Alin menghela napasnya panjang, hari ini ia sangat lelah setelah mengerjakan hampir 3 tugas untuk besok, akhirnya Alin menyelesaikan sampai jam 4 subuh. Hanya tiga jam Alin sempat tertidur, Dan Yah pagi menyambutnya. Alin merasa tidurnya belum cukup puas walaupun otaknya termasuk encer. Yang paling Alin hindari adalah mengerjakan pr di sekolah dan menyontek, memangnya siapa yang mau Alin contek, sungguh orang dikelasnya sangatlah payah.Bisa-bisa nya hari ini dia kesiangan, melihat ponselnya sebentar, ada 200 pesan belum dibaca, dan 50 panggilan tak terjawab yang ternyata semuanya ulah Elon. Membuka pesan paling terbawah.
"Kamu tidurnya pulas banget, aku gak tega bangunin. Tidur aja sampe malam!"
Hal itu membuat Alin menggeplak kepalanya dan mendengus, berarti cowok itu sempat menjemputnya tadi dan masuk ke dalam apartemen tapi malah gak ngebangunin.
Dengan cepat Alin mandi dan segera membawa mobilnya kesekolah.
Alin mencoba berkompromi dengan pak satpam setelah menghabiskan bermenit-menit hanya untuk itu, akhirnya Alin diperbolehkan masuk dengan mendapat hukuman lari keliling lapangan.
***
"Jadi anak-anak hari ini kalian hari ini akan latihan kelenturan badan," intruksi Pak Ronald selaku guru olahraga kelas 12.
"Ngapain sih pak, Gini deh masa anak cowok latihan kayak gutu juga? Ngapain kita harus lentur-lentur nanti kejantanan saya hilang pak, saya gak mau jadi bencong kayak Bondan," ucap Dika panjang lebar.
"Kok jadi gue sih?" Tak terima namanya dibawa-bawa.
"Udah diam kamu Dika, ini tuh penting ya bukan pelajaran abal-abal. Nah buat kalian yang ikut eskul Cheerleaders pasti kalian udah tau dong dasar-dasar kelenturan badan."
Barisan cowok dibelakang ada yang bisik-bisik membuat Pak Ronald meradang.
"Rombongan Leo, Diam! Saya lagi bicara!"
"Lo tuh."
"Lo sih, ngajak gue ghibah."
"Cowok kok gibah."
"LEO, DIKA, JUNA, BONDAN KAMU JUGA ELON."
Teriakkan bapak itu membuat Elon melotot, apa apaan namanya juga ikut disebut padahal dia diam sedari tadi. Kalian pernah gak sih berada diposisi Elon? Pasti ngerasain.
Merekapun langsung kicep.
"Baiklah kita pemanasan dulu, Elon! Kedepan pimpin doa lalu pemanasan." Selaku ketua kelas, Elon maju kedepan dan segera memulai.
Tak lama kemudian matanya menatap seorang gadis yang baru memasuki lapangan dengan berlari.
Barisan mereka pun dibubarkan, dan boleh melakukan olahraga dengan bebas.
"Cewek lu bro," kata Dika mengendikkan dagu nya ke arah Alin.
Tanpa aba-aba Elon segera mendekat.
"Alinn!! Kenapa sekolah?" tanyanya tersenyum dan menatapnya dengan berbinar.Melirik Elon sesaat dengan tampang jutek sambil lanjut berlari. Mata Elon hanya mengikuti gerakkan Alin yang mengelilingi lapangan. Sesekali Alin di goda oleh anak-anak kelas nya Elon.
Berfikir sesuatu, Elon lalu meninggalkan lapangan dan kembali dengan membawakan air minum botol.
"Tangkap," ucap Elon melempar botol itu, membuat Alin reflek menangkapnya masih dengan berlari dan meminumnya sambil berlari juga. Membuat anak-anak yang dilapangan itu menggeleng takjub.
Elon kesal dibuatnya, enak aja ceweknya jadi tontonan gratis.Melihat Alin yang berhenti duduk dipinggir lapangan membuat Elon menghampiri.
"Udah hukumannya?" Melihat Alin dengan tangan yang bertumpu pada lututnya.
"Menurut situ?" Alin membuang muka.
Elon cemberut, keringat sudah membasahi Alin hingga rambutnya jadi lepek. Alin meminum minuman itu lagi sedangkan Elon menyingkirkan rambut Alin yang lengket ke pipi.
"Capek banget ya? Padahal tadi aku udah izini kamu biar nggak sekolah."
Alin menyemburkan minumannya, membuat Elon menjauhkan minuman itu dan mengelap dagu Alin yang basah.
"Kenapa nggak bilang?? Jadi absen aku dikelas izin gitu?"
Dengan polosnya Elon mengangguk. Membuat Alin mendengus, sia-sia dong kerja kerasnya semalam membuat PR untuk hari ini.
"Aku bakal tetap ke kelas nanti." Alin mengelap tangannya yang basah pada baju Elon.
"Butuh sesuatu?" pertanyaan Elon membuat Alin menggeleng.
"Aku mau ke toilet dulu ya." Alin mengecup pipi Elon sekilas, setelah mendapat persetujuan dia melenggang pergi dengan langkah santai ke arah toilet.
Merapikan pakaiannya, wajahnya, dan penampilannya agar lebih fresh didepan wastafel, cukup lama dia didalam situ hingga gebrakkan toilet membuatnya menoleh."Hai Alin." Sindy masih dengan pakaian olahraganya menyapa Alin membawa ketiga temannya. Alin memasang ekspresi bingung.
"Ehem, Dasar muka dua!!" kata Lita menatap Alin sinis.
Sekarang Alin paham.
"Hei, yang muka dua itu temen lo tuh." Melirik Sindy sekilas.Sindy, Lita, Sarah, dan Nita. Sindy mengisyaratkan sesuatu membuat Lita dan Nita menahan kedua tangan Alin agar tak bisa bergerak bebas.
"Ohh bagus deh lo datang duluan, baru aja gue mikir mau buli lo karena dengan beraninya dekat-dekat sama Elon."
"Lo tuh gak pantes sama Elon, mending putus aja lah."
"Jadi adik kelas jangan sok-sok an deh, caper kesemua orang."
"Gak punya temen, siapasih yang mau temenan sama lo?"
"Ya yayaya, kakak kakak yang gila hormat. Sebelum nyentak gue mending sadar diri dulu," kata Alin sambil meringis ketika merasakan kuku-kuku kakak kelas nya ini menusuk lengannya.
Tak tahan sarah segera mengambil ember yang berisikan air. Sindy menjambak rambut Alin hingga kepalanya tertarik kedepan.
"Shit!!!" umpat Alin, menyikut perut Lita hingga cewe itu berteriak, lalu menginjak dan menekan kuat kaki Nita. Mendorong mereka menjauh.
Kakak-kakak kelas itu sudah mengeluarkan kata-kata kasar.
Sindy segera mengangkat ember itu dan menyiramkannya ke arah Alin tapi dengan cepat Alin menarik Sarah hingga mereka bertukar posisi."Ooo MY GOOODDD, BAJU GUE BASAHHH SINDY?!!!"
Sindy kelabakkan.
"Duh Sorry Ra." Belum sempat dia berpikir, pipi nya sudah ditampar oleh Alin."Mau 4 lawan 1? Gue jabanin." Alin tersenyum miring.
Mereka berempat serempak menyerang Alin seperti anak ayam yang menyerbu makanan. Alin berusaha menangkis tangan mereka yang menarik-nariknya, tak ada tempat menghindar, karena toilet ini terasa sempit dimasukkin mereka berempat. Alin pun membalas tak kalah ganasnya, dia mengacak pakaian dan rambut mereka sesekali menggunakan kekerasan hingga membuat mereka berteriak-teriak. Dan malah berlari terbirit-birit keluar toilet.
"poor, Queen of bullying dilawan." Senyum Alin sangat sangat manis sekaligus menyeramkan saat menatap dirinya di kaca wastafel.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish X Obsesi ✅
Teen FictionSilakan follow sebelum membaca^^ Bermula dari pertemuan yang tak disengaja, menumbuhkan perasaan aneh dihati gadis kecil itu yang membuat dirinya nekat mengikuti segala aktivitas Elon. Khalindy Vanue, dia hanya bisa melihat tingkah menggemaskan cowo...