[Season 2] Eps 43 : Reaksi

1 1 0
                                    

Dengan ketakutan diriku di peluk ibu dengan erat, kami berdua pun melihat ayah terhisap darahnya dengan jumlah yang banyak hingga tiada.

Saat jin gila lintah tersebut berusaha mendekati kami datang mas ibuku pun berbisik memintaku untuk berlari menuju mas, namun mas malah mendorongku menjauh dan berlari menuju jin gila lintah tersebut aku pun melihat dengan mata kepalaku sendiri ibuku terbunuh dengan semudah itu, aku juga melihat mas memotong jin gila lintah tersebut dengan api yang keluar dari tangannya sedang membelah jin gila lintah tersebut namun jin gila lintah tersebut pun malah menjadi dua, saat mas menyerang salah satu jin gila lintah tersebut aku telah tiada.

"Aku tahu kamu baru kembali dan kondisimu tidak menentu, dari pada harus menjadi pengajar bagaimana jika menjadi pemandu, cukup pandu mereka" ucap Skyjin.

"maksud dari pemandu apa"

"cukup bawa mereka ke jalan yang sesat bagaimana"

"bayaranku tetap kan" bisik Putra, Skyjin pun menganggukkan kepalanya.

"tunggu jadi si laki tua itu Putra" ucap surya yang sedang menatap monitor.

"iya, hebat dia kan" jawab Skyjin

"bagaimana menurutmu" tanya lelaki tua yang sedang duduk melayang.

"dia tidak peduli pada adik, dia jahat"

"sebenarnya bukan salah dia, karena laki itu sedang di kendalikan emosi"

"tapi si adik mati"

"dia juga mati mari kita lanjutkan"

Setelah si adik tiada jin gila lintah menyerang dari kedua sisi membunuh si laki tersebut, mereka pun mati secara bergantian.

"bagus kan endingnya" tanya laki tua yang sedang duduk melayang

"jelek, mati semua, gak seru"

"ingin seru, maka ubahlah" ucap Putra memukulkan tongkat ke kepala Sania.

^'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''^

Nama : Si penghancur Waktu

Umur : 00

Status : zat murni

^''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''^

Sania pun dengan kondisi lelah dan berat dirinya kesulitan menggerakkan tubuhnya saat mas terhisap darahnya dan tiada, Sania pun berusaha memaksakan tubuhnya dan berdiri dengan perlahan.

"seharusnya kau sudah tiada" ucap jin gila lintah tersebut

Perlahan Sania tersadar bahwa ini adalah kematian dirinya.

Ia pun berjalan menuju ibunya dan meminta maaf bahwa ia tidak membeli kan baju untuk ibunya, Sania pun mengingat beberapa hari yang lalu ia berjanji saat dewasa ia akan membelikan baju baru yang mahal dari hasil jerih payah nya.

Dengan marah Sania berlari menuju jin gila lintah tersebut, ia pun menggunakan mayanya dan mengeluarkan gunting raksasa lalu memotong jin gila lintah tersebut, namun setiap potongan tersebut membuat jin gila lintah tersebut menjadi tambah banyak, Sania pun kesulitan melawan jumlah jin gila lintah yang banyak itu ia pun berlari sembari memancing jin gila lintah tersebut.

"lari pun tak akan membuatmu selamat" ucap jin gila lintah tersebut.

Sania pun berlari menuju pesisir pantai terdekat, ia pun memotong gunting raksasa tersebut hingga menjadi sebuah bilah gunting, ia pun mencelupkan bilah gunting tersebut ke laut lalu melemparkannya satu persatu ke jin gila lintah tersebut, jin gila lintah tersebut mati meledak karena air asin yang berada di bilah gunting tersebut, usai membasmi jin gila lintah tersebut Sania pun merendamkan dirinya ke laut di malam hari untuk membersihkan cairan menjijikkan akibat ledakan jin gila lintah tersebut.

Lalu muncullah Portal di bawah dirinya dan menariknya bagaikan pusaran air, ia pun terbangun di tempat terowongan tersebut.

"mengapa tubuhku basah" ia pun terkejut melihat kulitnya mengeriput akibat terlalu lama di genangan air.

"Lisa kenapa kamu ada disana"

"disana basah" jawab Lisa

Sania pun menaiki bukit kecil tersebut, saat ia membersihkan tubuhnya ia terkejut melihat peserta lain.

"selamat menjadi yang kedua dalam bertahan" ucap Skyjin.

"dari mana itu suara" tanya Sania

"dari luar mungkin" jawab Lisa

Lisa pun menjerit melihat beberapa peserta terkelupas tubuhnya dan mengeluarkan makhluk kecil seperti lipan dengan jumlah yang banyak pergi keluar melalui terowongan.

"biarkan saja, itu risiko mayat yang banyak dosanya" ucap Skyjin.

Sania pun hanya bisa terdiam mendengar suara tersebut.

Sementara itu Netolstill merangkak keluar dari sungai dengan wujud manusia ia berubah menjadi serigala berbulu lebat berwarna merah.

Berjalan menuju Naraka dalam.

Dari atas atap gubuk terlihat si penghancur Waktu duduk diam melihat, ia pun berdiri melompat ke depan putaran Waktu dan menghilang.

"sepertinya tidak berjalan mulus" ucap netolsmax dengan tertawa.

"mengapa kamu tidak membantuku" bentak Netolstill

"sudahlah mari kita kembali dan menyusun rencana"

Jauh di dalam Naraka lebih tepatnya di Naraka tengah bagian belakang tempat makhluk terkeji dari diri bernaung dalam penjara.

Terlihat sesosok makhluk keturunan murni dari citra sedang tidur-tiduran sembari menghitung.

"sedang apa kau" tanya si penghancur Waktu

"menghitung kapan kepunahan ke 3 muncul" ucap sesosok makhluk keturunan murni dari citra.

"apakah dia jauh lebih hebat darimu" tanya Si penghancur Waktu mendekati jeruji sel tempat sesosok makhluk tersebut.

Makhluk tersebut pun bangun dari tidurnya mendekati jeruji sel cahaya uap pun menyinari makhluk tersebut dan memperlihatkan sesosok makhluk tersebut.

"penasaran ya, dia itu manusia mereka adalah manusia yang sudah hidup bertahan untuk hari yang akan datang" ucap sesosok makhluk tersebut sembari tersenyum.

Si penghancur Waktu pun makin penasaran dan bertanya siapa mereka yang di sebutkan oleh sesosok makhluk tersebut.

"katakan shop! Kau menyebut mereka berarti dia tidak sendiri"

"memang tapi kepunahan ke 2 telah muncul lama sebelum kepunahan ke 3 yang akan membawa kepunahan secara langsung, hahahahah" dengan lantang shophia tertawa dan kembali ke tempat tidurnya.

"apa yang kamu nantikan akan terjadi" ucap shophia kembali menghitung.

"begitu ya, akan kulihat sebentar reaksi dari para manusia" ucap si penghancur Waktu menghilang tertelan oleh gelap.

Jauh di atas langit tempat para sang bernaung yaitu Altarisk sedang panik mendengar pembawa kepunahan ke 3 kan hadir.

"menurut bagaimana apa ini bisa di cegah seperti sebelumnya" tanya sang penentu ke sang takdir.

"apa kita harus khawatir" ucap sang kematian.

Terlihat turunnya malaikat menyampaikan kepunahan ke 3 akan terjadi secara bersamaan.

Mendengar ucapan tersebut para sang pun mulai tenang.

Namun Vilan tetap khawatir mampukah dirinya mempercayai ini semua ke nagisa.

Mengingat kepunahan ke 3 hadir dengan bersamaan akan mengakibatkan hal yang dahsyat bagi seluruh Alam.

Kembali ke ujian Undead Surya merasa kasihan ke dua peserta yang berhasil harus kedinginan menunggu yang lain ia pun menjemput dan mengantar ke asrama usai mandi Sania bersama Lisa makan bersama sembari menunggu peserta lain.

Bersambung...

Stars;Devils The Beginnning Book S (S) (Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang