[TimeSkip]
Sesuai janji setelah kami lulus, kami pergi ke rumahnya nagisa.
Sesampai disana nagisa tidak ada, kami pun memutuskan untuk menunggu hingga ia kembali, dirumahnya, karena kami bosan menunggu kami pun latihan di sekitar rumah nya, setiap gerakan kami lincah dan memadukan kekuatan kami.
"lihat ini punya ku" ujar sasa, {menghentakan kaki lalu membalik telapak tangan ke bawah, alhasil tanah menjulang.}
"hebatan punya ku" ujar kafi, {mengangkat tangan kiri, lalu menurunkan dengan cepat, sebalik juga tangan kanan, lalu melompat dan dan mengangkat kedua tangan menurunkan bersamaan alhasil petir menyambar}
(Selang waktu)
"hai kalian semua, masih sehat" kami semua terkejut dan senang dengan datangnya nagisa, kami pun masuk ke dalam dan memberikan nilai hasil ujian academi
(lain sisi)
"mereka semua tidak tahu ya, tentang kehadiran kita" "Benar kita ini tidak terkalahkan" "coba lihat manusia itu, betapa bodohnya" melihat dengan orb { nagisa dan muridnya sedang gembira } "benar semua manusia itu bodoh." Pandangan merasa paling hebat yang dirasakan... tapi mereka belum menyadari, siapa yang mereka caci, atau mereka remehkan.
(lain sisi)
(rumah nagisa)
Saat sasa menyiapkan makanan, ia bercerita tentang arif yang masih belum meguasai elemennya, tapi ia tetap gigih, ia mengandalkan fisiknya sebagai kekuatanya, nagisa menanggapi dengan tertawa, usai makanan siap kami semua makan bersama dan saling bercanda.
"kenapa nilai kalian tidak ada yang pas rata-rata" ujar nagisa, "ini karena gurunya, yang tidak pas rata-rata dalam mengajarnya" ujar arif, "jadi jika guru mengajar melebihi nilai rata-rata salah begitu rif" kami tertawa bersama, usai makan, nagisa meminta kami latihan namun arif menolak nagisa pun menghampirinya, nagisa menanyainya kenapa ia menolak latihan, tidak disangka jawabannya karena ia malas, nagisa memarahinya,
Lalu arif bercerita tentang mimpi, nagisa pun tiba-tiba serius menanggapi ucapan arif, "apa isi mimpi itu" ujar nagisa, lalu datang lah petugas melaporkan kejadian ada mahluk aneh menimbulkan masalah di taman kota, nagisa meminta muridnya untuk mengatasinya.
(lain sisi)
(taman kota)
"Kenapa sepi ya" ujar silver, "entahlah, kita cari itu mahluk jangan berpencar tetap bersama"ujar arif, mereka berjalan mencari dari taman bunga hingga ke taman air mancur tapi tetap saja tidak ada, lalu tiba muncul lah mahluk itu "itu cumi atau gurita" ujar faid, kafi pun segera maju sambil melempar petir kecil ke arahnya, namun itu mahluk malahan memakan petir tersebut.
"hai monster, aku arif, kamu siapa" teman terkejut, "ngapain kamu malah kenalin" ujar sasa, "hai juga, namaku sanah" "eh, itu mahluk nanggapi"
"ini kafi, faid, silver, dan sasa, salam kenal" ujar arif, temannya pun terheran mengapa banyak orang aneh, disini.
Lalu sanah melempar tinta nya ke arah kami, tak disangka tinta bersifat asam, kami pun berusaha menghindari, dari sana ke sini, ia pun menggunakan kekuatan petir kafi, untuk menghalau kami.
"Lebih baik, kita langsung habisi, nanti kalau nagisa, tahu bahaya" ujar faid, "kenapa ?" "masak kalian tidak lihat, taman ini hancur" ujar sasa
Silver pun membekukan kayu dari bangku taman dan meluncur dengan membuat jalan, ia menyerang dari segala sisi, "seru juga"
"sialan, membuat ku iri" ujar arif, sasa melubangi tanah, untuk menjebak sanah, "silver bawa kesini" silver pun memancing nya, lalu kafi menyerang dengan petir dengan bertubi-tubi, silver pun membekukan lubang tersebut dan membuatnya terbakar dari dalam, karena faid telah membuat suhu dalam lubang memanas dengan sendirinya. Arif pun bangun dari bangku dan berkata "kan kau sudah kalah, lalu sanah menembus penghalang es ini lalu ia kabur, menjauh.
"hebat, bisa nembus" ujar arif, "kamu sih gak bantuin" ujar sasa, "bagaimana mau bantu, jika kalian main sediri, ya sudah aku diam saja sambil tunggu" "hahahaha, lain waktu aku kembali" "daah" ujar arif
"balik yuk" ujar silver, mereka pun kembali ke nagisa dan nagisa memarahi kami, karena membiarkan sanah kabur, dan menghancurkan taman.
Malam pun tiba suasana malam begitu sunyi, arif menghampiri nagisa yang duduk sendirian di depan teras, "boleh aku duduk" "silahkan"
"indah ya rembulan itu, menurutmu nagisa bagaimana ?" ujar arif
"benar-benar indah walau hany sekilas" ujar nagisa
"dunia ini sudah berubah ya" "maksudmu apa ya"
"bagaimana bisa ada musuh seperti sana" nagisa menjelaskan "bahwa yang nama nya musuh itu sudah ada sejak dulu, tapi untuk mahluk seperti sanah itu diluar nalar manusia" arif pun berdiri dan meminta maaf
"kenapa kamu minta maaf" "entahlah, aku hanya ingin melakukan itu" nagisa meminta arif duduk kembali, ia bercerita bahwa dulu ada perang yang danyat, yang dikenal perang dunia. "aku pernah mendengar di buku sekolah" nagisa tertawa "mana mungkin, perang yang dimaksud di sekolah itu tentang perang dunia adalah perang manusia antar manusia, hahaha... yang kumaksud itu perang dunia yang melibatkan seluruh dunia"
"Berarti dunia lain juga terlibat" "lah itu baru betul, apa kamu tahu kenapa aku butuh murid sepertimu dan temanmu"
"entah, mungkin Cuma usil guru" "jika menurutmu begitu, ngapain aku sampai peduli pada kalian, kalian itu sudah di pilih takdir kalian sudah di tentukan dan kamu dan temanmu bertemu aku itu adalah takdir asal kamu tahu kekuatan yang kamu dan temanmu gunakan itu elemen itu tidak ada itu semua hanya pemicu, tanpa jam pun bisa, karena sudah mengalir dalam dirimu, teknik yang ku ajari juga sebagai pemicu kekuatan itu sebenarnya teknik bela diri yang di ajarkan oleh mahaguru"
"Jadi mahaguru itu, adalah gurumu" "mungkin, aku mendapat ramalan bahwa murid ku bisa menjadi bencana besar bagi segalanya"
arif berdiri dan berkata "jika begitu kenapa kamu memilih kami menjadi muridmu" "aku bimbang, antara memilih tidak mempunyai murid atau mempunyai, aku pun memutuskan mempunyai dengan mendidik muridku secara benar, kakak ku pernah berkata bahwa takdir itu tidak bisa di ubah"
"salah! Takdir bisa di ubah, karena takdir berada dari diri kita"
"bagaimana kalau kamu berjanji, tentang takdir yang bisa di rubah"
"baiklah, aku berjanji akan membuktikan bahwa takdir bisa berubah diriku yang menjadi bukti" tiba-tiba nagisa memeluk arif dan bertanya tentang impian arif, "aku hanya ingin melenyapkan perang, walau harus dengan perang" lalu nagisa tersenyum dan pergi, "oh iya jadilah dirimu sendiri, ikuti kata hatimu, segeralah tidur"
Nagisa menuju kamarnya dan berbaring ia mengangkat tangannya dan berkata "lihat kak, aku menemukan murid yang akan menjadi bencana, tapi jika ia benar menjadi bencana mengapa impian dan harapannya begitu indah, dia menginginkan kedamaian, aku yakin kak, dia mampu, ini semua hanyalah masalah waktu" nagisa mengingat tentang impian yang dikatakan arif waktu di academy bahwa ia ingin membuat seluruh dunia bersatu. Dan nagisa berjanji akan mendukungnya dan melindunginya.
(lain sisi)
"jadi kita harus apakah manusai ini" kita bunuh semua manusia itu" "benar kita balaskan dendam kita" mereka semua harus mati, karena berani membunuh keluarga kita" "hei .. sedang berbicara apa kalian, menarik banget" "diam kau! Jangan ikut campur" "kenapa kalian sangat membenci manusia" "pergilah bila tidak membantu" suasana yang gelap dan dingin tanpa secercah cahaya satupun membuat situasi menjadi tegang, tak tak suara langkah menghapiri mereka "bagaimana" "belum bos" "cari lagi! Cepat!" bentakan besar menggema dan menggeparkan tempat tersebut "baik bos" si bos pergi meninggalkan mereka, "kita harus cepat mikir ini, nanti ketua bos marah lagi, kita yang kena" "makanya segera temukan dia, dan bunuh manusia itu" "pasukan segera cari lagi" "siap!" pencarian berlangsung.
To be continued ...

KAMU SEDANG MEMBACA
Stars;Devils The Beginnning Book S (S) (Book 1)
Fantasylanjutan dari beginning book M Menceritakan nagisa yang memutuskan untuk mencari murid, karena ia berfikir jika ramalan itu tidak bisa di hindari, maka ia harus merubah ramalan itu. terdapat 6 arc diantaranya 1. arc the power : menceritakan elemen...