Melihat kejadian yang seharusnya sama menjadi tidak sama, membuat kebiasaan tersebut pun menjadi sirna merasa ada kejanggalan bahri pun membiarkan kejadian tersebut, bersikap seperti biasanya namun dari hari ke hari pun mulai berubah secara bertahap, ia pun baru menyadari setelah 4 bulan.
Saat ia bangun dari tidurnya dan menyalakan televisi nya ia pun tidak menemukan satu pun channel yang mengudara. Karena kesal ia pun pergi mandi lalu berpakaian di kamarnya sembari membuka jendela, saat ia membuka jendela ia tidak menemukan satu orang pun berlalu, karena panik bahri pun segera turun ke bawah pergi mengambil minuman lalu mengambil jaketnya dan kunci mobil menuju ke garasi dan pergi keluar.
Terik matahari bersinar menderang dan hanya terlihat mobil tanpa awak, merasa takut ia pun pergi ke kota sebelah.
Sesampai di kota sebelah suasana kota terlihat seperti kota mati, tanpa penghuni.
Malam pun tiba, lampu kota menyala dengan sendirinya namun menjadi sendiri tidaklah mudah bagi dirinya.
"hei, kalau begini terus apa yang kamu lakukan" tanya lelaki tua yang sedang duduk melayang.
"aku tidak tahu, aku harus bagaimana" tanya bahri
"mengapa kamu tanya aku" Putra pun menggunakan tongkatnya dan memukulkannya ke kepalanya.
Usia ku sekarang telah genap umur 15 tahun dan sekarang Waktunya diriku mati seperti yang di katakan dokter, namun mengapa diriku tidaklah mati.
"sudahlah jangan murung, lagi pula seharusnya kamu senang tidak jadi mati" ucap sahabatku yang menyemangatiku.
"tapi aku sudah mempersiapkan hari ini" ucapku dengan rasa kecewa.
"bagaimana kalau kita pergi ke rental game, ayolah untuk menghiburmu" ucap sahabatku dengan senyum tulusnya.
Kami pun bersenang seharian di rental game usai itu kami pergi ke tempat arkade 2 hari tanpa pulang.
Karena lelah kami pun berjalan dengan sempoyongan, saat melewati pertigaan aku dengan sahabatku berpisah karena beda jalan pulang, saat aku pergi menyeberangi lampu merah aku melihat anjing berlari dengan cepat mengejar kucing hitam, aku pun terjatuh, saat aku berusaha untuk berdiri, terlihatlah seorang pengendara mobil melaju dengan cepat dan menabrakku, itulah kesan pertamaku akan kematianku, mendengar orang-orang berlari menyelamatkanku, sahabatku segera balik arah dan melihatnya dan terkejut bahwa itu adalah aku, ia pun segera meminta seorang untuk menghubungi ambulans saat ambulans datang ia pun ikut dan mengantarku ke rumah sakit, saat aku di masukan ke ruang UGD ia pun mengambil dompetku dan pergi, dengan jelas aku melihatnya mengambil dompetku.
2 bulan telah berlalu aku bisa keluar dengan sehat dari rumah sakit aku pun, sekali aku menyesal tidak bisa mati, aku pun kembali ke rumah dan mengecek tabungan dari mendiang orang tuaku, seiring berjalannya Waktu aku bertemu seorang gadis yang baik hati, 2 bulan kemudian kami pun berpacaran ia pun mengajakku ke rumahnya dan memperkenal hewan peliharaannya, melihat kelinci miliknya aku pun mempunyai cita-cita bekerja di toko hewan peliharaan.
Seminggu kemudian saat kami pergi berbelanja kami menemukan anak kucing yang terlantar aku pun menunjukkan anak kucing tersebut ke cewekku, tapi bukannya mendapat pujian malahan ia marah dan meminta putus kepadaku, esoknya aku pun pergi ke rumahnya bertujuan untuk meminta maaf sembari menunggunya aku bermain dengan kelinci tersebut.
Saat si kelinci tersebut pun pergi kabur, dengan rasa risau aku mengejarnya hingga membuatku terjatuh ke jalanan dan tertabrak mobil, aku pun di larikan ke rumah sakit, cewekku pun menatapku dengan sinis saat mengantarku.
Saat tubuhku sudah jauh lebih baik dan esok aku bisa pulang, cewekku pun menjengukku dan bercerita bahwa kelinci miliknya telah mati, aku pun berusaha menghiburnya ia pun menyuapiku sepotong apel.
Usai itu aku pun di beri obat penenang oleh dokter untuk beristirahat, si cewek pun di minta untuk pulang saat si cewek berusaha membersihkan kulit apel ia dengan sengaja menyuntikan cairan ke tempat infusku.
Aku yang setengah sadar melihatnya merasa kesal dan kecewa, esok harinya saat dokter mengecekku aku dalam kondisi kritis lalu di larikan ke ruang operasi untuk di tindak lanjut koma pun aku Alami.
Dalam koma inilah aku bermimpi telah menjadi pria paruh baya yang bekerja di toko hewan peliharaan dan mempunyai kehidupan yang tenang, sampai 4 bula kemudian semua yang aku Alami berubah dan membuatku hidup sendiri.
Terik matahari bersinar menderang dan hanya terlihat mobil tanpa awak, merasa takut aku pun pergi ke kota sebelah.
Sesampai di kota sebelah suasana kota terlihat seperti kota mati, tanpa penghuni.
Malam pun tiba, lampu kota menyala dengan sendirinya namun menjadi sendiri tidaklah mudah bagi diriku. Rasa lapar pun melandaku hingga tak sadarkan diri, dan tanpa sadar aku terbangun di rumah sakit, saat aku melihat kalender menujukan akhir tahun dan ingatanku kembali mengenai sahabatku yang memanfaatkanku dan cewekku yang berusaha membunuhku, sebulan kemudian aku pun sudah membaik dan di perbolehkan pulang.
Saat di rumah aku menyadari bahwa umurku masih 15 tahun dan sesuai kata dokter di umur 15 aku akan mati.
Aku pun mencoba mempercayainya kembali jika memang umurku berakhir di umur 15 aku harus menyelesaikan urusan balas dendamku dalam kurung Waktu 2 bulan.
Saat aku menuju rumah sahabatku, tetangga bilang bahwa dia sudah pindah, saat pergi ke rumah mantanku, tetangganya bilang dia sudah bilang.
Aku pun berusaha melacak keberadaannya dengan menyewa seorang hacker untuk menemukannya dan tak disangka mereka berada dalam satu rumah dan merupakan adik kakak.
Merasa di khianati aku pun mengecek tabunganku kembali dan menyewa seorang untuk berpura-pura menagih hutang ke rumah, si hacker pun membuat catatan palsu dan berhasil menemukan video cctv mengenai si cewek yang memasukkan sesuatu ke infusku 2 masalah akan tiba secara bersamaan, aku pun pergi ke kantor polisi untuk melaporkan mantanku sembari menyerahkan bukti videonya.
Saat polisi berusaha menangkapnya sahabatku kepergok sedang melakukan penjual ilegal bukti pun terkuak seorang penagih hutang pun menyerahkan isi perjanjiannya dan meminta maaf, ia pun berhasil berpura-pura menjadi korban, saat mereka berdua di masukan ke kantor polisi dan di tahan sementara aku pun menjenguk mereka, mereka pun terkejut, dengan tersenyum aku berkata
"memang benar aku akan mati di umur 15 tapi setelah membalaskan perbuatan kalian" ucapku di depan penjara jeruji.
Usai itu aku pergi menemui dokterku dan bertanya "mengapa aku masih hidup"
Si dokter tersebut pun hanya bisa terdiam sembari berkata "belum Waktunya"
Aku pun meminta untuk di bunuh, mendengar ucapan tersebut si dokter marah karena aku tidak menghargai hidupku.
Aku pun pergi dan membeli minuman lalu duduk termenung di taman, terlihat anjing melompat ke arahku, aku pun menangkapnya tapi ia malahan kabur, seorang pria pun berteriak. "tolong tangkap dia"
Dengan sok baik aku mengejar anjing tersebut lalu truk melaju dengan kencang menabrakku hingga tewas.
Saat si dokter melihat mayatku ia berkata "mungkin inilah Waktunya"
Aku pun kembali bertemu dengan lelaki tua yang sedang duduk melayang.
"bagus hebat, selamat sudah berhasil"
"apa yang telah aku lakukan"
"sebenarnya kamu belum membalaskan dendammu karena kamu telah mati setelah mantanmu meracunimu"
"jadi tadi benar-benar sia-sia"
"tidak juga, anggap saja itu perencanaanmu nanti"
Aku pun terbangun di terowongan tersebut kak surya pun menyambutku dan mengantarku ke asrama, aku pun bertanya "kenapa dengan peserta lain"
Kak surya pun memintaku untuk tidak bertanya, sesampai di asrama aku pun segera mandi dan menceritakan kematianku ke kawan baruku.
"Sejauh mana ini akan terjadi" ucap Dnah bertanya ke prejin dengan mata kirinya yang tertutup.
"mungkin di Waktu yang sekarang itu akan terubah" ucap prejin.
Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
Stars;Devils The Beginnning Book S (S) (Book 1)
Fantasylanjutan dari beginning book M Menceritakan nagisa yang memutuskan untuk mencari murid, karena ia berfikir jika ramalan itu tidak bisa di hindari, maka ia harus merubah ramalan itu. terdapat 6 arc diantaranya 1. arc the power : menceritakan elemen...