.
.
.
.
Pagi tiba, tirai jendela yang menutupi kaca jendela itu sengaja dibuka beberapa puluh menit lalu oleh Ana, guna memberikan sinar matahari masuk menerangi ruangan bercat putih gading.
"Akh"
Jungkook mengeryitkan dahi saat merasakan pening dikepalanya, sungguh pandangannya terasa berputar ditambah dengan perasaan tak enak diperutnya membuatnya dengan segera menuju toilet dan memuntahkan semua yang ada diperutnya."Haaahh"
Jungkook meraup udara terburu lalu berkumur setelahnya mencuci wajahnya, menatap pantulan dirinya yang masih dengan kemeja yang dipakainya kemarin, dirinya sadar saat melihat toilet dan ruangan yang ia pakai saat ini.Tunggu..
Kenapa aku bisa disini ?
Begitulah kira kira yang difikirkan Jungkook saat ini, pasalnya pria itu kini berada dikamar Ana, sungguh apa yang ia lakukan semalam ? Ia bahkan tidak tahu, bukankah ia sedang merayakan pesta semalam ? Lalu bagaimana cara dirinya bisa sampai dikamar Ana ?.
Jungkook lantas keluar toilet dengan terburu, dia bahkan tidak mengerti mengapa dia melakukan hal itu padahal kamar ini juga bagian dari rumahnya yang artinya ia juga berhak atas kamar ini, hanya saja entah mengapa rasanya ia tidak berhak atas apapun mengenai gadis itu. Bersamaan dengan itu pintu terbuka dan menampilkan Ana dengan sebuah nampan berisi minuman dan semangkuk bubur disana, mengeryitkan dahi Ana hanya bingung dengan yang dilakukan Jungkook saat itu.
"M-maaf"
Ucapnya lalu hendak menutup pintu kembali jika saja suara Jungkook tak menghentikannya."Tunggu, masuklah, simpan itu diatas nakas"
Ana kemudian mengangguk lalu mengikuti perintah pria yang kini berdiri tepat disamping tempat tidurnya, dirinya mengerti betul apa yang saat ini Jungkook fikirkan."Semalam, seorang pria mengantarmu lalu membawamu kemari, kau dalam keadaan mabuk jadi aku tidur dikamar yang kau gunakan"
Ana menjelaskan tanpa menatap manik Jungkook."Bersihkan tubuhmu, aku sudah menyiapkan air hangat untukmu, jika kau membutuhkan sesuatu katakan saja"
lalu tanpa berkata apapun lagi Ana pergi keluar kamar meninggalkan Jungkook yang masih setia memperhatikan gadis berhijab itu hingga hilang dibalik pintu, entahlah sepertinya hari ini sifat Ana sedikit berbeda, atau mungkin saja memang inilah sifat asli gadis itu, ah sudahlah Jungkook bahkan tak ingin memikirkan hal yang menurutnya tak penting, setidaknya dirinya lega karena sudah mengetahui semuanya..
Sudah berapa kali Jungkook dibuat kesal dengan beberapa hal menyangkut perkembangan proyeknya, sungguh jika saja dirinya berada dikantor saat ini mungkin dia akan lebih mudah untuk mengomeli para karyawannya itu, beruntung dirinya hari ini tidak datang karena sakit, namun hal itu juga tak sedikitpun membuat pria dewasa itu santai dan beristirahat, nyatanya ya seperti yang kalian fikirkan saat ini.
Melangkah keluar ruang kerjanya Jungkook rasa itu akan sedikit membuat rasa kesal dan juga amarahnya mereda.
"Igeo mwogeyo ?"
Jungkook mengeryit mendengar suara yang ia dengar walau sedikit samar, dirinya melangkah menuju datangnya suara, melihat bagaimana Ana dengan begitu seriusnya mempelajari bahasanya, mengikuti setiap yang gurunya ajarkan dan ucapkan, beberapa kali ucapan dan sesekali tersenyum lalu tertawa saat kalimat yang ia ucapkan kurang tepat.
"Tidak nyonya, bukan seperti itu "
Ucap gadis yang diketahui itu guru dari Ana, Jungkook yang melihat ini entah mengapa merasa begitu tertarik, melihat bagaimana Ana berucap layaknya seorang bayi yang belum mengenal kalimat apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana [Jjk-BTS] // END
أدب الهواةTerjebak dalam pernikahan tanpa cinta bukanlah hal yang diinginkan siapapun, termasuk Ana, seorang gadis sederhana yang harus terjebak dalam pernikahan yang bahkan siapapun tak menginginkannya. "Semua hanya demi ayah" Sebuah kalimat yang selalu men...