaimana kabarmu ? dan suamimu ?"
Ana yang mendengar ini hanya mampu tersenyum tipis lantas menunduk.
"Semua baik baik saja mas, mas sendiri bagaimana ?"Fahrin sendiri tahu Ana sedang menyembunyikan sesuatu mengingat dia sudah mengenal Ana sejak kecil dan perlu diketahui bahwasannya Fahrin bukan saja menganggap Ana sebagai sahabat atau teman masa kecilnya, lebih dari itu Fahrin menganggap Ana adalah seorang gadis yang sangat spesial dihatinya, namun sepertinya semua perjuangannya selama ini musnah saat mengingat kenyataan bahwa kini gadis cantik berhijab didepannya itu bahkan sudah menjadi istri pria lain.
"Aku baik, oh iya kau sedang berbelanja ya ?"
Pertanyaan cukup bodoh untuk dijawab, tentu saja Fahrin juga berfikir demikian, sungguh pria itu hanya ingin mengusir kecanggungan antara dirinya dan gadis dihadapannya.
Sedang Ana hanya mengangguk pelan disertai dengan tawa tertahan, tentu saja entah bagaimana sahabat yang biasa dikenalnya sangat kalem dan bijaksana itu kini menjadi salah tingkah entah karena apa."Ahahha.. Sepertinya aku bertanya hal yang tidak perlu dijawab"
Fahrin menggaruk tengkuknya, sungguh memalukan."Tidak apa apa mas, aku mengerti"
Ucap Ana mengusir kecanggungan, Fahrin yang melihat hal ini lantas menatap sekeliling mencari sosok pria yang beberapa bulan lalu ia temui."Dimana suamimu ?"
Ana diam beberapa detik untuk mencerna dan menyiapkan jawaban yang tepat atas pertanyaan pria dihadapannya.
"Dia sedang dikantor, mas sendiri bukankah ini jam kerja ?"
Tanya Ana selanjutnya memilih untuk mencari beberapa bahan makanan yang tersusun dirak.
Fahrin sendiri kembali melanjutkan aktivitasnya bersama dengan Ana disampingnya."Tidak, hari ini kantor libur"
Ana kemudian hanya mengangguk mengiyakan, tentu saja Fahrin itu sudah seperti kakak baginya dan soal pertemuan mereka sejujurnya Ana sedikit merasa bahagia, setidaknya kini ada seseorang yang mau mendengar keluh kesahnya, seperti dulu, tapi apakah hal ini perlu Ana utarakan pada Fahrin ? Ah entahlah biar waktu saja yang akan menjawab.Keduanya sibuk berbincang dan memilih hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.
"Sepertinya akan turun hujan "
Ana mendongak menatap langit yang semakin gelap."Ya, sepertinya kita harus sudahi pertemuan ini"
Ana berucap, sedang Fahrin hanya mengangguk, sungguh dia bahkan masih ingin melihat paras dan senyum gadis disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana [Jjk-BTS] // END
FanfictionTerjebak dalam pernikahan tanpa cinta bukanlah hal yang diinginkan siapapun, termasuk Ana, seorang gadis sederhana yang harus terjebak dalam pernikahan yang bahkan siapapun tak menginginkannya. "Semua hanya demi ayah" Sebuah kalimat yang selalu men...