30

4.8K 377 23
                                    

.

.

.

Entah sejak kapan rumah yang hampir setahun ini Ana tinggali berubah, tidak hanya saja Ana merasa keberadaannya lebih dianggap. Foto foto yang selalu Ana simpan dalam lemari dan mungkin bahkan tak akan pernah Jungkook sentuh kini terpajang apik diruang tengah dan kamarnya. Foto dua orang yang saling tatap dalam balutan gaun pengantin, Ana masih ingat betul bagaimana dirinya merasa malu sekaligus canggung saat pertama kali pria itu menatap, menyentuh dan mencium keningnya. Ia ingat betul tatkala sebuah cincin melingkar dijari manisnya, tak peduli bahwa yang saat itu ia lakukan hanyalah sebuah perjanjian diatas kertas bagi pria didepan sana.

Menunduk dalam lantas menarik nafas Ana hanya mampu berfikir mungkin saja pria itu melakukan hal ini karena Ahra, ya mengingat sang adik memang tak mengetahui apapun soal ini dan pria itu mungkin saja sedang berusaha memperlihatkan seolah olah rumah tangga keduanya baik baik saja.

"Kak, kakak baik baik saja ?"
Ana mengangguk pelan setelahnya tersenyum, ia lupa akan keberadaan Ahra yang kini memang berada dikamarnya. Menoleh kearah box bayi yang memang sengaja Jungkook letakkan di salah satu sisi ruangan. Sebenarnya ini ide dari Ana, padahal box bayi itu sebelumnya sudah ditempatkan dikamar yang memang sengaja didesign untuk Ji Hyun, tapi mungkin karena Ji Hyun masih begitu kecil Ana jadi tidak tega membiarkannya tidur sendiri.

"Kakak habiskan makannya ya, setelah itu jangan lupa untuk meminum obatnya"
Ana tersenyum tipis lantas mengangguk dan kembali menyantap bubur yang Ahra buatkan, bersyukur sekali kedatangan Ahra nyatanya sangat membantu.

Hingga saat suara pintu terbuka Ana dan Ahra seketika menoleh mendapati presensi Jungkook disana. Ana menunduk, dia hanya belum terbiasa harus berbagi kamar dengan pria itu, mengingat kamar yang biasa digunakan Jungkook kini digunakan oleh Ahra.

"Ah kak Jungkook sudah pulang ya"
Ucap Ahra setelahnya gadis muda itu memilih bangkit dari duduknya lantas memandang sekilas kearah sang kakak.

"Kalau begitu aku keluar ya kak, jangan lupa untuk minum obatnya"
Ana tersenyum setelahnya Ahra meninggalkan keduanya.
Jungkook yang baru masuk sejenak memandang kearah Ana lantas berjalan menuju sofa lalu duduk diatasnya, memandang box bayi yang berisi putranya. Ji Hyun sudah tidur, padahal dia sangat merindukan bayi itu.

"Ba bagaimana pekerjaanmu hari ini ?"
Ana mencoba bertanya mencairkan suasana, Jungkook hanya mengangguk pelan, menghela nafas berat sedang tangannya mencoba melonggarkan dasinya.

"A apa kau sudah makan ? Akan aku siapkan makan jika kau ingin"
Ana kembali bertanya, sungguh rasanya begitu sulit, mengingat Jungkook mungkin begitu lelah karena pekerjaannya. Tatapan pria itu sedikit banyak berubah menjadi lebih hangat dibanding dengan saat dirinya pertama kali datang.

"Tidurlah, kau pasti lelah karena menjaga Ji Hyun"
Jungkook berucap seraya berjalan menuju lemari setelah menaruh jasnya diatas sofa dan meraih sepasang baju tidur lantas masuk kedalam toilet.

Ana hanya mampu menatap punggung pria dengan kemeja hitam itu masuk kedalam toilet, dia tidak mengerti dengan perasaannya sekarang, hanya saja perubahan sikap Jungkook dari waktu ke waktu membuatnya merasa memiliki sedikit harapan walau itu hal yang sangat mustahil.

.

.

"A apa ?! Tunggu sebentar, mungkin kau salah, coba cek lagi"

Kim Cherim menggeleng pelan, dirinya sudah mengeceknya beberapa kali dan hasilnya tetap sama.

"Maaf Hyeri-ah, tapi aku sudah mengeceknya beberapa kali, dan ya hasilnya tetap sama, itu adalah obat penggugur kandungan"
Hyeri terkejut, dia tidak mengerti mengapa sang ibu menyimpan obat semacam ini. Beruntung dirinya dipertemukan oleh seorang teman yang memang mengerti dengan bidang farmasi.

Ana [Jjk-BTS] // ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang