Eps 18 : Sejarah yang menjadi sejarah

1 0 0
                                    


"Senang melihat kematian yang berlaku"

"Sungguh tak berperasaan dirimu ya sang kematian"

"Kita di ciptakan bukan untuk merasakan tapi untuk meniadakan"

"jangan samakan aku dengan mu"

"percuma jika aku membicarakan kehendakku dengan mu"

"bukanya sudah jelas kita berbeda kehendak"

2 cahaya saling membicarakan apa yang mereka lihat, dan yang terlihat adalah keberlangsungan kehidupan.

(lain sisi)

"baiklah kisanak tetap tegak dan kenali suara saya berada dimana"

Mereka berdua pun sedang berlatih kepekaan indra.

2 minggu terlewati, segala rasa telah terkuasai, memahami maksud dari keberadaan dan membuktikan pada.

"tembakan api mu wahai kisanak dari kerikil ini !" S4 melempar batu kerikil kecil dengan jumlah yang banyak mengarah ke arif, tapi kondisi mata arif di sedang tertutup, arif merasakan pergerakan suara dan merasakan alur udara yang berlalu, lalu menembaki semua kerikil tersebut dengan tepat.

"sepertinya sudah cukup kuat kisanak untuk mengenali siapa awak kisanak"

Latihan ini pun terus berlanjut hingga petang, saat S4 membuka penglihatan lain dalam diri arif, datanglah sang waktu berwujud manusia.

(sebelumnya)

"Sedang apa kalian berdua" merujuk kedua cahaya yang saling adu argumen.

"lama tidak kemari, dari mana saja kau" ujar sang kematian

"seperti biasa mengerjakan tugasku, dimana takdir"

"mungkin berada di lantai 3" ujar sang kehidupan

Sang waktu pun menuruni lantai keberadaan menuju ke lantai 3, lantai ketetapan,

"sedang apa wahai waktu yang terhormat" ujar sang takdir

"beritahu padaku, apa bedanya takdir yang kau berikan, dan suratan takdir"

"memangnya ada apa gerangan menanyai hal tersebut"

"katakan saja padaku, ini berhubungan dengan tugasku"

"suratan takdir adalah hal yang ditakdirkan oleh dirinya sendiri, dan takdir yang kuberikan adalah kehendakku"

"apa bisa dirubah"

"jika itu kehendakku, sebenarnya bisa di rubah, tapi akan menyebabkan ketidakseimbangan karena apa yang telah di hendaki aku telah menjadi pilihan yang terbaik"

"lalu kalau suratan takdir bagaimana"

"untuk itu, aku masih belum tahu, karena itu sudah di takdirkan sebelum ia terlahir jauh sebelum tercipta, dan sang penciptalah yang bisa melakukannya"

Lalu sang waktu melihat arif yang berlatih dengan S4 Dari cermin penglihatan milik sang takdir.

"oh ini, ada ketidakselarasan dengan siklus takdirnya, dan ini aku sedang memperbaikinya, tapi masih belum menemukan takdir yang tepat."

"dia akan memiliki izin waktu"

"kenapa kau izinkan"

"aku juga tidak tahu, sepertinya ini sudah di atur"

"bagaimana jika itu manusia, melakukan.."

"ya!! Aku tahu itu, biarkan itu terjadi dan aku yang bertanggung jawab, aku memohon dengan segala hormat jangan persulit takdirnya."

Stars;Devils The Beginnning Book S (S) (Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang