Seorang pria berdiri menggunakan beskap berwarna putih gading yang telihat menyatu dengan warna kulit putihnya itu. Sejak tadi ia tak henti mondar-mandir sambil memegang erat kopeah dengan warna senada dengan beskapnya itu. Kedua pria lainnya acuh tak peduli apa yang akan dilakukan oleh temannya itu.
Brakk.
“Astagfirullah.” “Eh kampret.” Ujar Genta serta Erhan bersamaan saat melihat Ralio tersungkur oleh meja.
“Lo ngapain? Ngepel? Jangan macem-macem deh, bentar lagi lo akad nih.” Ujar Erhan pada Ralio dengan cuek.
“Lo ga ngerasain apa yang gue rasain sih!” Balas Ralio ketus, sambil berdiri.
“Emang rasanya gimana?” Tanya Erhan polos. Ralio dan Genta saling pandang.
“Nano-nano milk shike enak rasanya!” Jawab kedua sahabatnya itu dengan nada sedikit bernyanyi seperti iklan tv, meski absurd.
“Kampret!” Erhan berdiri dan berjalan keluar namun saat ia membuka pintu bertepatan dengan seseorang yang akan membuka pintu dari luar. Mereka saling pandang untuk beberapa menit sebelum Erhan mundur dua langkah dan menyamping mempersilahkan orang itu masuk.
“Ral udah siap belom? Yang lain udah pada kumpul tuh, udah siap buat pergi kerumah Tara.” Ujarnya pada Ralio.
“Gue nikah sekarang ya Al? Ga bisa ampe tahun depan gitu?” Celetuk Ralio dengan polos membuat semua orang yang ada diruangan itu melongo.
“Bisa. Tapi jangan salahin kalo Tara dinikahin sama itu tua bangka.” Jawab Aleya pada Ralio.
“Kampret!” Ralio berjalan keluar dengan kesal. “Gue do’ain lo jodoh sama si Erhan!!” Teriak Ralio didepan pintu sebelum berlari keluar meninggalkan ketiganya didalam.
Aleya menatap Genta yang sedang menggendong si kembar. Ia berjalan menghampiri dan mengambilnya dalam gendongan. Keluar dari kamar tanpa melirik Erhan yang masih berdiri diposisinya, membuat Genta sedikit terkekeh dan menyikut pelan Erhan.
“Ga dilirik ama doi itu sakit.” Ejek Genta sebelum berlari keluar kamar.
“Kampret emang semuanya!” Dengan kesal Erhan keluar dari kamar Ralio, tidak lupa menutup nya kembali.
Erhan berjalan menghampiri yang lain, terlihat jelas rombongan dari pihak Ralio yang sangat banyak sudah siap disamping mobilnya masing-masing untuk mengantarkan Ralio. Erhan berjalan memasuki mobilnya yang diparkir tepat dibelakang mobil Genta. Saat sedang memasang seat belt, Genta mengetuk kaca mobil Erhan membuat sang empu menurunkannya untuk melihat jelas temannya itu.
“Lo sendiri kan?” Tanya Genta pada Erhan yang dibalas anggukan kepala. “Lo sama Aleya ga apa-apa? Bukan iseng atau mau goda lo, tapi anak gue rewel pas dia masuk ke mobil.” Lanjut Genta membuat Erhan terdiam.
“Mana si Leya nya?” Tanya Erhan datar.
“Nih.” Genta menggeser tubuhnya dan menampilkan tubuh Aleya.
“Masuk.” Perinta Erhan yang langsung dituruti oleh wanita itu.
Suasana cukup canggung saat Aleya sudah terduduk dikursi penumpang samping Erhan. Namun tak bertahan lama saat Erhan mulai menjalankan mobilnya mengikuti rombongan yang lainnya. Saat diperempatan Erhan menyalakan radio untuk memecah keheningan dalam mobil. Meski diluar sangat ramai, namun percayalah tidak dengan didalam mobil Erhan yang terlihat seperti tidak berpenumpang itu.
Yang aku sayang kini telah diambil orang
Yang aku cinta kini engkau telah tiada
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love??!
RomanceMOHON MAAF INI MAH YA DILARANG COPAS CERITA INI, SEBAGIAN APALAGI SEMUA NYA, hargai otak ini yang berfikir keras untuk membuat cerita ini Jangan lupa follow dan vote nya, makasih 🤗 ************** Cinta?? cuma 1 kata 5 huruf yang mampu membuat seseo...