Sudah sebulan lamanya, Elon dan Sindy belajar bersama untuk olimpiade. Mereka lolos di tingkat kota dan akan berlomba ditingkat provinsi. Ini adalah minggu terakhir mereka berkutat dengan buku-buku sebelum lomba itu terlaksana.
"Sin, ini udah gue print tinggal lo pahami terus kita latihan soal ya," kata Elon memberikan beberapa kertas ke Sindy. Mereka sekarang sedang berada di salah satu cafe tempat biasa Elon dan kawan-kawannya nongkrong.
Btw, Alin membebaskan Elon untuk beberapa hari ini. Lagian Alin juga punya kesibukkannya sendiri untuk mempertahankan beasiswanya disekolah.
"Tentang apa nih," tanya Sindy ketika kertas itu berada di tangannya.
"Anatomi dan Fisiologi hewan," kata Elon lalu memesan minuman.
Ini terakhir mereka bisa mengikuti lomba, karena sudah kelas 12 dan semester depan akan sibuk dengan urusan UAS, UN, USBN, dan lainnya. Seharusnya diserahkan pada adik kelas saja ya? Tapi mereka hanya menerima amanah dari guru.
Mereka berkutat pada kertas masing-masing. Sudah dua jam terlewat.
Sindy membereskan barang-barangnya dan dimasukkan ke dalam tas.
Menatap Elon."Elon, hem aku boleh nebeng gak?" tanya Sindy canggung.
Cowok itu menatap Sindy sekilas, lalu memanggil seseorang untuk membayar pesanan mereka.
"Ya ayo."Mereka pun berjalan beriringan keluar cafe menuju parkiran.
"Lo tuh orangnya memang ramah ya, tapi kenapa beda banget pas sama Alin?," tanya Sindy.
"Beda gimana? " Elon menyerahkan helm dan disambut baik oleh Sindy.
"Mm rada manja dan lebih hangat?" Melihat Sindy yang kesulitan memakai helm, Elon berinisiatif membantunya memasang helm tersebut.
"Oh itu sama mama, Alin dan sohib gue yang lainnya mah udah biasa."
Sindy menatap setiap pergerakkan yang cowok itu lakukan, kini jarak mereka sangat dekat. Elon juga terlalu fokus mengaitkan helm nya. Dalam hati sangat miris, kenapa Alin? Kenapa bukan dia saja yang selama ini sekelas dengan cowok itu, sering belajar bareng juga, dan mereka juga tetanggaan!
"Selesai." Elon menjauhkan wajahnya namun terdiam ketika mendengar Sindy berucap.
"Sama gue?" Elon gagal paham dengan apa yang diucapkan cewek didepannya ini mangkanya dia terdiam.
"Maksudnya?" Cowok itu menatap Sindy bingung.
Memilin rambutnya.
"Hm apa? Gak jadi ayo deh." Sindy menarik Elon supaya cepat menaikki motor."Sudah?" tanya Elon ketika Sindy sudah duduk manis dibelakangnya.
"Sudah." Dan motor Elon pun membelah jalanan dengan kecepatan normal. Namun sesuatu yang janggal membuatnya gusar.
Melirik ke kaca spion.
"Sindy, kita diikutin. Pegangan!!" Elon langsung menaikkan kecepatan dan melaju lumayan kencang.Reflek Sindy memeluk Elon dari belakang.
"K-kok bis-bisa?" ucap Sindy terbata karena ketakutan. Elon mengabaikannya dan sesekali matanya menatap ke belakang, 1,2,3,4."Sial, ada lima motor," gerutunya pelan ketika menghitung berapa motor yang mengikutinya.
Sindy berteriak ketika motor yang ditumpanginya agak oleng karena ditendang salah satu dari mereka. Yang membuat Elon menepi di jalan yang lumayan lenggang.
"Wahhh bonceng cewek lain?? Alin nya mau di kemanain."
"Ini ya cowok nya? Kok gemulai sih." Lalu mereka tertawa bersama. Mereka sudah mengerubungi Elon yang masih diam diatas motornya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Childish X Obsesi ✅
Novela JuvenilSilakan follow sebelum membaca^^ Bermula dari pertemuan yang tak disengaja, menumbuhkan perasaan aneh dihati gadis kecil itu yang membuat dirinya nekat mengikuti segala aktivitas Elon. Khalindy Vanue, dia hanya bisa melihat tingkah menggemaskan cowo...