Beda dengan penampilan kekasihnya yang cenderung keren, Alin hanya menggunakan kaos hitam dan celana training serta sepatu jogging nya dengan topi putih dikepala dan handuk kecil yang melingkar dilehernya.
Mereka sekarang tiba di taman yang biasa digunakannya untuk jogging.
"Kamu aja yang lari, aku tunggu disini," kata cowok itu sambil duduk disalah satu kursi.
Alin memutar bola matanya malas.
"Gimana sih, selama ini gak mau diajakkin jogging, pas sekalinya jadi malah cuma nemenin?" Alin melotot galak.Dengan malas-malasan Elon menjawab.
"Udah sering lari kok sayang, nanti aku keringatan kan ntar bau.""Alasan!!" jawab Alin kesal.
Elon menyengir.
"Kamu jelek kalo lagi marah, senyum dong.""Kamu bilang aku jelek?? Berarti selama ini aku jelek?? Aku gak cantik gitu?? Mata kamu belekan yaa!!" Alin menghentak-hentakkan kakinya. Ucapan gadis itu mengundang mata-mata di sekitar mereka untuk melihat karena suara gadis itu yang lumayan keras.
Membuat Elon meringis tertahan. Lalu menarik Alin duduk disebelahnya.
"Bukan gitu, mangkanya senyum dong.""Ayoo jogging, lihat tuh." Alin menunjuk perut cowok itu membuat Elon melihat kearah yang ditunjuk gadisnya.
"Aku gak mau punya cowok yang buncit atau rata kek gitu," ketus Alin.
Membuat Elon memegang perutnya yang jadi tersangka dadakkan.
"Enak aja, mana ada buncit! Kamu gak tau ya kotak-kotak nya ada banyak!Bahkan Ngalahin oppa-oppa korea!""Hilihh, kayak punya roti sobek aja," sinis Alin.
"Gak percaya? Kamu mau lihat." Elon membuka bajunya sedikit menampilkan apa yang mereka bicarakan tadi.
Alin melotot, dan langsung berusaha menutupinya.
Menatap Elon kesal dengan tangan yang masih di perut cowok itu.
"Kamu!!" Alin menatap tajam sekitarnya."Kalo banyak yang lihat gimana!! Ini aset berharga aku!!"
Ucapan gadisnya sontak membuat Elon melongo.
1 detik
2 detik
3 detik
Elon salah tingkah.
"Kamu gak percaya sih, aku juga sering olahraga dirumah.""Ayo dong temenin lari." Alin merengek menggoyang-goyang kan tangan cowok itu.
Elon berfikir keras lalu mengangguk-anggukkan kepalanya."Kenapa!??"
"Enggak." Elon mengulum senyumnya. Oke, sekarang dia paham kenapa kekasihnya jadi sensitif begini. Ini bukan pertama kalinya cewek itu marah-marah didepan umum karena hal sepele.
"Lagi fase bulanan ya?" tanya Elon terkekeh melihat ekspresi Alin yang sok malu-malu padahal seringnya malu-maluin.
Cowok itu berdiri sambil mengapit kepala gadis itu disekitar lengannya.
Alin memukul-mukul Elon meminta dilepaskan.
"Ini aku gak bisa napas!! Kamu seneng ya kalo aku—"Elon membekap mulut Alin yang kebiasaan berkata tanpa difilter.
"Jangan ngomong yang aneh-aneh, ayo lari." Cowok itu dengan semangat mengamit tangan Alin membawanya berlari."Tunggu, larinya pelan-pelan. Kita jogging bukan lomba lari!" Alin mendengus sedangkan Elon sudah tertawa sedari tadi.
**
Untuk para pembaca mohon secara bijak,ambil bacaan yang positifnya aja meskipun gak ada sisi positifnya di cerita ini muehehe.
Oke semoga terhibur
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish X Obsesi ✅
Teen FictionSilakan follow sebelum membaca^^ Bermula dari pertemuan yang tak disengaja, menumbuhkan perasaan aneh dihati gadis kecil itu yang membuat dirinya nekat mengikuti segala aktivitas Elon. Khalindy Vanue, dia hanya bisa melihat tingkah menggemaskan cowo...