|HAPPY READING|
___
Dering suara telepon yang memenuhi ruangan bertepatan dengan Elon yang menyudahi ceritanya.
"Tuh ada telpon angkat gih," suruh Alin melirik sekilas pada benda pipih yang tergeletak di atas meja. Cowok itu malah menggelengkan kepala masih dalam rengkuhan tubuh mungil Alin.
Gadis itu memutuskan untuk mengangkatnya karena suara yang tak berhenti-henti. Dilihatnya nama sang pemanggil. Mama sayang. Alin tersenyum geli lalu menggeser tombol berwarna hijau dilayar.
"Ha—"
"Elon! Kamu dimana sayang? Mama telponin dari tadi gak diangkat-angkat."
"Ini Alin ma, Elon nya lagi sama Alin. Dia.. Tidur," ucap Alin sambil mengelus rambut Elon pelan.
Terdengar helaan napas lega disebrang sana. "Syukurlah kalo dia sama kamu, dia buat ulah gak?"
"Gak kok ma, malah dia manja banget sama Alin." Alin terkekeh diakhir kalimat. Membuat Elena diseberang sana ikut terkekeh, rindu anaknya bermanja-manja padanya.
"Yaudah jagain Elon ya sayang, mama khawatir banget tadi."
"Iya ma, pasti Alin jagain kok."
"Udah ya? Mama matiin dulu."
"Iya ma."
Sambungan pun terputus. Menaruh kembali ponsel milik cowok itu ke atas meja. Terdengar napas teratur dari arah Elon yang menandakan dia telah terlelap.Alin tersenyum tipis dan memutuskan untuk ikut memejamkan mata. Hingga tiga jam kemudian, cowok itu terbangun. Dengan perlahan menyingkir dari tubuh Alin hati-hati takut pergerakannya bisa membangunkannya. Elon menatap gadisnya, pasti posisi mereka tadi membuat Alin pegal.
Dengan perlahan dia mengangkat tubuh itu ala bridal style. Membuka pintu kamar dengan kakinya, dan menaruh Alin hati-hati ke atas tempat tidur. Elon menyelimutinya sampai ke leher gadis itu dan menempatkan tubuhnya disamping Alin memeluk gadis itu dengan erat, seakan takut hilang. Dikecupnya sekilas kepala Alin karena posisinya yang membelakangi gadis itu dan ikut memejamkan mata menyatakan selamat memasuki alam mimpi.
***
Alin sangat khawatir ketika terbangun dia mendapati tubuh Elon yang sangat panas, bisa dipastikan kalau cowok itu sedang demam. Mereka takkan mungkin bisa ke sekolah hari ini, Alin pun dengan sukarela akan merawatnya. Diambilnya baskom yang telah terisikan air dingin, mencelupkan handuk kecil dan memerasnya yang kemudian diletakkan di kening cowok itu. Tubuh Elon sesekali bergerak dengan gelisah membuat Alin bingung.
"Dia kepanasan apa kedinginan ya?" tanya Alin bingung pada dirinya sendiri. Pasalnya, dia tak pernah merawat orang sakit. Paling-paling merawat Juna yang keseringan babak belur. Alin memutuskan untuk mematikan air conditioner. Setelah itu dia memilih untuk membersihkan diri dan membuatkan bubur untuk kekasihnya yang sedang sakit.
***
Hufffttt, segitu dulu ya part kali ini. Kita tunggu momen selanjutnya dari mereka berduaa hehe. Kritik dan sarannya boleh dong di komentar:*
Regards
Putri Anggraini
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish X Obsesi ✅
Novela JuvenilSilakan follow sebelum membaca^^ Bermula dari pertemuan yang tak disengaja, menumbuhkan perasaan aneh dihati gadis kecil itu yang membuat dirinya nekat mengikuti segala aktivitas Elon. Khalindy Vanue, dia hanya bisa melihat tingkah menggemaskan cowo...