Eps 21 : Mata Lain

1 0 0
                                    


"Sebelum memulai tidurlah terlebih dahulu" D3 bergerak cepat mengarah ke pada arif untuk memejamkan matanya arif, tiba-tiba arif terjatuh dan hilang kendali tidak sadarkan diri.

D3 pun meletakan tubuh arif, dan membisikan sesuatu kepada arif

"setelah melihat secercah cahaya, segera lah tangkap cahaya itu"

Dalam mimpinya arif merasakan hawa dingin yang begitu kuat, setiap sekujur tubuh arif mulai membeku, arif terus dan terus mencoba untuk menggerakkan tubuhnya, namun deru angin es yang menerjang membuat mati rasa, langit malam menutupi sinar rembulan, suasana dingin di malam hari di padang es yang membentang membuat ketakutan mencekam, arif terus mencari cara, untuk menggerakkan tubuhnya yang terbeku oleh es, saat teringat ia mempunyai elemen, ia pun mencoba menggunakan elemen api, tapi api tersebut tidak sedikit pun menyala, dalam benaknya arif, merasa kehilangan harapan.

Arif pun berdiam dan merelakan, menutup matanya dan berharap ada pertolongan yang menolongnya, tapi tiada siapa pun di padang es yang membentang ini, saat rasa lelah gelap dan dingin menyelimuti, hadirlah secercah cahaya memanggil, dan bergerak, saat itu juga arif teringat, ucapan dari D3, ia pun berusaha bangkit, dan mencoba untuk berdiri, saat cahaya tersebut menjauh arif pun mengerahkan segala usahanya dan hancurlah bongkahan es yang menyelimutinya dan mengejar secercah cahaya, deru angin kencang menghantam dan membuatnya terjungkir menjauh, dan cahaya tersebut mengejar balik, arif yang terpental jauh akibat deru angin es tersebut.

Ke esokan harinya arif membuka matanya, D3 memanggil D5 untuk menyadarkan arif yang tertidur, D3 pun meminta arif untuk melihat dirinya di cermin.

Saat arif berkaca di cermin, arif terkejut, matanya arif berubah menjadi merah, D5 pun meminta arif bercerita tentang apa yang mimpikan.

Setelah mendengar cerita dari arif, D3 pun menyarankan untuk melanjutkan mimpi arif, tapi D5 harus ikut dalam mimpinya untuk jaga-jaga, bila arif kenapa.

Arif pun di tidurkan dengan menutup matanya lalu kepala arif pun memanas, D3 pun tetap memegang kepala arif, untuk menghubungkan mimpi arif dengan D5,

"harus segera di dapat itu cahaya" ujar D3 ke D5

D5 pun segera tidur, dan mata di pejamkan oleh D3, kepala D5 pun di pegang oleh D3, penyaluran mimpi pun kembali berlanjut.

D5 terkejut saat berada di padang es yang membentang, dan berusaha mencari arif, D5 terus mendaki, dan mendaki pegunungan es tersebut, karena mana arif terdeteksi di atas bukit tersebut, sesampai disana D5 pun berusaha mencairkan es balok raksasa dengan menghancurkannya 'kenapa api ku tidak menyala' sambil jengkel menghancurkan es tersebut.

2 jam berlalu, es tersebut berhasil hancur, arif pun di keluarkan dan dibawa oleh D5 berjalan ke bawah gunung, untuk menghindari badai angin tersebut, sesampai di bawah, langit pun menjadi gelap, 'ini kan siang, bagaimana bisa'

Deru angin menerjang mereka berdua D5, pun berusaha bergerak menerobos deru angin yang begitu kencang, di tengah gelap ini secercah cahaya muncullah mengarah ke arif, arif meminta ke D5 untuk melepaskannya, D5 pun melarangnya, karena kondisinya yang begitu lemah, D5 pun berkata "bagaimana kalau aku saja yang menangkap cahaya itu"

D3 pun berbicara di pikiran D5 "jangan!!, itu hanya akan memperparah"

"kalau begitu buat apa aku ada disini"

"untuk menjaganya"

D5 pun melepas arif, dan mengangkatnya lalu melemparnya ke cahaya itu berada, arif pun berjalan terengah-engah, mengejar cahaya tersebut.

Sambil sempoyongan arif terus berjalan ke arah secercah cahaya tersebut.

D5 merasa khawatir pun mengikutinya, saat arif kehilangan keseimbangan arif terjatuh terjun ke bawah es pun perlahan menutupinya, D5 yang merasa khawatir mengejar arif, tapi secercah cahaya melaju dengan cepat, kegelapan pun semakin pekat, rasa dingin pun memudar, deru angin panas mulai menyelimuti, terik matahari sangat menyengat, suasana pun berubah drastis

Stars;Devils The Beginnning Book S (S) (Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang