28

4.5K 384 21
                                    

.

.

.

Seperti biasa dipagi hari Namjoon akan bersiap siap untuk pergi kekantor, begitu pula hari ini, keluarga kecil nan bahagia itu memang sangat sibuk jika pagi menjelang, kecuali memang akhir pekan, biasanya mereka akan lebih bersantai dan menikmati waktu.

"Baby, apa kau tahu dimana dasi merahku ?"
Teriak Namjoon dari kamarnya, tentu saja walau sudah diberitahu Namjoon akan tetap bertanya sampai pada akhirnya Hyeri akan memasangkan dasi pria itu, ah tentu saja ini hanyalah akal akalan pria itu.

"Joon ah, aku sedang mengganti pakaian Haeun, kau cari dulu dilemari"
Kini giliran Hyeri yang menjawab dengan teriakan, tentu saja kamar utama dan putrinya memang terpaut cukup jauh.

"Aishh"
Namjoon mengeluh, sungguh jika dia tahu akan seperti ini maka lebih baik dia tidak merencanakan untuk memiliki Haeun secepatnya. Ah sudahlah Joon lagi pula Haeun itu putrimu kan ?

"Kau selalu saja mengeluh"
Hyeri datang, Namjoon lantas bangkit dan menyudahi pencariannya, melelahkan, dia tidak habis fikir bagaimana bisa para wanita tahu semua letak barang barang dirumah, bahkan Namjoon yang setiap hari pulang saja tidak tahu dimana ia menyimpan kotak bekal yang selalu ia bawa.

Hyeri yang melihat usaha pria itu hanya menggeleng lantas berjalan menuju lemari dan dalam hitungan detik wanita itu sudah menemukan dasi yang pria itu cari. Namun saat menariknya dari dalam lemari sebuah botol obat kecil terjatuh.

Mengeryit setelah meraih botol obat itu, Hyeri berbalik menatap tubuh tinggi pria dibelakangnya.
"Obat apa ini ?"
Tanyanya, yang ditanya seketika menoleh lantas melihat kearah tangan wanita yang kini sudah berdiri dihadapannya.

"Ah itu, aku menemukannya di kamar tamu"

Hyeri mengeryit, rasa penasarannya sama sekali belum hilang.
"Kamar tamu ?"

Namjoon hanya mengendikkan bahu.
"Ya, aku menemukan obat itu saat sehari setelah kejadian yang menimpa Ana, aku fikir mungkin itu milik eomma"
Sejujurnya Namjoon tidak yakin hanya saja mungkin memang benar dugaannya mengingat sang ibulah yang terakhir kali menempati kamar itu.

"Bukankah eomma baik baik saja, dia juga tidak punya riwayat penyakit apapun"
Telisik Hyeri, Namjoon menggeleng kecil lantas mendekat kearah Hyeri guna meminta dipasangkan dasi.

"Ya, mungkin itu obat tidur, kau tahu kan semenjak kepergian Nayeon eomma cukup tertekan dengan hal ini, dia bahkan tidak tidur selama berhari hari setelah prosesi kremasi Nayeon"
Hyeri mengangguk membenarkan namun ada sedikit keraguan disudut hatinya, dia hanya ingin memastikan bahwa semua dugaan Namjoon benar adanya.

"Ada apa ?"
Hyeri membuyarkan lamunannya, melihat wajah sang suami lantas tersenyum tipis.

"Tidak ada, hanya saja aku takut jika eomma menyembunyikan penyakitnya dari kita"
Namjoon menghela nafas diiringi desahan pasrah, ya memang walaupun Munhee adalah ibunya namun kebenaran tak dapat dipungkiri bahwasannya Namjoon memanglah bukan putra kandung dari Munhee.

"Aku harap tak ada sesuatu yang serius "
Hyeri berucap lagi, Namjoon lantas mengusap lembut bahu wanitanya.
"Tak apa, nanti aku akan coba bertanya pada eomma soal obat ini"

Hyeri menghela nafas lantas mengangguk pelan.
"Baiklah, sepertinya aku harus berangkat, kemungkinan hari ini aku akan pulang terlambat"
Namjoon berucap lantas mengecup singkat dahi Hyeri, tersenyum lalu pergi. Sedang Hyeri masih memandang botol obat itu, berfikir bagaimana jika dia bertanya pada seseorang yang memang mengerti soal ini.

"Eomma"
Hyeri menoleh lantas tersenyum saat melihat putrinya kini berada diambang pintu.

"Eomma, ayo kita kelumah sakit, eomma bilang kita mau menjenguk ahjumma"
Hyeri tersenyum lantas mendekat kearah sang putri lalu menggendongnya.

Ana [Jjk-BTS] // ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang