13

4.6K 395 11
                                    

.

.

.

Gadis sederhana, entah sudah berapa banyak kalimat itu terlintas difikiran setiap orang yang menemuinya, bukan hanya itu, Ana juga seorang gadis yang baik juga rendah hati, sungguh dirinya benar benar tidak mencerminkan seorang yang memiliki kedudukan yang tinggi walau memang dirinya adalah seorang istri dari seorang pemilik perusahaan ternama. Terbukti bagaimana sederhananya gadis itu dengan ikut bersama bibi JungMi kesebuah supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan yang memang sudah habis, padahal Ana sendiri sudah menawarkan bantuan pada bibi JungMi agar dirinya saja yang pergi, tapi bibi JungMi menolak dengan alasan yang menurut Ana sangat tidak masuk akal baginya, bibi JungMi mengatakan kalau Ana tetap pergi sendiri dia pasti akan dimarahi oleh sang tuan dan tentu saja Ana merasa itu adalah hal berlebihan, lagipula sebagai seorang wanita yang sudah bersuami ini adalah salah satu kewajibannya bukan ? tapi nyatanya ia dibawa hanya untuk tetap berdiam dan menikmati semua fasilitas mewah yang diberikan oleh pria itu. Tidak, Ana bukan wanita seperti itu, dia bahkan tidak ingin merepotkan orang lain apalagi dengan kebiasaan Ana yang memang terbiasa melakukan semuanya sendiri dirumah, jujur saja Ana sebenarnya sedikit tidak nyaman saat semua yang seharusnya ia kerjakan telah dilakukan oleh pelayan rumah Jeon.

"Eh_"
Bibi JungMi menghentikan langkahnya saat mengingat sesuatu yang belum ia beli.

"Ada apa bi ?"
Ana bertanya, semakin hari gadis berhijab itu semakin lancar menggunakan bahasa Korea, tidak mudah memang tapi Ana akan membiasakan dirinya walau mungkin ada beberapa kata yang salah.

"Saya melupakan sesuatu Nyonya"
Ana tersenyum lantas mengambil alih semua belanjaan ketangannya.

"Biar aku saja yang bawa ini bi, bibi kembalilah, beli barang yang kurang "
Sejujurnya bibi JungMi sangat tidak enak hati, bagaimana bisa seorang nyonya besar dengan begitu baiknya menawarkan bantuan kepadanya.

"Eh, tidak perlu nyonya, bagaimana jika anda.. Ah duduk disana saja, saya akan kembali beberapa menit lagi"
Ana menoleh melihat sebuah kursi panjang yang biasa orang orang gunakan untuk duduk berisitirahat sejenak, lantas kembali melihat presensi didepannya yang sudah menunggu jawaban atas tawarannya.

"Baiklah"
Ana kemudian berjalan lalu duduk dikursi itu setelah menyimpan barang belanjaan yang memang cukup banyak itu tepat dikursi disebelahnya.

"Kalau begitu saya pergi dulu nyonya"
Ana tersenyum menjawabnya, menatap kepergian wanita paruh baya yang memang sangat baik kepadanya itu, hanya saja bagaimana bisa wanita yang sudah bisa dikatakan berumur itu tetap bekerja.

Menatap sekeliling sesekali menunduk melihat ujung sepatunya Ana cukup bosan dengan ini, melihat bagaimana cepat dan sibuknya orang orang yang berjalan melewatinya adalah pemandangan baru bagi dirinya, sungguh pemandangan diseoul berbeda dengan negara asalnya, semua orang disini bergerak dengan cepat bahkan mereka cenderung tidak begitu peduli dengan sekelilingnya, hingga maniknya terhenti saat melihat presensi seorang pria disana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ana [Jjk-BTS] // ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang